Doyoung mendengus sebal. Sedari tadi Junghwan hanya mengabaikannya dan fokus pada ponsel di tangannya.
"Kamu kalau kesini cuma mau main hp mulu, mending pulang. "
Junghwan mendongak, menatap pujaan hatinya yang berdiri sembari memasang wajah kesal.
"Sebentar, ini lagi ngurus tugas, sayang. Sini pangku aja, kamu marah-marah terus. "Junghwan menarik pinggan Doyoung. Mendudukkan yang lebih kecil dipangkuannya.
Doyoung pun memurut. Karena memang ia rindu dimanjakan oleh Junghwan, tapi terhalang dengan kegiatan Junghwan yang padat. Kepalanya disandarkan pada bahu kokoh Junghwan. Sedangkan si pemilik bahu tetap fokus pada ponselnya.
Selang beberapa menit kemudian, Junghwan meletakkan ponselnya. Tangannya beralih untuk mengusap lembut punggung sempit Doyoung.
"Udah selesai? "
"Udah. Sekarang kamu minta apa? "
"Minta diperhatiin. "
Junghwan terkekeh. "Kecilku ini minta diperhatiin ya? "
"Iya. Soalnya kamu sibuk terus, akunya dianggurin. "
Tangan Junghwan bergerak untuk menjauhkan kepala Doyoung dari bahunya. Menangkup pipi yang sedikit tembam itu.
"Maaf ya. Tugas aku emang lagi banyak banget, jadinya kamu dianggurin. Tapi sekarang udah selesai kok. Bisa manjain kelinci kecilku ini, deh. "
Doyoung mengangguk. "Hwan nanti malam nginep aja ya? "
"Nginep dimana, sayang? Disini? "
"Iya. "
"Yaudah. Nanti nginep deh. Kamu mau minta apa emang? "
"Mau cuddle. Nanti Junghwan aku kekep biar nggak bisa kemana-mana. "
Junghwan tertawa, mencolek hidung kecil milik Doyoung. "Kebalik. Kamu yang aku kekep. "
Demia apa? Demikian idenya udah mentok.