1/3

1.1K 65 0
                                    

"Mati lo, sialan! "

Pukulan bertubi-tubi terus ia lemparkan pada lawan di depannya. Tak peduli wajahnya penuh lebam, bahkan darah segar mengalir begitu saja akibat pukulannya.

Tangannya berhenti memukul saat lawannya itu pingsan. Dan dengan mudah, ia melepaskan cengkraman pada kerah baju orang itu, menyebabkannya terjatuh dengan suara yang lumayan keras.

Baru saja ingin keluar dari bangunan tua itu, seseorang muncul dari balik pintu.

"Kebodohan apa lagi yang lo buat kali ini? "Tanya orang itu, menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Tatapannya tajam, seolah ingin menghabisi lawan bicaranya.

"Lo nggak lihat gwe habis apa? "Tanyanya balik, terlewat santai. Ia melangkah maju, menatap orang itu dengan sengit.

"Lo beruntung karena cuma gwe yang jadi saksi mata, Kim Doyoung"

"Kalaupun ada oranglain yang lihat, gwe nggak bakal keberatan"ujarnya, mengangkat bahu seolah tak peduli dengan apapun kemungkinan yang akan terjadi jika aksinya tadi di lihat oranglain.

"Minggir, gwe mau lewat"

"Habis ini balik ke asrama. Jangan keluyuran"

"Atas dasar apa lo nyuruh gwe? "

"Atas dasar biar lo nggak ninju orang lagi"

Doyoung berdecak malas. Lalu menabrak orang di depannya dengan lumayan keras, membuatnya mundur beberapa langkah.

"Lo nggak perlu ngawasin gwe kemanapun gwe pergi. Gwe tahu apa yang harus gwe lakuin, Kanemoto"
Setelahnya, ia pergi begitu saja. Meninggalkan seseorang yang baru saja ia sebut dengan Kanemoto itu dengan perasaan jengkel.

































Pukul 2 dini hari, Doyoung baru saja memijakkan kakinya di depan pintu asramanya. Telunjuknya menekan beberapa angka untuk dapat membuka password dari kamar miliknya.

Namun baru saja masuk dan ingin menutup pintu, ponselnya bergetar. Ia mendapat sebuah panggilan.

"Dateng ke markas sebelah sekarang"

"Mau apa lagi? Gwe baru aja sampe asrama"

"Lo nggak mau ngambil flashdisk? "

"Gwe kesana sekarang"

Doyoung kembali keluar dari kamarnya. Tak lupa menutup kembali  pintunya. Lalu bergegas turun kebawah, menaiki motor miliknya dengan kecepatan yang cukup tinggi.

Sampai dimana tempat yang ia tuju, Doyoung menuruni motornya. Dan disambut oleh beberapa temannya.

"Flashdisk yang kita cari ada di ruang ketua mereka. Gwe yakin, walaupun markas mereka kelihatan sepi, tapi mereka pasti punya jebakan"ujar Riki.

Doyoung mengangguk. "Kita masuk tanpan rencana? "

"Nggak ada yang perlu di rencanain. Kalau misal kepergok, langsung baku hantam aja"Jungwon menimpali.

"Se-enggaknya harus ada yang jaga di luar"Semua mengangguk mendegar penuturan Nicholas.

"Gwe sama Nicholas bakal jaga diluar. Lo, Riki sama Jungwon masuk. Buat jaga-jaga, siapa tahu di dalem ada orang. Kita nggak tahu apa yang mereka rencanain setelah ini"Ujar Jake.

Doyoung mengangguk. "Kita masuk dulu. Kalian jangan lupa kabarin kita yang ada di dalem kalau ada orang dari luar yang mau masuk"

Nicholas dan Jake mengangguk. Setelahnya, mereka menjalankan misi yang mereka buat.

DoyoungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang