47

4 0 0
                                    

✨✨

Mereka menyelinap masuk satu persatu ke dalam ruangan. Minim cahaya matahari membuat mereka sedikit kesulitan apalagi banyak debu dimana-mana. Saat menemukan titik pengendali ada satu orang membuat mereka saling bertatapan. yang tertidur lelap. Batin mereka sungguh tepat waktunya tidak butuh waktu lama Joko memukul orang tersebut hingga limbung terjatuh ke bawah mengenaskan tidak sadar.

Gauravi mencoba membuka pelindung tombol pengendali. Tapi sulit hingga ide cemerlang muncul untuk memecahkan. Tetap saja tidak bisa terbuka. Joko melirik ke arah samping terdapat sebuah nomor yang sudah di tebak pasti sandi untuk membuka pelindung.

Beberapa kali mereka mencoba tidak bisa terbuka. Terakhir Gauravi mengotak atik menyebutkan angka hari lahir Alex. Ternyata pelindung terbuka menampilkan sebuah tombol pengendali. Mereka di buat marah, jengkel, frustasi karena tombol tidak hanya satu tapi dua. Takutnya jika salah menekan yang ada malah membuat celaka.

Dengan tekat yang bulat mereka memilih tombol searah dengan nomor sandi. Bersyukur lampu pertanda yang di nyalakan mati. Joko dengan keberanian mencoba apakah alat tersebut masih menyala ternyata tidak.

Tanpa lama-lama mereka segera menghampiri Ira. Di luar dugaan mereka berdua di hadang oleh kehadiran dua pemuda. Terlihat mengejutkan bagi Joko dan Gauravi karena tiba-tiba muncul bersandar di tembok.

Prok

Prok

"Sangat mengejutkan!" Menoleh ke samping menghadap pemuda di sebelahnya.

Menyunggingkan senyum. "Benar! Pahlawan kesiangan hadir menyelamatkan sang Putri kebanggaannya" Di ikuti tawa yang menggema hingga penjuru ruangan.

Tidak lama tawa itu memudar menjadi tatapan sengit. Pemuda itu adalah Zac mengeluarkan suara yang berhasil memancing mereka. "Kalian bodoh! Buka mata kalian bahwa dia bersalah"

Gauravi menunjuk Zac. "Lo yang bodoh, gak waras, gila dibutakan masa lalu hingga tidak melihat sisi kebenaran"

Mengangkat alis sebelah Alex menghampiri. "Gauravi Nara apa yang di berbuat gadis itu hingga kau sangat membelanya?"

"Kau mencintainya kah?" Lanjutnya.

"Ya gue cinta sama dia. Seseorang yang mencintai akan melindungi, menjaganya, dan berkorban apapun itu untuknya!" Dadanya naik turun.

"Kau dengar Zac? Dia cinta dengan gadis itu, mungkin itulah sebabnya dia di butakan bung"

Zac mengepalkan tangan keras hingga tampak urat hijau. Dia mendekat langsung memukul Gauravi tiba-tiba. Membuat Gauravi sedikit ke belakang, dia memegangi sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.

Alex membuka suara intimidasi. "Keluar atau kalian ikut mati!"

Gauravi mengerutkan kening. "Lo pecundang! Gue rela mati demi dia sebagai balas budi"

"Tidak seperti kalian yang dibutakan balas dendam, lihatlah sedikit sisi baiknya. Coba carilah kebenaran yang benar bukan mudah di manipulasi seperti sekarang. Tuan Alex bukankah anda orang yang sangat tidak bisa dimanipulasi? Lalu ada apa dengan anda sekarang?" Mengembuskan nafas kasar.

"Pesan saya jangan lakukanlah hal yang membuat kalian menyesal di kemudian hari. Jika hari ini saya mati dan kalian sudah mengetahui kebenaran. Gue mohon jaga Ira, sayangi Ira, terutama Lo Zac cintai Ira setulus hati" Gauravi menatap penuh arti kepada Zac. Sedangkan, Zac wajahnya tidak bisa di artikan.

Gauravi melanjutkan kalimatnya yang sempat terhenti. "Gue tahu lo suka sama Ira. Jagain dia bro setidaknya satu hal buat menebus kesalahan."

"Kami yakin kalian akan menyesal telah melakukan hal keji seperti ini. Mungkin sekarang kami tidak membawa bukti yang akurat. Walaupun itu kami percaya kepada Dia, apakah kalian tidak melihat sisi lain di dirinya dan keluarganya?" Joko tersenyum kecut.

ABHIPRAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang