Flirt

1K 48 7
                                    

Doyoung benci sama yang namanya Yedam! Menurut Doyoung, Yedam itu adalah musuh baginya. Alasan pertama, Yedam adalah tetangga yang menyebalkan. Alasan kedua, Yedam suka gombal sana sini, ntah itu sadar atau nggak. Kan Doyoung tersaingi :(

Seperti malam ini. Doyoung yang sedang asik belajar sambil mendengarkan matsuri dengan suasana yang tenang. Awalnya. Sebelum sebuah genjrengan gitar terdengar lumayan keras. Doyoung tak masalah jika suaranya bagus. Masalahnya ini acakadul.

Doyoung bangkit dari kursinya. Berjalan menuju cendela kamarnya, membukanya, lalu menarik napas dalam.

"WOY BERISIK! "

Setelah suara teriakan Doyoung yang terdengar nyaring, genjrengan gitar abstrak itu berhenti. Disusul dengan terbukanya sebuah cendela kamar milik tetangga samping rumahnya. Menampilkan wajah tanpa dosa, dan memberikan cengiran yang menurut Doyoung menyebalkan.

"Sory. Lagi ngecek gitar gwe. Soalnya kan kemarin baru lo banting. Siapa tahu rusak"

Doyoung mengerlingkan matanya malas. "Gwe banting nggak pake tenaga dalem. Nggak usah lebay. Gini-gini gwe masih punya hati"

"Gwe ambil boleh? "

Doyoung mengernyit bingung. "Apaan? "

"Hati lo"Yedam menaik turunkan alisnya. Tersenyum genit kearah Doyoung.

Bohong jika Doyoung mengatakan seseorang didepannya ini tidak tampan! Tampan! Doyoung mengakuinya.

"Ambil aja hati ayam noh. Enak"

"Hahaha... Iya deh. Lo cariin ayamnya ya besok. Mumpung minggu"

"Buset. Cakep bener ketawanya bang?! "Batin Doyoung.

Doyoung yang sadar dan merasa aneh pada dirinya sendiri menggeleng beberapa kali. Hal itu tak luput dari pandangan Yedam yang menatapnya bingung.

"Kenapa lo? Pusing? "

"Kepo"Doyoung menatap Yedam sini, lalu menutup cendela kamarnya.

Mood belajarnya hilang. Ia menutup bukunya, mematikan lagu kesukaannya, lalu siap untuk tidur dikasur empuknya.

Matanya sudah tertutup. Namun belum tidur. Karena ia sedang halu membayangkan jika dirinya bertemu dengan Park Jeongwoo. Salah satu idolanya dari group bernama TrejoKarun.







































"Sayang... Bangun"

Doyoung menggeliat dalam tidurnya.

"Bentar, bunda... Dobby masih ngantuk"

Oknum yang membangunkan malah tersenyum tidak jelas.

"Bangun dong. Udah pagi banget ini"

Doyoung diam. Namun berikutnya ia mengernyit. Menyadari sesuatu, bahwa suara orang itu bukanlah suara bundanya. Mata yang tertutup itu terbuka perlahan.

Doyoung melotot kaget, ia langsung melompat dari kasurnya. Membuat tubuhnya tak seimbang dikarenakan nyawanya yang belum terkumpul sepenuhnya.

Alhasil ia jatuh terduduk. Dan didekati oleh si oknum pembangun dengan muka khawatirnya.

"Lo nggak papa? Sakit nggak? "

"Babi? Ngapain lo disini, hah?! "

Yedam menutup telinganya. Suara Doyoung sangat kencang.

"Jangan teriak. Masih pagi ini"

"Ya lo ngapain disini hah?! Mau maling ya lo? "

"Ganteng gini dikata mau maling. Tapi iya sih. Kalau maling hati lo gwe nggak keberatan. Tapi kalau maling harta benda lo nggak dulu. Gwe bisa beli sendiri"

DoyoungieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang