22

16 0 0
                                    

"Key istighfar" Ana mengingatkan agar tidak terbawa emosi.

"Astaghfirullah" Key.

"Kemarin udah dibahas bersama sama digrup setelah gue di telpon Ira, please hal ini ngebuat gue naik darah melulu karena kebawa emosi" lanjut Key sangat sangat frustasi.

"Lebay lo tinggal emosi emosi aja sono" terdengar seperti Jay tapi bukan ia adalah Vano.

"Lo itu-"

Sedangkan seorang Jay secara diam diam memandangi Ana yang tersenyum melihat perbicangan teman teman nya. Tidak lama dia langsung menunduk kan pandangan.

"Terpenting sekarang sudah kembali seperti semula" Ana menambahi.

"IYA BENAR SEKALI" Key langsung berhambur  memeluk dua sahabat nya layaknya anak-anak.

Ehem

Hem

"Guys kurang beberapa tahun kita lulus" Vano memulai perbincangan kembali.

"Baru aja kelas sebelas udah bahas masa masa akhir" Key memutar bola mata malas.

"Bener banget, apalagi sekarang Kak Megumi dan Kak Zac naik kelas dua belas" Ira.

"Tentunya tahun ini adalah masa terakhir Kak Gauravi di senior high school" Ana menambahi.

"Kok cepet banget padahal aku lagi pingin lebih deket sama si Zac itu" Key menghela nafas kecewa.

"Hilih mana ada yang mau sama cewek model an kek lo. Dikit dikit berubah mood yang ada cowok lo kabur"

"Mending sama gue kebal kalo masalah gitu mah" Vano melanjutkan ucapannya yang membuat semua orang terkejut.

"Gue ngerti gak usah lo perjelas Bang Vano" Key memutar bola mata jengah. Beda lagi dengan teman teman nya.

"Key gue serius lo mau kan jadi-" kalimat Vano terpotong gara gara-

Cikini ke gondang dia

Ku jadi begini gara gara dia

Cikampek Tasikmalaya

Gue gak tahu lanjutannya

"Wait siapa sih nelpon nelpon" terdengar bunyi nada dering telpon tak biasa dari handphone Key.

Seketika semua orang melongo. Bukan hanya karena nada dering tapi karena sang empu yang merespon dengan tak kalah unik nya.

"Hallo dengan Key si independent woman yuhuu" ucap Key setelah mengangkat telpon.

Ira langsung menganga mendengar notif hp Key lebih tepatnya jawaban dari pemilik hp.

"Ra mulut nya heheh" Ana berwajah ingin ketawa. Dia berpikir apakah tidak tahu jika temannya itu kadang kadang.

"Sorry reflek heheh" sang empu malu.

"Siang, terima kasih" ucap Key menutup telpon nya.

"Serius amat bund" ledek Ana berusaha mengerjai.

"Hehehe itu biasa orang nanya alamat"

"Cie diem diem ada yang nyariin wah jangan jangan" Jay berusaha mengerjai temannya.

"Lebay itu tadi orang paket bambang" Key tidak terima begitu saja.

"Ralat Jay no Bambang" Jay berwajah datar.

"Serah lo. Eh Van lo tadi lanjutin mau ngomong apa yang mau jadi. Itu mau jadi apa?" Key kepo.

"Oh mau lo jadi pacar nya Zac jangan mimpi. Cuma menegaskan kan secara harfiah lo orangnya suka nge halu" Vano tertawa setelah itu yang membuat Key sinis.

"Udah dong, eh gimana kalo minggu lusa kita ngisi waktu luang kemana gitu" Ana berucap.

"Boleh lagian minggu lusa kan libur panjang kenaikan kelas, sementara gimana kalau nonton aja gitu hehehe" Ira berujar.

"Boleh sangat boleh gimana kalo nonton seminar islami" Jay berbinar.

Karena ia baru saja mendapat informasi bahwa akan ada seminar yang pembicara nya seorang pemuda yang berumur tidak jauh diatas mereka.

"Gas bro" Vano menambahkan kemudian menatap Key dan Ira yang langsung di angguki oleh keduanya.

Dimana mereka berbincang kembali. Ira merasa ada yang berbeda dengan Ana biasanya dia selalu aktif meski tanpa bicara ia tidak akan terlalu fokus pada handphone nya. Kali ini berbeda saja.

Disaat memikirkan tersebut, ternyata Key juga memikirkan hal yang sama. Saat mau menanyakan langsung di tatap Ira dengan maksud jangan bertanya atau mengusik mungkin dia lagi ada kepentingan.

Setelah itu Key mengangguk menyetujui. Secara Ana adalah bukan anak orang biasa seperti mereka. Sebenarnya sebelas dua belas. Cuma bisa kita lihat bahwa bisnis orang tua nya bisa menembus negara-negara lain.

Tak heran jika Ana baru pulang ke Indonesia. Mereka juga mengetahui jika orang tua nya pergi perjalanan bisnis ya sekitar 3 hari sekarang.

Sebagai sahabat mereka selalu menemani Ana didalam situasi apapun. Contoh nya sekarang dia tidak akan merasa kesepian karena bisa berkumpul bersama.

"Guys pulang yuk nanti kita lanjut di grup chat aja" Ira.

"Bener cape tau gak. Katanya mau liat seminar lusa" Key memelas.

"Minggu lusa bukan besok" Vano berwajah datar.

Next part?

Ngakak ternyata tukang paket.
Yakin dengan ucapan si Vano?
Kasih pesan buat mereka?

Comment yang banyak agar author makin semangat buat nulis.
Jangan lupa vote and share guys.

Happy Reading 🌵

ABHIPRAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang