29

7.5K 292 7
                                    

Selamat Membaca!

Dua Puluh Sembilan

Adam menatap William yang mulai teler di meja bartender. Pemuda itu terus saja meminta minuman lagi dan lagi padahal tubuhnya sudah tidak tahan lagi. Sial, William benar-benar menyusahkan.

PLAK!

“SADAR GOBLOK! Kalau udah gak kuat jangan minum lagi.” Adam mengambil gelas yang berisi setengah alkohol jenis tequila. Entah itu adalah gelas ke berapa yang William teguk.

“Dam, gue kangen.”

“Dih, najis.” Adam menjauh dari jangkauan William yang mulai kehilangan kewarasan. “Kita pulang sekarang.”

“No!” tolak William dengan keras. Pemuda itu berdiri sambil menatap Adam dengan tatapan aneh. “Lo mirip teman gue.” William kemudian berjalan sempoyongan ke arah dance floor membuat Adam panik seketika.

“Anjing.” Adam menarik William. “Lo gila yah?” William tak mendengar membuat Adam kembali menarik William dengan keras. William terjatuh di lantai.

Baru-baru, Adam menghubungi Galang untuk meminta bantuan, takut jika William mulai berbuat yang tidak-tidak nantinya.

Dengan susah payah, William kembali berdiri dan berusaha berjalan. Dirinya yang sempoyongan membuat tubuhnya menabrak orang lain. 

“Punya mata gak lo? Gak usah ke bar kalau minum dikit aja langsung mabuk, banci tau gak lo?” tanpa aba-aba, William melayangkan pukulan pada pria berbadan besar itu, memberikan pukulan di wajah berkali-kali, hingga orang lain menendang tubuh William, ia terjatuh. Adam yang melihat hal tersebut langsung membantu William, hingga akhirnya terjadilah keributan antara William, Adam, juga dua preman tadi.

Setelah membuat lawannya babak belur, barulah Galang datang di TKP. Cukup disayangkan karena wajah William pun Adam kini telah lecet walau hanya sedikit.

Datang-datang, Galang langsung memberikan satu pukulan di wajah William.

“SADAR! Masalah lo gak akan selesai kalau lo kayak gini.” William terduduk di lantai. “Cabut lo berdua!” peringatan Galang untuk dua preman tadi yang tampaknya masih tak terima dengan perbuatan William dan Adam.

“Berdiri lo!” bentak Galang pada William. Meskipun dengan berat hati, tetapi William berusaha menurut kali ini. Galang mode serius lebih menakutkan dari yang bisa kalian bayangkan. Percayalah.

Dengan bantuan Adam, William berhasil berdiri. Adam juga membantu William berjalan keluar dari club tersebut menuju ke parkiran.

Namun, sebelum masuk ke dalam mobil lagi-lagi William mendudukkan tubuhnya di atas permukaan lantai basemen.

“Lang,” panggil Adam saat melihat William sepertinya tidak ingin masuk ke dalam mobil.

“Berdiri gak lo.”

“Samira mana?”

“Anjing, malu Will. Udah kepala dua kelakukan masih bocah.” sindir Adam tak habis pikir.

“Gue gak mau pulang kalau gak ada Samira.” kata William.

“Bocah!” kesal Galang sambil menampar kecil kepala William. “Samira di dalam mobil gue, buruan masuk atau gue tinggal.” Galang memberikan kode kepada Adam untuk masuk ke dalam mobil lebih dulu, membiarkan William bangkit dengan sendirinya dan ikut masuk ke dalam mobil.

“Tapi boong.” Adam dan Galang tertawa keras melihat William. Kapan lagi bisa menjahili William seperti sekarang.

Di luar prediksi BMKG, William menendang pintu mobil dengan keras.

Comfortable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang