"Kepada Ruri Dhananjaya! Gue suka sama lo! lo mau jadi pacar gue?"
akibat memilih dare, Rumi terpaksa menerima tantangan untuk menembak Ruri cowok yang terkenal dengan title 'playboy' dari teman-temannya, tidak sampai disitu saja, ia bahkan diminta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ruri tersenyum kecil setelah melihat mind mapping yang dibuat Rumi tentangnya, cowok itu bahkan sampai berulang kali membaca tulisan demi tulisan. Ia menyukai cara Rumi memandangnya, suka bagaimana Rumi mendeskripsikannya.
"ini foto gue yang mana?" gumam Ruri sambil memandangi fotonya yang berada ditengah-tengah tersebut.
"apa gue harus buat mind mapping tentang Rumi juga?" ucap cowok tersebut.
Ruri pun mengambil HP-nya yang berada di atas meja kemudian mengambil foto mind mapping tersebut. baru saja ia ingin membalik ke halaman berikutnya, tapi suara lenguhan dari Rumi membuat Ruri berhasil terjaga. Cowok itu menatap sosok Rumi yang kini berhadapan tepat dengannya.
Wajah cewek itu begitu damai jika sedang tertidur, karena takut Rumi tiba-tiba saja terbangun pada akhirnya Ruri memutuskan untuk menyimpan buku tersebut ke dalam tas cewek itu. Ruri pun sedikit membenarkan letak selimut yang digunakan Rumi. Cowok itu menatap ke arah jam dinding besar yang tergantung tepat di atas TV-nya.
"masak, deh," ucap Ruri.
Sebelum dirinya benar-benar beranjak dari tempat duduknya, Ruri dengan cepat mengecup dahi Rumi dan membiarkan cewek itu tidur sepuasnya.
***
Rumi terbangun begitu hidungnya mencium aroma yang begitu harum sampai-sampai perutnya berbunyi karena bau tersebut. cewek itu mengerjab beberapa kali, mencoba mengumpulkan kesadarannya, beberapa menit kemudian barulah Rumi bangkit duduk dari posisi tidurnya. Matanya lalu memandang ke arah jendela luar di mana langit sudah berubah jadi gelap.
"gak sadar sampai kebablasan," batin Rumi.
Ia lalu menatap selimut yang sekarang menutupi kaki bawahnya, Rumi lalu tersenyum kecil, tak perlu menebak siapa yang memberikan selimut tersebut. ketika cewek itu ingin beranjak, sekali lagi aroma yang begitu harum tertangkap oleh hidungnya, Rumi kemudian melangkah ke sumber aroma tersebut.
Tak jauh dari ruang tamu, Rumi menemukan sebuah dapur yang begitu luas, meja dan dindingnya terbuat dari granit putih dengan corak abu-abu, terdapat empat buah kursi mini bar dan empat buah lampu memanjang ke bawah seperti tetesan air. Dibalik meja makan tersebut, Rumi melihat sosok Ruri yang tampak sibuk memasak sesuatu.
Di atas meja pun sudah terdapat beberapa makanan, Rumi mencoba sebaik mungkin untuk tidak menimbulkan suara, ia tak ingin mengganggu konsentrasi Ruri. Tapi usahanya itu gagal ketika cowok itu secara tiba-tiba berbalik ke belakang dengan kedua tangannya yang memegangi sepiring makanan yang baru saja selesai dibuatnya.
Ruri tersenyum kecil, "hai, gimana tidur lo?" tanya cowok itu sambil menata meja makan.
Rumi tersenyum canggung, ia kemudian menarik kursi yang ada di depannya dan duduk di atas sana, "nyenyak, makasih buat selimutnya," jawabnya kecil.