22 Januari 2023
Selamat Membaca!
***
Membuka mata, penglihatan Samira remang-remang. Namun, dapat ia rasakan deru napas William di dadanya.
Samira menarik dagu William agar bisa melihat wajah pemuda itu sepenuhnya. William yang tenang seperti ini tampak lugu, berbeda ketika pemuda itu dalam mode marah atau iseng. Wajah garang yang menakutkan, seperti ingin memakan orang saja.
“Haruskah aku membangunkan singa yang tertidur?”
Samira bangun dari tidurnya, berjalan menuju ke toilet untuk buang air kecil.BSaat kembali, ia menatap tubuh William yang hanya mengenakan celana pendek. Menggoda iman dan membangkitkan jiwa picik Samira. Haruskah?
Sejak dulu, Samira menyayangi William. Bukan tanpa alasan, tetapi pemuda itu seringkali melindungi Samira, walaupun atas paksaan Anna, tetapi Samira tahu akan semua perbuatan William kepadanya.
Satu tindakan membuat Samira menanggalkan satu persatu pakaiannya, hingga tak helai benang pun yang tersisa di tubuh. Perbuatan hina yang terlintas di pikiran Samira demi mendapatkan William.
Entah keberanian dari mana, Samira merangkak ke atas tempat tidur, menatap wajah William dan berucap, “Apa lagi yang harus gue lakuin untuk dapatin hati kak Will?”
Samira mengecup bibir William, melumatnya. Pergerakan yang membangun sang empu. Namun, yang namanya cowok tetap sangean. Bangun-bangun langsung membalas ciuman Samira, bahkan lebih ganas
“What are you doing?” William bertanya dengan suara serak.
“Membangunkan singa?”
Sejenak, William menatap wajah Samira. Sentuhan tubuh keduanya membuat William menyadari bahwa Samira kini bebas dari pakaian. Kemudian, William mengecup bibir Samira serta tangan yang turun memastikan sesuatu. Benar, Samira telah merencanakan ini.
“Mau berapa ronde, hm?” tangan William yang mulai aktif di bawah sana. Dua jarinya perlahan mencari cela untuk masuk ke dalam liang senggama Samira, bergerak gelisah.
“Sampai engkau merasa lelah, tuan.” bisik Samira dengan nada sensual. Menggoda William untuk melakukan dosa besar.
“As you wish.” Pergerakan tangan William semakin cepat di bawah sana. Samira yang kehabisan akal, kini menarik rambut William yang sedang mengecup permukaan leher Samira.
“Say my name.”
“Yeah lord.”
“My name!” William memberikan penekan dan menggerakkan tangannya dengan brutal di bawah sana.
“Iya, kak.”
“You kidding me, hm?”
“Williaakh!” teriak Samira karena William yang menggigit dadanya. Untung saja bukan puting Samira.
William mengeluarkan tangan, kemudian mempersiapkan kejantanannya. Ini saatnya untuk bertempur William junior.
William mengeluarkan sang batang, tak lupa mengurutnya terlebih dahulu.
“Jangan harapkan pengampunan malam ini, bitch!” Samira tak menjawab karena jujur saja ia cukup lelah padahal William baru bermain tangan, belum menggunakan pusakanya.
“Feel it.” bisik William bersamaan dengan kejantanannya yang mulai bersarang di dalam liang Samira.
“Stop it, please.” panik Samira. Benda asing itu terlalu besar untuk Samira, rasanya ingin berteriak dengan keras tetapi William membekap mulutnya.