✨✨
"Kakak jangan ngomong bahasa inggris napa? gue kagak ngerti"
"Emang kamu sekolah gak diajari?" tanya Ana sambil berjalan berkeliling perpustakaan untuk mengecek buku-buku disana.
"Diajari cuma susah"
"Mau cara cepat tanpa belajar?"
Dia mengangguk dengan mata berbinar.
"Cara jitu langsung bisa bahasa inggris?"
Dia lagi-lagi tersenyum girang.
"Mimpi"
"Ha? Gimana sih kak"
"Ya mimpi karena gak bisa kalo gak belajar"
"Kakak kok bisa bahasa inggris?"
"Kepo!"
"Please kak cerita ya" mukanya dimut-imutkan.
"Oke fine!"
Ana berjalan menuju meja panjang yang sampingnya terdapat beberapa kursi berjajaran rapi.
"Duduk sini" ia menepuk-nepuk kursi sebelahnya.
"Udah kak, cepet"
"Don't rush"
"Udah kelewat kepo nih"
"Jadi gini waktu dulu -"
Ana menceritakan awal kisah nya dari dulu hingga sekarang.
"Alhasil sekarang kakak bisa bahasa asing!"
"Wow Amazing"
"Run off the mill"
Ia mengangkat alis bertanya apa artinya.
"Biasa-biasa aja"
"Kok bisa bukannya run itu berlari?"
"Itu namanya idiom"
"Apa itu?"
"Idiom adalah serangkaian kata yang artinya tidak bisa diartikan secara harafiah, namun mewakilkan ekspresi tertentu yang tersirat di dalamnya dan salah satu contohnya yaitu Bad apple"
"Aku tau artinya Apel buruk?" ia tersenyum.
Ana menepuk keningnya "artinya itu orang jahat"
"Oh! jadi salah ya kalo gitu aku mau belajar bahasa inggris"
"Bagus" Ana mengangkat dua jempol.
"Mau les"
"Silakan, emang mau les kemana?"
"Ini aku ada rekomendasi bu-" ucapannya terpotong oleh gadis di sebelahnya.
"Sama Kak Ana lahh"
Langsung Ana membulatkan mata nya. Apa dia tidak salah dengar, gimana mau les orang dia aja sibuk sekolah saat ini.
"No!"
"Kenapa?"
"Aku sekolah kecuali kalo aku jadi guru!"
"Kamu les di sini aja gimana?" tunjuk Ana pada layar handphonenya.
"Tapi kak pasti mahal kan aku banyak kebutuhan hehehe" ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"I see, oke fine aku ajari kamu"
"Beneran?" berdiri menggebrak meja.
"Sttss nanti ganggu orang"
"Yeay hore kak Ana mau ngajarin aku bahasa asing" teriaknya kegirangan meloncat-loncat tak peduli ada orang.
Bersyukurnya di daerah situ tidak ada pengunjung. Sebenarnya, diseberang jendela terdapat area membaca terbuka dimana ada satu pengunjung yang duduk di sana tanpa mereka sadari. Secara tidak langsung ia mendengar pembicaraan mereka tanpa sengaja.
Ia tersenyum geleng-geleng. Mungkin ia mengira lucu sekali perilaku mereka. Apalagi dengan kakak pemilik perpustakaan. Yang bisa dibilang baik hati mau mengajari.
Angin sepoi-sepoi menggerakkan poni rambutnya. Terlihatlah berkali-kali lipat ketampanannya meski dari jarak jauh. Ia laki-laki muda yang disebut-sebut sering ke perpustakaan.
Evaaa
Terdengar teriakan dari seberang jendela yang membuatnya mengerutkan alis.
"Bisa gak sih jangan tanya dulu?"
"Loh aku kira sekarang loh kak!"
"Ya nggak sekarang!"
"Katanya mau ngajarin?"
"Ya waktunya kapan dimana aku yang nentuin dong"
"Up to you"
Ana mendelik "Wait, kamu bisa gitu" ia bertepuk tangan.
"Ihh kan meniru ucapan kakak"
"Bisa aja!"
"Janji ya kak?"
"Iya! aku mau pergi dulu ke sana"
"Yeay makasih kakak cantik"
"Ha?"
"Udah sana keburu telat" Eva berkacak pinggang.
"Iya Evaaa"
Gadis tersebut adalah bernama Eva Anggun yang bekerja sebagai wakil kepala staf di perpustakaan Ana.
Umurnya mungkin sedikit lebih tua berapa tahun di atas Ana tapi ia sangat menghormati Ana. Ia sudah menganggap Ana sebagai saudara dan sebaliknya. Begitupun Ana ia juga menghormati yang lebih tua darinya.
Jangan heran ia bisa menjadi wakil kepala staf karena kelihaiannya dan kepintarannya mengatasi semua perihal perpustakaan juga tentang administrasi.
Tentu saja ia mudah mengenal pengunjung yang sering datang ke perpustakaan.
Meski Ana jarang ke perpustakaan ia tetap mendapat semua informasi terkait dari kepala staf atau wakil nya yaitu Evaa.
Sungguh Ana sangat bersyukur karena memiliki anggota pengelola perpustakaan yang jujur dan bekerja keras tak jarang ia memberikan gajian lebih atau bonus atas kinerjanya selama ini.
Setidaknya dengan ini awal dari ia dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang diluar sana untuk membantu perekonomian.
✨✨
Ira melambaikan tangan ke arah Zac setelah mengantarnya pulang.
Hufft
Helaan nafas terdengar lemah menandakan bahwa ia sangat letih hari ini. Tak menunggu lama ia membuka pintu rumah.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam sayang"
"Ma, aku mau ganti baju terus lanjut kasih makan hewan"
"Tadi udah Mama kasih makan"
"Ma makasih ya"
"You're welcome"
Saat ia kembali berjalan menuju kamar, tiba-tiba ia membalikkan tubuh seperti ada sesuatu yang harus ditanyakan.
"Ma tunggu"
"Iya kenapa?"
"Mama hari ini nggak kerja?"
"Kerja cuma lanjut dirumah"
"Oh!"
"Sayang kamu gak lupa kan besok acaranya Gauravi?"
"Iya Mamaku"
Senyum terbit dibibir Mama yang sedang menatapku. Kemudian aku membalas senyumannya tersebut lalu melanjutkan langkah kaki yang sempat tertunda sebentar.
Next Chapter?
Ingat kata Ana "kalo mau bisa bahasa asing itu harus belajar gak ada namanya langsung bisa tanpa usaha itu mimpi"
Kasih komentar buat masing-masing tokoh yuk!
Gimana menurut kalian chapter kali ini?
Jangan lupa spam komentar agar author makin semangat nulis.
Silahkan vote, follow, share guys.
Happy Reading 🌵

KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA [END]
Novela Juvenil-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapinya. Ananda Irana Negara duduk di bangku sma dengan kata keterpaksaan dari orang tuanya. Hidup nya te...