79 • Bulan Tahu Dimana Ia Tenggelam

7.1K 718 62
                                    

Bulan lihat Aya berjalan menuju ke arahnya—tanpa ekspresi setelah Samudra berjalan keluar dari kelas—setelah laki-laki itu mencoba membantu Bulan. Gadis itu tidak bisa berkata apa-apa saat perempuan tercantik yang paling ia sayangi tepat di depan matanya. Bulan diam, canggung. Namun ia memberanikan diri menatap mata dan mulai bicara.

"Ya?"

Sebuah tamparan keras mengenai pipi perempuan itu.

Air mata itu menetes begitu saja dari mata Cahaya, dia tersenyum, namun matanya menunjukkan amarah dengan gadis bodoh ini.

Angin menusuk jantung saat mata Cahaya menatap dalam matanya, Bulan cuman bisa memegang pipinya diiringi tawa dari gadis-gadis di sekelilingnya.

Kemudian perempuan itu pergi meninggalkan Bulan dengan hati yang tiba-tiba menjadi semakin perih. Tidak terelakkan betapa rusak hatinya kini. Sudah berapa kali ia katakan pada Tuhan bahwa Bulan sayang Aya, ia rela melakukan apapun untuk Cahaya, bahkan bila ia dipersembahkan untuk dewa lautan demi Aya—gadis tolol ini pasti lakukan. Asal Cahaya bahagia, asal Aya tersenyum, asal Aya tertawa lagi bersamanya. Bulan akan lakukan itu, meski dirinya dicium gurita.

"Caper banget sih, lagian." Shania memanasi. Musuh Aya yang menjadi teman sekarang. Jesika sama saja.

"Lu enggak kasian apa lihat Aya, Kuda Nil?!" Salma bertanya. Ia yang paling kuat.

"Kok lu bisa sejahat itu sama Aya, Lan?" Audrey menangis karena ia juga sayang Cahaya.

"Murahan banget sih."

Cahaya itu pusat rotasi, semua planet dan satelit mengelilinginya termasuk Bulan itu sendiri. Siapa yang tidak menyayangi Cahaya dengan sepenuh jiwa dan hatinya? Bulan selalu sadar jika ia cuman perempuan tolol yang mengejar obsesinya terhadap laki-laki. Gemintang benar, harusnya Bulan enggak harus berubah cuman buat seorang pria. Mengapa dia murahan sekali, ya?! Mengapa perempuan jelek nan tolol ini tidak menjual dirinya saja sekalian?!

Maka yang dia lakukan sekarang berteriak, ingin memaki dirinya sendiri. Membanting sapu yang ia pegang sedari tadi ke lantai. Membuat empat gadis di hadapannya terkejut. Karena ia lelah kali ini.

"LU UDAH GILA?!"

"AKU EMANG GILA, SAL!" teriaknya. "Aku tau aku murahan!Enggak perlu ada yang ngasih tau itu lagi ke aku! Jadi bisa berhenti ngebuang waktu kalian cuman buat aku?!

"KITA SAMA-SAMA MURAHAN, KALIAN TAU ITU!"

Salma menampar pipi Bulan. "JANGAN SAMAIN KITA SAMA LO, KUDA NIL!" Air mata itu keluar dari Salma. "Lo udah gua anggap temen saat itu, saat Aya nyuruh gua sama Audrey untuk nemenin lo! Gua dari awal emang enggak suka sama lo—karena apa? KARENA LO ANEH!

"Tapi Aya bersikeras kalau lo anak yang baik. Lo orang yang pengertian, pendengar yang baik. Dan hingga akhirnya gua dan Audrey yakin itu juga. Tapi apa yang lo lakuin buat Aya, hah?!

"BISA JAWAB GUA, GAK?!" Salma bergemetar. "ENGGAK BISA JAWAB KAN, LO?!"

Bulan cuman diam. Ingin melawan, namun memang kenyataan seperti itu. Dia murahan, dia perempuan jelek nan jahat yang ada di cerita dongeng.

"Gua enggak akan bikin hidup lo penuh tawa, Kuda Nil." Salma menambahkan. "Lo tau, Aya enggak pantes dapet sahabat kayak lo," bisiknya di telinga.

Salma pergi kemudian, diikuti Audrey. Shania menempeleng Bulan terlebih dahulu sebelum ikut pergi meninggalkannya di kelas dengan sapu yang tergeletak di lantai dan sampah berserakan. Jesika mamperburuk keadaan dengan menginjak-injak sampah di sana.

Bulan lemas. Dia berjanji tidak akan menjadi perempuan lemah lagi, dia berjanji tidak akan menyulitkan orang lain lagi. Namun ia punya kartu mati di hatinya, satu gadis paling cantik di hidupnya.

Bulan menangis sejadi-jadinya, karena itu Aya, Bulan menangis untuk Cahaya. Bulan cuman bermimpi bisa melihat adiknya sukses di kemudian hari, namun kali ini ia menambah satu mimpi lagi saat menangis.

Melihat senyuman manis Aya kepadanya lagi, ia akan simpan senyum itu sendirian, letakkan di lemarinya yang hangat, melihat setiap hari kala ia kangen dengan senyuman itu. Bulan memohon pada semesta agar mengabulkan mimpinya ini, bahkan bila itu menyakitkan hati.

...

a.n

halo, kalian harus tau aku buat tulisan ini cuman 45 menit. jam ini juga. karena apa? karena tiba-tiba aku semangat liat hate komen kalian. plis aku aneh banget.

omong-omong emang setiap ban cuman 500 kata. jadi dikit banget, karena apa? yak betul, aku penulis males.

salam,

bukan buaya

Aku Akan Mencintaimu Jika Kamu Sudah Terlihat CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang