27.Singa yang terluka

43.4K 3.7K 1.6K
                                    

Aceng telat ya?? Wkwkwk maapin, baru beli kuota. Part panjang dan Aceng harap kalian mengisi setiap paragrafnya dengan komentar kalian. Selamat membaca, jaga kesehatan selalu, dan jangan lupa bahagia🤸‍♂️

===•===

⚠WARNING!!!

THIS STORY CONTAINS HARSH SPEECH, SEX, OBSESSION, HARASSMENT, AND VIOLENCE.

===•===

SHUT UP AND WATCH.

===•===

STUCK IN THE DARK.

===•===

   “Kak Daisy,” panggil Mella lantas memeluk Daisy. Daisy membalasnya, karena memang dia membutuhkan pelukan saat ini.

   “Sekarang kamu aman Daisy,” kata Hastri membuat Daisy menoleh. Matanya berkaca-kaca dan langsung berlari ke pelukan Hastri.

   “Makasih bude... Bude udah tolongin Daisy, makasih.”

   “Yang terpenting sekarang, kamu baik-baik saja Daisy.”

   Kini mereka berkumpul di ruang keluarga. Molla melihat kaki, tangan, serta bahu Daisy yang terdapat bekas luka. Dulu dia memang tersiksa tapi baginya sekarang Daisy merasakan 2 kali lipat darinya. Daisy yang malang.

   “Ren yang melakukan ini padamu?” tanya Molla.

   Daisy mengangguk, “di–dia jahat.”

   “Kak Ren?” gumam Mella tak percaya. Begitu juga saudaranya yang lain.

   “Molla, apa Daisy benar-benar akan aman jika disini?” tanya Hastri khawatir.

   “Entahlah, tapi akan ku usahakan bude.”

   “Bagaimana sementara waktu Daisy bersamaku?”

   Molla dan Arlan menatap Hastri bersamaan.

   “Alzada tidak terlalu mengenalku, aku akan membawa Daisy ke sebuah tempat dimana nanti hanya kalian, aku, dan suamiku yang tau.” Terang Hastri. Keduanya terdiam memertimbangkan. Kemungkinan Daisy aman dirumahnya benar-benar sangat kecil. Kalian tau sendiri bagaimana sifat dari Alzada.

   Molla menatap Daisy, “bagaimana?? Kamu mau Daisy?”

   “Selama Daisy aman dari Ren, Daisy mau mom.”

   “Baiklah, sekarang kamu istirahat dulu gih? Nanti setelah siap langsung bersama bude. Mella, antar kakakmu ke kamar.”

   Mella mengangguk patuh, “ayo kak.”

   Aristide yang mendapatkan kode dari Arlan pun mengajak si kembar pergi bersamanya. Kini, hanya ada tiga orang disana yakni Arlan, Molla, dan Hastri. Arlan sedari tadi curi-curi pandang pada sang istri. Auranya benar-benar berbeda sekarang.

   “Bude, aku ingin bicara empat mata dengan suamiku.”

   Hastri mengangguk paham, “bude ke kamar dulu.”

   Suasana mendingin. Baik Molla maupun Arlan sama-sama diam. Arlan menghela napas kemudian hendak meraih tangan istrinya. Namun detik itu juga, Molla berdiri dan pergi meninggalkan Arlan. Tentu pria itu menyusul sang istri yang ternyata membawanya ke kamarnya. Arlan menutup pintu dan tak lupa menguncinya. Kini, dia menatap Molla yang terduduk dibibir ranjang.

ALZADAISY[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang