"tebak siapa yang ada di depan," ujar Katya yang kini tengah berdiri di ambang pintu kamar ia dan kakak nya.
Rumi yang tengah memasukkan beberapa buku ke dalam tas nya lalu menoleh dengan cepat, "siapa?" tanyanya dengan nada bersemangat.
"Kak Matheo," jawab Katya dan sekali lagi dapat dilihat nya ekspresi kecewa tergambar di wajah Rumi.
"berharap Kak Ruri yang datang?" tanya Katya.
Ia tak mendapatkan jawaban apa pun, Rumi lantas menutup tasnya begitu sudah memasukan semua buku yang diperlukannya, cewek itu lalu melangkah keluar kamar, ia masuk ke kamar orang tuanya untuk berpamitan dengan Davira.
"biar Katya yang antar Iva ke TK," ucap Katya cepat begitu melihat Rumi mengambil ransel milik adik mereka.
"gue bis—"
"Iva bakal banyak tanya kalau dia liat bukan Kak Ruri yang jemput."
Masuk akal, adik mereka itu pasti akan protes begitu melihat mobil yang berbeda dari biasanya, bukannya melunjak hanya saja Iva sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Ruri apalagi cowok itu begitu mudah untuk dekat dengan sang adik bungsu, mungkin karena sesama anak bungsu jadinya kedua orang itu begitu mudah dekat.
"gue pergi dulu," ujar Rumi.
Diluar rumah ia sudah melihat Matheo yang berdiri di samping mobilnya, cowok itu tersenyum lebar begitu melihat ke datangan Rumi.
"hai! Sapa nya ceria.
"hai," sapa Rumi balik dengan senyum seadanya.
"seingat gue kita gak ada janjian buat berangkat bareng hari ini," ucap cewek itu.
Matheo tersenyum seraya mengaruk belakang kepalanya, "gue mau jadi semakin dekat sama lo, I want to fix our broken bond."
"Mat—"
"Rumi!" cowok itu langsung memegang kedua tangannya, ia menatap Rumi dengan memancarkan ketulusan.
"gue minta maaf karena sempat menghilang begitu aja, tapi asal lo tau, Rum..." Matheo menatap punggung tangan cewek itu, "I still love you."
Dan ketika Matheo hampir mencium punggung tangannya, Rumi dengan cepat menarik kedua tangannya, cewek itu tersenyum canggung, itu mengingatkannya pada Ruri.
"ayo berangkat," ucap cewek itu lalu melangkah ke kursi penumpang, ia sama sekali tak menatap wajah Matheo.
Melihat penolakan itu jelas membuat Matheo semakin merasa kesal, Rumi-nya dulu tak seperti ini, sekarang ia merasa asing dengan cewek tersebut.
***
Berlari bukanlah olahraga yang Ruri sukai, cowok itu lebih suka menggunakan treadmill daripada berlari mengelilingi rumah mereka yang luasnya bukan main. Mansion keluarganya di kelilingi oleh hutan pinus dikarenakan Roland yang begitu menyukai segala hal berbau alam.
Kedua ayah dan anak itu awalnya berlari secara beriringan itu sebelum akhirnya Roland memutuskan untuk menambah kecepatannya, meninggalkan Ruri di belakang. Melihat itu membuat Ruri tak tinggal diam, ia lantas mempercepat larinya menyusul Roland, pada akhirnya mereka berdua saling mengejar satu sama lain.
Itu tak bertahan lama, Ruri merasa paru-parunya sudah tak mampu lagi untuk dibawa berlari lebih jauh, anak itu berhenti dan merebahkan tubuhnya begitu saja di atas aspal, matanya menatap pohon-pohon pinus yang menjulang tinggi serta langit yang sudah mulai cerah.
"c'mon boy!" Roland berdiri tepat di hadapan sang anak, menghalangi sinar matahari yang tadi nya menyinari wajah Ruri.
Ruri menggeleng kecil, "papa lari aja duluan," ujarnya pasrah.
![](https://img.wattpad.com/cover/213157726-288-k442554.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
His Name, Ruri
Roman pour Adolescents"Kepada Ruri Dhananjaya! Gue suka sama lo! lo mau jadi pacar gue?" akibat memilih dare, Rumi terpaksa menerima tantangan untuk menembak Ruri cowok yang terkenal dengan title 'playboy' dari teman-temannya, tidak sampai disitu saja, ia bahkan diminta...