Doyoung mengguncangkan lengan Hyunsuk berkali-kali. Berharap bahwa kekasihnya tidak lagi merajuk."Kak Suk jangan marah.... Dobby minta maaf"
Entah sudah berapa kali ia mengucapkannya, tapi yang jelas Hyunsuk belum meresponnya. Hati mungilnya sedikit tercubit. Walau sebenarnya ia takut dengan Hyunsuk yang marah, tapi ia tetap membujuknya.
"Kamu diem atau kakak pergi? "
Doyoung yang mendengar itu sontak berhenti. Posisinya yang sedaritadi memang duduk di pangkuan Hyunsuk, akhirnya menyandarkan kepalanya ke dada yang lebih tua. Sedangkan Hyunsuk sendiri masih sibuk dengan layar laptop di depannya.
"Kakak maafin dobby ya? "
Ujar Doyoung sekali lagi. Kini suaranya bergetar karena menahan isak tangis yang sedaritadi ia tahan agar tidak keluar.
"Kak Hyunsuk.... "
"Aku bilang diem ya diem dulu, Doyoung"Ujar Hyunsuk mutlak. Suaranya menyiratkan ketegasan yang tidak ingin di bantah.
Akhirnya Doyoung diam dengan rasa nyeri di hatinya. Masih terus menyandarkan kepalanya di dada milik Hyunsuk dengan bibir yang terkatup rapat.
Beberapa menit setelah selesai dengan tugasnya di laptop, kini Hyunsuk mengalihkan atensinya kepada sosok yang duduk di atas pangkuannya dan bersandar di dadanya. Beberapa tepukan pelan ia daratkan di punggung sempit kekasihnya, namun tak kunjung mendapat balasan.
"Doyoung"
Hening. Tak ada sahutan.
"Sayang? "
"Hm"
Deheman pelan itu membuat senyum Hyunsuk terukir tipis. "Ngantuk? Mau tidur? "
Dengan pelan Doyoung mengangkat wajahnya. "Mau pulang"
"Pulang kemana? "
Doyoung mengernyit. "Kerumahku lah? "
"Disini aja. Lagian kamu mau ngapain sih pulang? "
"Emang aku disini juga mau ngapain? "
"Ngapain aja. Jangan pulang. Lagian kamu di rumah juga sendiri kan? Mending disini"
"Orang aku maunya pulang"
Hyunsuk menghela napas pelan.
"Pulang aja coba. Udah aku tutup semua akses keluar masuk. Pintu cendela aku kunci semua. Mau lewat mana kamu? "Melihat wajah tak terima Doyoung membuat Hyunsuk terkekeh. Diusapnya surai itu dengan lembut.
"Kok jadi kamu yang ngambek sama kakak? Kan harusnya kakak yang marah"
"Alay. Ngapain marah cuma masalah sepatu aku jebol? "
"Loh? Ya harus dong. Lagian kamu kenapa nggak beli yang baru? Atau nggak minta aku beliin? Jangan kaya nggak punya uang gitu dong. Kan jadinya kamu di kata-katain sama orang nggak punya otak itu"
"Mana kutau kalau jebol. Orang aku bawa berangkat masih oke kok"
"Yaudah-yaudah. Buang aja ya sepatunya? Nanti kakak beliin yang baru. Mau apa? "
"Nggak usah. Sepatu aku juga masih ada yang lain. Lagian jebolnya juga cuma sedikit. Masih bisa diperbaiki"
"Buang aja. Kalau nggak diperbaiki, terus di sumbangin"
"Sepatu bekas loh? "
"Ya nggak papa. Lagian udah bagus lagi habis di perbaiki"
Doyoung sudah kehabisan kata-kata. Selalu saja seperti ini. Hyunsuk dengan uangnya yang banyak pasti selalu seperti ini. Bahkan pernah ketika handphonennya terjatuh dan ada goresan sedikit, Hyunsuk langsung membelikannya yang baru.
"Terserah kamu aja deh"
"Aku serius. Nanti kita langsung cari sepatunya ya? Mau yang mana aja, pilih"
Doyoung mengangguk pasrah. Menolakpun pasti Hyunsuk tetap membelikannya.
Hadirkan seseorang untukku seperti Hyunsuk🙏