33

8.9K 278 4
                                    

Selamat Membaca!

Tiga Puluh Tiga

William menatap Samira yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya. Sebenarnya William bisa dengan mudah mengerjakan tugas Samira, tetapi William ingin melihat gadis itu mengerjakan tugasnya dengan sungguh. Akhir-akhir ini William baru mengetahui bahwa Samira kerap membayar seseorang untuk mengerjakan tugasnya, padahal gadis itu bisa mengerjakan sendiri.

Alhasil, William mendadak cosplay bayi besar yang sedari tadi hanya memeluk perut Samira sambil sesekali melihat pekerjaan gadis itu.

“Ra?”

“Hmm?”

“Samira?”

“Apaaa?” jawab Samira sengaja memanjangkan nadanya. Ia mulai gampang emosi saat seseorang mengajak berbicara di tengah kesibukannya.

“Gue kangen.” ujar William yang tak Samira pedulikan.

“Ra?” panggil William lagi. “Samira, lo dengar gue gak sih?” William terduduk dan menatap Samira yang kini menatapnya dengan heran.

“Gue kangen.”

“Stress.”

“Lo pilih gue atau laptop.”

“Tugas.”

“Tugas atau gue?”

“Tugas.” jawab Samira cepat.

Hal tersebut membuat William mengambil alih laptop Samira dan menutupnya. William menyingkirkan benda itu ke atas nakas kemudian memaksa Samira untuk tidur meskipun gadis itu menolak keras perlakukan William.

“Aku belum ngantuk, kak. Gak mau tidur.”

“Jalan-jalan mau gak?”

“Aku mau ke rooftop.”

“Angin malam gak sehat, sayang.”

“Ya udah, gak usah.”

“Iya, iya. Kita ke rooftop. Tapi harus mau pake jaket.” dengan semangat Samira turun dari ranjang, mendahului William keluar dari kamar sedangkan pemuda itu sibuk membawakan jaket untuk Samira.

“Mau ke mana kalian malam-malam?” tanya Galang heran melihat Samira yang keluar berjalan menuju pintu diikuti William.

Sekadar info bahwa Galang sebenarnya telah membeli apartemen di depan apartemen William, itulah sebabnya Galang sering nangkring ke apartemen William jika ia merasa bosan.

“Rooftop.”

“Ngapain lo masih di sini?”

“Dompet gue ketinggalan tadi.” jawab Galang sambil menunjukkan dompet di tangan. William hendak melanjutkan langkah kakinya saat Galang mencegat tangan pemuda itu.

“Istri gue kayaknya mau lahiran deh, gimana dong?” bisik Galang pada William. Ada nada panik dari suaranya.

“Istri pala lu.”

“Serius. Minggu lalu dokter bilang kalau dia bakalan lahiran sekitar dua Minggu lagi, tapi itu istri gue udah gak tenang hidupnya.”

“Lo bisa stop bilang istri gak?”

“Bantuin gue tapi.”

“Bantu apaan?” tanya William penuh selidik.

“Biar gak ketahuan, Papa.”

“Lang! GALANG!!” teriak Samira dari arah pintu. Suara gadis itu spontan membuat Galang, William, bahkan Adam yang sedang tidur di sofa langsung bangun karena panik.

Comfortable Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang