===•===
Kebahagiaan setelah kegelapan.
===•======•===
Ren Alzada & Daisy Nauristela
===•===Dikarenakan hari sudah sore, Zafnan dan yang lainnya pamit pulang. Untuk Khenna, gadis itu langsung pergi setelah membuatkan pudding dan bolu untuk Altaz. Tentu mood Altaz kini sedikit membaik meskipun, masih tidak menyukai Gaffa. Seperti saat ini, bocah itu mengabaikan lambaian tangan dari Gaffa yang sudah berada didalam mobil.
“Anjir Al! Adek lo masih ngambek sama gue,” adu Gaffa.
“Salah lo sendiri. Gue udah kasih tau sebelumnya.” Balas Alzada tenang.
Dia mencubit tangan Altaz yang menujukan jari tengahnya pada Gaffa. Gaffa menghela napas lantas menjalankan mobilnya. Meninggalkan area rumah Alzada dan Daisy. Altaz yang tau akan diomeli oleh Alzada pun berlari pergi. Hal itu membuat Alzada menghela napas.
Sabar, batin Alzada.
“Jangan marahin Altaz, wajarlah dia marah. Udah yuk masuk,” ajak Daisy sambil menggandeng tangan Alzada. Keduanya pun memasuki rumah dan menuju ke kamarnya.
“Chiky nendang lagi nggak?” tanya Alzada.
“Nggak nih, kayaknya cape dia nendang terus dari tadi.”
“Kamu udah mandi?”
Daisy menggeleng. Hingga beberapa saat kemudian, Daisy menatap Alzada yang tersenyum penuh arti. Wanita berbadan dua itu menelan ludahnya kasar ketika Alzada mengunci pintu kamarnya. Dia memundurkan tubuhnya ketika Alzada berjalan mendekat.
“Re–ren... Mo–Molly! Kamu harus jagain Molly.”
“Kakak Molly bukan cuman aku sayang. Ada bi Larissa juga.” Alzada melepaskan kaosnya.
“Si kembar belum ngerjain pr, Mella, Anzar, dan Anzel belum belajar. Kita harus ngawasin mer—”
“Mereka sudah besar Cutie, pasti sekarang sedang di ruang belajarnya masing-masing.”
Daisy mendudukan diri perlahan dibibir ranjang. Dia menyerah. Tidak ada lagi alasan menolak kemauan sang tuan besar Ren Alzada. Dia menggigit bibir bawahnya ketika Alzada meraba pahanya. Cowok itu menarik celana dalam Daisy membuat wanita itu tersentak kaget.
“Re... Ren?” Daisy menahan desahan ketika tangan Alzada menyentuh miliknya.
“Pemanasan dulu sayang.”
Alzada mengocok jarinya disana. Rasanya hangat dan mengetat. Alzada suka sensasi itu. Terlebih dengan wajah malu serta desahan Daisy membuat Alzada semakin bergairah. Daisy meremas seprai dan bergerak gelisah.
“Enghhh! Ren... Akuhh, ahhh!”
“Aku apa sayang?”
Daisy memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya. Ketika mencapai puncak kenikmatan, Daisy mendesah panjang. “AHHHHHH!” desahnya.
Alzada tersenyum tipis. Dia menarik jarinya dan menjilatnya dengan sensual. Tentu tanpa rasa jijik sama sekali. Daisy yang melihatnya bertambah gila. Bagaimana tidak? Alzada terlihat sangat sexy dengan hanya memakai boxer dan cairan kenikmatan Daisy yang ada dibahunya. Sepertinya Daisy sangat menikmatinya hingga mengeluarkan begitu banyak cairan.
“Enak hm?? Aku enakin lagi mau?” kata Alzada dengan tersenyum mesum.
“Ren, jang—ahhh! Enghhh! Humphhh!”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALZADAISY[End]
Teen FictionWARNING⚠ [CERITA INI MENGANDUNG UJARAN KASAR, SEX BEBAS, OBSESI, TAWURAN, KEKERASAN, DAN JUGA HAL NEGATIVE LAINNYA. DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH 15 TAHUN JANGAN BACA CERITA INI! DEMI KEBAIKAN BERSAMA, OKEY??🤸♂️] [Seri II] _____ Ini cerita tentang Re...