"Dengerin.............tapi boong hahahaha" Jay menjeda ucapannya karena sepasang mata sudah mengintimidasi.
"Ya elah udah serius dasar perut cacing" Ira malas.
Key tersenyum saja sudah pasti jawabannya bohong tidak mungkin membeberkan kebenaran aslinya pada Ira. Apalagi masalah yang masih dihadapinya.
Teman teman nya hanya ingin membantu Ira tanpa harus memberi tahu yang sebenarnya belum tentu benar menurut sisi pandang Ira. Perlahan tapi pasti tujuan mereka.
✨✨
Rumah Ira"Guys makasih banyak kal-"
"Sutttttt apasih yang nggak buat lo" kerlingan mata Jay mencoba menggoda teman baiknya.
"Mulai mulai muncul nih" Key menatap sinis dengan seringaian dari Jay untuk menormalkan suasana.
Mereka pulang setelah mengantar teman baik pulang. Di tengah jalan Key melihat seseorang sedari tadi mengawasinya. Kali ini benar benar nyata ada.
Bruk
Bruk
"Astaghfirullah Aduh.....woy sakit bisa bisa nya ngelempar orang ganteng sejagat raya" pekik Jay kesakitan. Luka yang dialami tidak begitu parah minimal benjol di bagian dahi yang lebarnya sebelas dua belas lapangan. Ets...gak lebar amat tetep ganteng kok menurut seseorang.
"Lo gapapa siapa tu orang lempar lempar dasar gil-" Vano menganga saat Key memotong ucapannya.
"Lo gapapa Jay. Kalau kenapa napa ke rumah sakit aja ya? Sebenarnya gue tau dari tadi ada yang ngawasin kita" Vano melongo lagi dan lagi seperti orang bingung atas ucapan Key.
Wajah Vano tidak memperlihatkan biasanya saat dia pintar pada waktunya.
"Awas ada lalat masok goa. Key khawatir sama gue ngapain lo menganga gak percaya atau jangan jangan lo jeao-" seketika tangan Vano membekap mulut teman akrab nya ini.
"Gue menganga because gue mengalami hal sama kayak Key. Gue kira sendiri yang tau nyatanya Key juga. Makanya lo kalau ada orang bicara jangan asal motong. Noh liat benjol lo gede segede bola basket"
"Btw gua tadi nyebut istighfar saat kaget mungkin hijrah gue diterima Tuhan makasih berkat berteman dengan kalian gak pernah lupa ibadah guys" Jay memeluk erat Vano sampai tidak bisa bernafas. Terpaksa Vano menyentil dahi bengkak Jay.
Key menggeleng geleng kepala. Pusing rasanya melihat dua orang laki sedang berantem gak jelas. Percaya saat Vano melihat kejadian yang sama. Dia tau siapa orang nya. Mereka memutuskan untuk pulang sebelum sore menjelang malam. Apalagi beberapa hari sudah detik detik ulan tahun sekolah.
Mereka pasti disibukkan dengan kegiatan sekolah benar mereka yang menjalankan. Lebih sibuk Ira karena dia panitia di sana. Harapan mereka semoga acara lancar selancar lancarnya.
✨✨
"Pagi ma pa" Ira menyusuri tangga secepat kilat tak memperhatikan jalan.
"Awas sayang" teriak histeris papa.
Bruk
BrukDarah mengalir di dahi anak semata wayangnya. Tidak begitu parah jangan ditanya sudah pasti sakit. Saat hendak di bawah ke rumah sakit ia tidak mau. Sehingga di obati obat rumah oleh mama nya.
"Ma kalau gitu aku berangkat ya" wajah ceria terbit di sana setelah mengalami kecelakaan.
"Kamu di rumah saja papa akan telpon pihak sekolah kamu izin. Jangan banyak tanya" Mama tidak habis fikir lagi.
"Tapi beberapa hari mendekati acara besar dan aku mempunyai tanggung jawab besar. Gak bisa ma" mata Ira berkaca kaca layaknya anak kecil.
"Ya sudah di antar Gauravi. Papa mu sudah berangkat. Kalau tidak mau jangan berangkat sekolah"
"I-iya makasih Mama cantik" terpaksa tersenyum terbit di bibir sedikit olesan liptin itu.
Mama Ira sudah mengantar anak nya di depan gerbang menunggu Gauravi menjemput tak lama dia datang.
"Assalamualaikum tante" Gauravi tersenyum manis tapi tidak untuk Ira.
"Waalaikumsalam" jawab keduanya.
"Ma aku berangkat dulu doain lancar kegiat-" Ira mencium punggung Mama nya belum selesai bicara. Seketika mulut ibu sosialita itu berucap.
"Gauravi tolong jagain anak tante dia habis jatuh dari tangga. Semua saya serahkan kamu. Kalau dia masih ngelawan marahi saja atau lapor ke saya" lirikan tajam mengarah ke Ira.
"In Sya Allah tante saya akan menjaga dia selagi tidak membuat ulah" Gauravi senyum ber arti. Tentu ada h dibalik senyumnya.
Selamat di perjalanan
"Ra"
"Hem apa to the point aja kak" nada datar Ira.
"Masih marah lo gara gara kejadian gue cegah tindakan gak jelas itu. Terus lo marah gara gara rencana gue gak berhasil buat geng lo baikan" suara Gauravi merasa salah.
"Gak siapa bilang udah deh jangan dibahas lagian teman teman ku udah seperti semula. Makasih doain terbaik"
"Gue berdoa. Udah sekarang fokus jangan banyak omong. Pelengkapan kegiatan udah lo siapin kan?" jawaban tidak ada rasa bersalah.
"Siapa yang ngajak bicara? Siapa yang mulai anda kan terus nyalahin saya gitu" Ira kesal.
✨✨
Sampai sekolah
Semua orang berjalan dengan pandangan sedikit melirik ke arah dua orang berbeda jenis itu. Mereka bertengkar layaknya tom and jerry lebih dari itu.
"Kakak yang salah bicara mulu gak fokus nyetir hampir aja jatuh untung nyampe di sekolah" Ira ngomel ngalah ngalahin emak emak maybe Mamanya.
Berjalan menuju taman seperti biasa taman menjadi andalan mereka bersantai sebelum bel masuk. Dari jauh lambaian dua orang agar menghampirinya. Orang itu Zac dan Megumi.
Mereka heran menatap orang berjalan itu ngedumel mulu. Setelah sampai.
"Ra lo gapapa kan kok gue lihat ngedumel mulu? Terus ini nih kenapa banyak luka? Kalian kok bisa barengan?" Megumi bertanya tanpa jeda Ira menjawab.
"Satu satu dong kakak hehe" dia nyengir tak bersalah bukan Ira tapi Zac.
"Jadi gini kak Gauravi di motor ngajak bicara ujung ujung nya aku yang salah orang dia yang mulai duluan gak sadar diri. Sampai sampai hampir jatoh gara gara dia gak fokus nyetir. Kalau jatuh gapapa soalnya di tempat parkir tapi jangan sakit juga 2x jadinya aku jatuh. Luka banyak ini aku dapet jatuh dari tangga gak fokus jalan saking happy nya" Ira menjelaskan panjang lebar tanpa jeda hingga Megumi meminum semua air botolnya engap liat Ira kek gitu.
"Happy karena gua yang bonceng ke sekolah iya kan?" Gauravi mengangkat naik sebelah alinya.
Ira mengernyitkan dahi nya seketika menolak jawaban tidak benar Gauravi "Enak aja. Gak gitu Mama yang nyuruh karena papa sudah berangkat kerja"
"Gak biasanya gue denger omongan panjang lebar lo dibarengi raut wajah meyakinkan. Kali ini gue bisa liat sebenarnya lo itu gimana. Sebelumnya lo selalu nyembunyiin sikap lo sekali kali terbuka tapi ini ada yang beda" Zac menatap lekat Ira. Sang empu seketika terdiam datar.
"True yang dikatakan Zac lo ada kemajuan gue yakin perlahan semuanya terbongkar dengan baik. Meski orang tuamu gitu gue salut dirimu tetap menghormati mereka meski harus menentang ketidakbenaran itu" Megumi terkagum.
Ira sadar ada yang aneh dari dirinya dan orang tua nya sejak tadi pagi.
Seseorang menepuk bahu Ira lalu
Grep
Orang itu memeluk Ira tau orang nya bukan lagi kalau?Next part guys
Maaf jika ada salah katau atau typo
Like vote comment gak maksa
Thanks buat kalian yang udah baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA [END]
Teen Fiction-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapinya. Ananda Irana Negara duduk di bangku sma dengan kata keterpaksaan dari orang tuanya. Hidup nya te...