05 🔞

168K 981 3
                                    

Area 21+ mohon bijak yah adik-adik.

Selamat Membaca!

***

"Let's play." William kemudian menanggalkan baju Samira berikut rok yang gadis itu kenakan. Hingga akhirnya Samira tak lagi mengenakan sehelai benang pun. Tak ada cela bagi Samira untuk menolak.

William dengan rakus melumat bibir Samira, sedangkan tangannya yang sedari tadi hanya bermain di payudara Samira kini perlahan turun ke bawah. Dari gunung, melewati daratan, pusaran bumi, lembah, hingga tiba di gua lembab nyaris basah.

"Kakhh.." Samira berusaha menahan tangan William yang memainkan miliknya.

Tidak bisa. William sudah tidak bisa dihentikan. Pemuda itu menarik kedua kaki Samira ke samping agar tidak menghalangi tangan William untuk bekerja. William mengelus perlahan pahan Samira dan mulai memainkan liang senggama milik Samira. Perlahan tapi pasti, William memasukkan dua jarinya kedalam milik gadis itu.

"Akkhh, Kakh." Samira menggeliat tak tahan. Ingin melompat dari tempatnya sekarang. Dada Samira yang membusung seiring dengan pergerakan tangan William di bawah sana membuat William tak ingin memberikan salah satu mainnya menganggur. Di selah aktivitas jarinya, William melahap payudara Samira dengan rakus.

Menyadari bahwa Samira semakin memberikan akses kepada William, ia segera mencabut jarinya dan mengurut sang jantan untuk segera bertempur. Dengan tak sabaran William mengangkat kaki Samira ke samping kemudian memposisikan sang milik yang tegak nan keras itu di depan liang senggama milik Samira.

"Kak, please. Ini salahh-akhhhh. Kakhhh." Samira tak tahan saat William mulai memasukkan kejantanannya ke dalam milik Samira. Perlahan air mata Samira membasahi wajahnya. Namun, William tak perduli akan air mata tersebut karena ia mulai menemukan kenyamanan surgawi.

William sengaja memelankan pergerakannya untuk menikmati setiap inci milik Samira yang sempit itu. Perlahan tapi pasti, kejantanan William tenggelam dalam milik Samira. William mendiamkan sebentar hingga tak lagi mendengar rintihan Samira.

"Sakit, kak." aduh Samira yang tak diindahkan oleh William. Pemuda itu menggerakkan perlahan miliknya. Mulai memompa tubuh Samira.

"Enak?" tanya William dengan bodohnya. Tidakkah William melihat bibir Samira yang hampir berdarah karena gigitan Samira yang menahan desahan?

William terus memompa tubuh Samira, semakin lama semakin cepat dengan tujuan untuk membuat Samira jera dan hanya dapat mendesah di bawahnya.

"Kakh, udaaAAAakhh.."

"Hm?" dengan iseng, William semakin mempercepat gerakan pinggulnya. Ia menyempatkan diri untuk menarik kedua kaki Samira ke samping agar tidak banyak gerak dan menghalangi aktivitas William. Ia hanya membutuhkan pelepasan. Bukan, penolakan.

William semakin mempercepat gerakannya. Membolak-balik tubuh Samira untuk mencari posisi yang menyenangkan lainnya. Samira kini hanyalah boneka di tangan Samira.

"AaaAkh! Kak Will gila yah?" teriak Samira saat merasakan putingnya di gigit oleh William. Spontan ia menampar pipi pemuda itu.

"Sakit tau." William membuka mata dengan mulut yang masih mengemut puting Samira. Pemuda itu tersenyum malu dan langsung membenamkan kembali wajahnya ke dada telanjang Samira.

"Apa sih?" Samira terheran-heran melihat tingkah William yang tak seperti biasanya. Pemuda itu memeluk Samira dengan posisi wajah berada tepat di dada Samira seraya mengisap puting Samira. Namun, anehnya William tadi terlihat tersenyum dan wajahnya yang tampak memerah.

"Mana sakit lagi." mendengar ucapan tersebut, William segera mengelus lembut puting Samira yang tadinya ia gigit karena gemas.

"Kak, bangun. Udah sore tau." Samira mencoba memisahkan diri, tetapi William justru sebaliknya. Pemuda itu terus memeluk tubuh Samira dengan erat. Lebih anehnya saat Samira tak sengaja menangkap aksi William yang seolah mengintip seraya tersipu.

Comfortable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang