Kembali

1.5K 82 0
                                    

Doyoung menatap layar ponselnya yang menunjukkan sebuah foto dirinya dengan seseorang. Sama sekali belum mengalihkan pandangannya dari layar ponsel itu. Dadanya terasa sesak, namun ia sudah lelah untuk menangis.

"Dob"bahunya di tepuk pelan. Ia menoleh, mendapati Hyunsuk, kakaknya yang berdiri tepat di belakangnya.

"Udah mau malam. Masuk, yuk? "

"Iya, kak. Masuk aja dulu. Nanti aku nyusul"

"Nggak. Kita masuk bareng-bareng. Ayo"

Diam sebentar, sebelum akhirnya kepalanya ia anggukkan. Hyunsuk tersenyum. Menggenggam telapak tangan sang adik, lalu menuntunnya untuk masuk ke dalam rumah. Lebih tepatnya, ke ruang makan.

"Makan, ya. Tadi bibi udah masak makanan kesukaanmu"

"Tapi aku nggak laper"

"Jangan bolos makan lagi. Kamu dari pagi belum makan. Jangan kaya gini. Nanti kamu sakit. Kakak tahu, rasanya pasti berat, kan? Tapi gimanapun juga, kamu jangan nyiksa diri kamu sendiri. Kakak yakin, kalau dia tahu keadaanmu sekarang, dia nggak bakal suka. Orang kamu nggak jaga kesehatan gini. Badan kamu juga makin kurus"

Doyoung diam menyimak. Dipikir-pikir, apa yang di katakan Hyunsuk benar. Ia tak boleh sakit.

"Iya-iya, aku makan"

Hyunsuk tersenyum. "Nah, gitu dong"

Makan malam itu berakhir. Keduanya kini sama-sama kembali ke kamar mereka masing-masing. Dengan Hyunsuk yang sibuk mengerjakan tugas kuliahnya, sedangkan Doyoung berada di balkon kamarnya, sibuk menatap bintang di langit sana.

"Kak, kapan balik? Kakak nggak kangen dobby, ya? "Matanya memanas. Memori masa lalu bersama seseorang itu kembali berlalu lalang di otaknya.

"Dobby punya salah sama kakak? Kok kakak nggak balik-balik sih? Dobby kangen"dan akhirnya, air mata yang mulanya terbendung itu mulai menetes. Membasahi pipinya yang mulai mengurus.

Seakan mengerti apa yang di rasakan, langit di atas sana mulai terlihat mendung. Kilatan-kilatan cahaya muncul tanpa berniat mengeluarkan suara. Dan akhirnya, rintikan air hujan turun. Malam ini, ia menangis bersamaan dengan turunnya rintikan air hujan.

Matanya terbuka perlahan, kala merasakan sinar matahari pagi mengintip dari balik tirai yang sedikit terbuka. Ia mengerjap. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke pengelihatannya.

Tunggu. Ia merasa ada yang aneh. Lelaki manis itu mendudukkan diri. Mencoba mengingat sesuatu yang mengganjal.

"Tadi malam aku ketiduran di balkon? Kok, sekarang di kasur? "Monolognya.

"Nggak mungkin kak Hyunsuk"
Mengingat tinggi Hyunsuk yang lebih pendek darinya.

"Doy? "Hyunsuk menyembulkan kepalanya dari balik pinty kamar adiknya.

"Kenapa, kak? "

"Persiapan gih. Sarapan udah kakak siapin. Jangan skip makan! Kakak mau ke Indosember dulu. Kalau nanti kakak belum pulang, berangkat dulu aja nggak papa"

"Iya"

"Satu lagi. Kakak nanti ada kuliah sore. Mungkin waktu kamu pulang kakak ngampus. Dirumah sendiri nggak papa? Atau kakak suruh bibi temenin sampe kakak selesai kuliah?"

"Nggak usah. Nggak papa kok"

"Yaudah. Kakak keluar ya. Cepet siap-siap. Jangan sampai telat"

"Iya, kak... Iya"

Doyoung segera bangkit, lalu berjalan menuju kamar mandi.









"Baik anak-anak, sampai sini dulu pembelajaran kita hari ini. Silahkan kemasi peralatan kalian. Terimakasih atas waktunya. Permisi"

DoyoungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang