Chapter 57

325 22 2
                                    

"lo mau pindah?" tanya Ruri begitu masuk ke dalam apartemen kecil milik Kayla, ia melihat beberapa kardus dan juga koper yang terletak di ruang tengah.

"iya, gue rencananya mau balik ke kampung halaman gue," jawab Kayla dari dapur, perempuan itu sedang menyiapkan air minum untuk tamunya.

Ia pun memberikan segelas jus jeruk dingin kepada Ruri sambil tersenyum lebar, "berkat bantuan lo, gue jadi bisa keluar di club dan punya modal buat bikin usaha sendiri," ucapnya begitu bangga.

Kayla berjinjit dan mengecup singkat pipi Ruri, "makasih," ucapnya tulus.

Ruri hanya membalas dengan senyum kecil, "itu artinya cincinnya sudah gak sama lo, ya?"

Dua hari setelah Ruri mengambil cincin tersebut kembali dari Rumi, cowok itu datang ke The King's dan menyerahkan cincin itu kepada Kayla, Ruri ogah menyimpan cincin tersebut bersamanya terlalu lama. Ia mengatakan kepada Kayla jika cewek itu bisa menjual cincin tersebut dengan harga mahal dan keluar dari pekerjaannya.

"gue jual sehari setelah lo ngasih ke gue, kenapa memangnya?"

Ruri meneguk minumannya, "lo jual kemana?" tanyanya lagi tanpa menjawab pertanyaan Kayla.

"gue jual online, orang yang mesan dari luar pulau."

Dan sekarang Ruri menyesal karena harus membuang cincin tersebut, siapa sangka benda sekecil itu bisa membantu Rumi keluar dari permasalahannya. Ruri memberikan gelas itu kembali kepada Kayla.

"kalau gitu gue balik dulu," pamit Ruri.

Kayla buru-buru menaruh kedua gelas ditangannya itu ke meja terdekat dan sebelum Ruri bisa mengapai ganggang pintu, kedua tangan Kayla melingkar di pinggang cowok tersebut, memeluknya dengan erat dan menyandarkan pipinya di punggung lebar Ruri.

"lo datang cuman mau nanya itu? Lo gak sedih karena harus pisah sama gue? Gue mungkin gak bakal balik dalam waktu yang lama, Ru."

Ruri melepaskan tangan Kayla secara perlahan dan berbalik, ia memegangi kedua bahu cewek tersebut, "selamat menjalani hidup baru lo, Kay. Gue harap lo gak bakal balik ke jalan yang sama," pesannya.

Ada perasaan senang, sedih, dan kecewa ketika Kayla mendengar perkataan Ruri, sejak awal mereka bertemu di The King's, Ruri tidak seperti pelanggan lain. Padahal biasanya, jika pelanggan seusia Ruri mereka kebanyakan gila akan hal-hal berbau dewasa, ingin mencoba dan selalu merasa penasaran.

"umur lo berapa?" tanya Ruri saat Kayla baru saja mendudukan tubuhnya di single sofa setelah beberapa saat menemani beberapa teman cowok itu bermain billiard.

Kayla tersenyum kecil dengan mata yang menggoda, cewek itu lalu berpindah duduk di sebelah Ruri, "kenapa? gue keliatan tua?"

Ruri menggeleng, "kita keliatan seumuran," jawabnya dengan nada datar tapi dengan mata yang terus menatap Kayla dekat.

Ia duduk menyerong menghadap Ruri, siku tangan kanannya berada di pinggiran sofa dan kepalanya ia sandarkan pada kepalan tangan kanannya, sementara tangan kiri Kayla mulai menyentuh kaos coklat oversize yang dikenakan oleh Ruri.

"gue baru dua puluh tahun, lo sendiri?" ia menatap Ruri dengan tatapan sayunya.

Jari telunjuknya yang lentik menyentuh pinggiran kerah kaos, hampir menariknya turun tapi tangan Ruri dengan cepat mencekal pergelangan tangan Kayla, "lo seumuran sama kakak gue," ucapnya.

Setelah itu Ruri mengeluarkan dompet dari saku celananya dan memberikan Kayla beberapa lembar uang berwarna merah, "tip lo." Ruri berucap singkat, cowok itu bangkit berdiri, berniat untuk ikut bermain bersama teman-temannya.

His Name, RuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang