Mulai suka

981 70 0
                                    

Doyoung, si manis wajahnya, tapi tidak dengan perilakunya yang cenderung kasar, juga pecinta mobil lamborghini. Disatukan dengan Mashiho, anak geng motor yang sifatnya sedikit kejam juga dingin.
Keduanya telah terikat dalam hubungan percintaan karena sebuah tantangan dari teman-teman mereka.

Tapi bukan berarti karena hubungan itu, keduanya akur. Ingat. Hanya karena sebuah tantangan. Keduanya belum saling menaruh hati untuk saat ini. Atau mungkin sudah, tapi tidak saling mengungkapkan saja? Jangka waktu yang kurang lebih 2 bulan itu belum juga membuat mereka akur.

Seperti pagi ini. Doyoung tengah berdecak sebal karena di depan mobil kesayangannya, ada Mashiho yang menghadang dengan sebuah motor.

"Woy! Minggir! "Teriaknya, setelah membuka sedikit kaca mobilnya.

Bukannya menjawab, yang lebih tua malah menuruni motornya, serta melepas helm yang sedaritadi menutupi wajahnya. Berjalan mendekat pada mobil milik Doyoung.

"Minggir tolol! Ini lagi di jalan"

"Di pinggir jalan, nggak bakal ganggu"

"Tck! Mau apa lo? "Tanya yang lebih muda, menatap sengit pada Mashiho yang menatapnya datar.

"Malem, kemana? "

Doyoung mengernyit. Merasa bingung juga kesal dengan pertanyaan tidak jelas dari Mashiho. "Apanya? Lo ngomong yang jelas dong"

"Ntar malem. Lo kemana? "

"Ada urusan apa lo tanya begitu? "

Mashiho berdecak malas. "Tinggal jawab, apa susahnya? "

"Susah. Kenapa? Ribet lo jadi orang. Minggir"doyoung hendak kembali menutup cendela disampingnya, namun tangan Mashiho menahannya.

"Nggak usah aneh-aneh lo. Kalau sampai gue tau lo pergi ntar malem, lihat aja"

"Aneh lo. Inget perjanjian di awal. Kita pacaran gara-gara dare. Dan di dalam hubungan yang palsu ini, gak ada yang boleh ikut campur urusan masinghmasing. Pikun lo? "

Mashiho mencengkram kerah baju Doyoung, membawa wajah keduanya mendekat. Tentu hal itu membuat sang empu terkejut.

"Gue bilang jangan keluar malem ini"
Ucap Mashiho serius. Matanya tak lepas untuk memandang yang lebih muda. Diam-diam, Doyoung merasakan debaran aneh.

"Jauh-jauh lo"

Tangan Doyoung terulur mendorong bahu Mashiho. Membuat Mashiho kali ini mengalah. Ia mundur beberapa langkah untuk menjauh dari Doyoung.

Dengan tatapan kesal dan perasaan yang sepertinya dongkol itu, Doyoung kembali menutup kaca mobilnya. Kembali melaju dengan kecepatan diatas rata-rata.

Mashiho yang memperhatikan laju mobil kekasih setingannya itu hanya tersenyum. Sudah biasa ia melihat Doyoung yang menyetir dengan tidak sabaran.































































Doyoung memasukkan buku-bukunya dengan kasar. Tak peduli jika nantinya akan tertekuk atau bagaimana. Intinya hari ini dia kesal.

Dimulai dari bangun tidur pagi tadi ia malah terpleset di kamar mandi, Mashiho yang membuang-buang waktunya, dan dosennya yang tadi terlambat 15 menitan, tali setelah masuk ke dalam kelas malah banyak mengomel daripada mengajar.

Juga jam istirahatnya yang molor. Harusnya kelasnya sudah istirahat dari beberapa menit yang lalu. Tapi dengan se-enaknya, dosennya malah mengulur waktu.

Kelas selanjutnya juga akan dimulai sekitar 1 menit lagi. Dan demi apapun, ia merasa lapar sekarang. Sepertinya ia tidak makan makanan berat dari kemarin siang.

"Doy"

Doyoung menoleh kebelakang. Menemukan Sunoo yang tengah memanggilnya. Doyoung mengangkat sebelah alisnya.

"Nanti malem jadi, kan? "

Doyoung tampak diam sebentar, sebelum akhirnya ia mengangkat bahu. Sunoo mengernyit bingung.

"Lah? Maksud lo kaya begitu apa? "

"Gak tau"

"Kok gitu? Tumbenan? Lo biasanya masalah balapan gas ngeng. Ini kenapa? "

"Mashiho ngelarang gue? Nggak tau juga kenapa? "

"Widih... Jadi ceritanya lo mau taat sama larangan dari pacar lo itu? Udah cinta lo? "

Doyoung mencibir mendengar nada bicara Sunoo yang terkesan mengejek.

"Gue nggak ya! "

"Halah. Tunggu tanggal mainnya aja. Masa iya dua bulan pacaran nggak ada rasa? Tinggal sebulan lagi darenya selesai"

"Bagus dong. Gue juga udah muak"

"Nggak percaya gue"

Setelahnya, sebuah jam tangan mahal hampir saja terlempar pada kepala Sunoo, jika saja dosen belum masuk kelas sekarang.








































Doyoung meregangkan otot-ototnya, lalu beranjak dari tempat duduknya. Ia akan pergi ke kantin bersama Sunoo sekarang. Setelah menahan rasa lapar yang entah sudah berapa jam.

Ditengah acara makan keduanya, Mashiho datang menghampiri bangku kantin yang mereka duduki.

"Noo, dicari Jake"

"Oh? Iya, bang. Makasi. Gue duluan ya kalau gitu"

Beruntung makanan milik Sunoo sudah tandas. Jadi dirinya bisa langsung pergi. Pesanan juga sudah mereka bayar awal tadi.

Kini tinggalah Mashiho dan Doyoung.
Dengan Mashiho yang memandang manusia di depannya. Sedangkan yang dipandang fokus pada benda pipih miliknya.

Mashiho yang tidak tahan dengan pemandangan di deoannya, dengan paksa mengambil ponsel milik Doyoung.

"Mak---

"Makan nggak usah hp an. Makan ya makan"tegur Mashiho.

Doyoung mendengus. "Serah gue dong. Orang gue yang ngelakuin, elo yang sewot"

"Gue gak suka orang lagi makan sambil hp an. Gak usah banyak omong. Makan"

Bukannya kembali menyuapkan makanan kedalam mulutnya, Doyoung justru meletakkan sendoknya.

"Makan"

"Kenyang"

Mashiho menghela napas kasar.

"Gue beneran soal omongan gue pagi tadi"

"Apa? "

"Jangan kemana-mana. Dirumah aja. Gue temenin"

Doyoung menatap Mashiho dengan heran. "Lo kenapa sih? "

"Lo mau balapan sama Erick, kan? Nggak usah. Malem ini lo sama gue aja"

Doyoung semakin bingung. "Lo kenapa? "

"Nggak kenapa-napa. Aneh ya gue kaya gini? "

Doyoung mengangguk, membenarkan ucapan Mashiho.

"Kalau gue bilang gue mulai jatuh cinta sama lo, gimana? "

Doyoung mengangkat bahu acuh.
"Gak gimana-gimana. Gak ada yang larang juga. Wajar kok, gue kan cakep"

Mashiho terkekeh. "Gue beneran. Setelah gue kasih pengakuan ini, jangan kaget kalau hari-hari berikutnya gue deketin lo. Lo juga nggak masalah kan tadi? "

Mata Doyoung melotot tidak terima. "Gue cuma bilang nggak masalah kalau lo jatuh cinta sama gue doang. Gue nggak ada bilang kalau gue ngebolehin lo deketin gue"

"Bodoamat? "

Mashiho kemudian bangkit dari duduknya. "Gue duluan. See you, babe"setelah memberi usakan pada rambut yang lebih muda, Mashiho beranjak pergi dari sana.

Meninggalkan Doyoung dengan rasa keterkejutannya.















DoyoungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang