Chapter 64

366 29 3
                                    

Agnia Evelyn Graham, perempuan berusia tujuh belas tahun dengan tinggi 167 cm, kulitnya berwarna putih susu dengan rambut panjang dan sedikit bergelombang. Ia memulai karirnya sebagai model pada saat kelas sembilan SMP, kala itu Agnia sedang berbelanja dengan teman-temannya sepulang sekolah di salah satu mall, seorang agen model dari agensi terkenal yang tertarik akan Agnia pun tak ingin membuat kesempatan dan langsung merekrut gadis itu sebagai model.

Tak banyak orang yang mengetahui latar belakang Agnia, jika ditanyai soal orang tua maka Agnia akan mengatakan jika orang tuanya tengah tinggal di Amerika. Ayahnya adalah seorang pegawai di salah satu bank dan ibunya adalah seorang penjaga perpustakaan. Orang-orang akan langsung percaya jika Agnia mengataka kebohongan tersebut.

Nyatanya, orang tua yang Agnia ceritakan tak pernah ada. Itu adalah cerita palsu untuk menutupi siapa dirinya sebenarnya.

"gaji saya berkurang dari bulan sebelumnya," ucap Agnia pada sosok pria tua yang kini tengah duduk di hadapannya sambil membaca beberapa dokumen yang ada di hadapan pria tersebut.

"hubungannya dengan saya apa?" tanya pria tua itu dingin, ia bahkan tak menatap sang lawan bicara sama sekali.

Agnia mengepalkan tangannya, "gaji saya terus berkurang setiap bulannya, saya pikir awalnya karena saya tidak lagi aktif bekerja, tapi setelah mencoba aktif, gaji saya tetap berkurang." Ia menarik nafasnya.

"itu perbuatan anda, 'kan, Axel Greyson?"

Mendengar namanya disebut apalagi oleh orang yang jauh lebih muda darinya membuat Axel segera mengalihkan tatapannya ke arah Agnia, ia menatap anak itu dengan tatapan yang begitu dingin, tanpa senyuman sama sekali.

"kamu pikir kamu siapa sampai berani menyebut nama saya?" Axel berucap dingin.

Agnia tersenyum miring, "cucu anda," jawabnya singkat dan tepat.

Axel menutup berkas di hadapannya dengan keras, hal itu tak membuat Agnia gentar.

"anda sengaja memotong gaji saya, anda mengambil penghasilan orang lain," ucap perempuan itu dingin.

Axel tertawa kecil, "mengambil? Kamu pikir kamu tinggal secara gratis di rumah ini? makanan, minuman, tempat tidur, pakaian, kendaraan." Pria tua itu menatap Agnia dari atas sampai bawah.

"semua yang kamu kenakan dan kamu nikmati selama ini adalah milik Greyson, gaji yang saya ambil adalah biaya untuk mengganti semua yang kamu nikmati selama ini!"

"saya tidak pernah meminta untuk dibiayai! Itu memang kewajiban dari kalian untuk membiayai saya! Setidaknya sampai saya lulus sekolah!"

Agnia meninggikan suaranya, ia tak peduli jika orang dihadapannya ini jauh lebih tua darinya. Axel tak menanggapi ucapan Agnia, ia anggap itu hanyalah angin lalu, pria itu kembali membuka dokumennya dan melanjutkan bacaannya.

"jika kamu tidak ingin gajimu dipotong, kenapa tidak mencoba untuk keluar dari rumah ini?" ucap Axel dengan begitu santai.

Melawan seseorang yang tampak santai dengan amarah akan membuat Agnia seperti orang bodoh, cewek itu pada akhirnya memilih untuk melangkah keluar dari ruang kerja Axel, ia menutup pintu dengan begitu keras.

Agnia berniat untuk keluar dari rumah, sekedar mencari udara segar agar emosi yang masih ada di dalam tubuhnya segera menghilang. Tapi langkah cewek itu berhenti ketika ia melewati sebuah figuran foto yang begitu besar, terpasang di dinding ruang tamu rumah.

Foto keluarga Greyson, ada Axel Greyson yang duduk di tengah, di sebelah kanan pria tersebut terdapat Dylan Greyson anak satu-satunya dari Axel, di sebelah kiri pria tersebut ada Aneta Greyson menantu dari Axel dan di belakang pria tersebut ada Hanum Greyson, cucu satu-satunya dari Axel.

His Name, RuriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang