✨✨
Ia adalah sosok yang ditunggu-tunggu banyak orang. Pemuda yang beraura tegas, berwibawa, dan tampan.
"Woi itu dia Ra orangnya" heboh.
"Key jangan heboh" berbisik.
"Gue gak bisa heboh! pingin minta foto nih" Key sangat heboh dia tidak sendiri semua peserta khususnya kaum perempuan juga sama hebohnya saat kedatangan seseorang yang ditunggu-tunggu.
"Fiks! ini Ana rugi gak dateng" merengek.
"Harus di foto buat ditunjukkin ke Ana!"
"Ra bantu nge foto!"
"Loh! terus hp yang kamu pegang buat apa?" memutar bola mata.
"Kita sama-sama ngefoto cari yang bagus buat di tunjukkin ke Ana"
"Apa bedanya coba?"
"Harus, biar Ana percaya kalo Aku gak bohong!" berdecak.
"Ayo Ra" menggigit bibir
"Iya" geleng-geleng kepala.
Suara pembawa acara menghimbau semua hadirin untuk duduk kembali dan tertib.
Setelah itu dilanjutkan perkenalan lalu penjelasan mengenai materi yang dibahas kali ini.
Kemudian sampai di waktu sesi tanya jawab. Banyak orang menanyakan suatu hal seperti masalah cinta, keluarga, atau pertemanan, dan masih banyak lagi.
Langsung dijawab oleh pembicara yang masih muda tersebut.
"Masyaallah" semua orang bergemuruh tepuk tangan.
"Terima kasih atas jawabannya selanjutnya kita buka kembali sesi tanya jawabnya"
Beberapa pertanyaan banyak dilontarkan dan langsung dijawab oleh narasumber.
Berbeda dengan dua perempuan yang bersahabat. Kali ini salah satu temannya mencelukkan surau kalimat yang membuat temannya melotot.
"Ra jadi makin kagum gue"
"Astaghfirullah Key!"
"Boleh gak sih langsung dijadiin calon"
Pletak
Ira melotot "Inget Key masih sekolah ya ampun"
"Bercanda lagian gue masih waras kali, wajar lah namanya kagum"
"Kalo kamu gak wajar, berapa kali kamu bilang gitu"
"Ira gak gitu maksudnya" berdecak
"Maksudnya siapa tahu suatu saat nanti jodoh gue kaya dia" menunjuk.
"Iya Aminn semoga"
"Ya harus lah!"
"Terserah Key"
Acara dilanjutkan kembali hingga akhir yang langsung ditutup dengan bacaan doa dan sesi foto bersama.
✨✨
Depan pintu masuk terdapat dua orang laki-laki yang sedang menunggu sahabatnya.
"Sorry telat!" Ira.
"Darimana aja?" Vano.
"Kepo!"
"Dih gue nanya Ira bukan Lo"
"Stop! Aku tadi nganterin Key mau minta foto"
"Mikir kali mana bisa minta foto yang ada lo malah kehimpit orang-orang" Vano frustasi.
"Y-ya kan dicoba dulu" Key membela diri.
"Gak kasian sama temen lo yang-" Jay menunjuk Ira dengan dagunya.
Saut Key tiba-tiba memotong. "ya ampun sorry Ra"
"Telat!" Vano jengah.
"Gak ada kata telat buat minta maaf Vano!"
"Lagian cuma foto aja sampe segitunya"
"Eh Van mulut itu dijaga ya, kapan lagi coba diberi kesempatan foto apalagi sama orang terkenal"
"Kan umur gak ada yang tahu!" Lanjutnya bersendekap dada.
"Taxi udah nyampe di depan" Jay berjalan lebih dahulu sebelum mereka berdebat kembali.
Saat Key berjalan di samping Vano secara mendadak ia berbicara sinis.
"Iri itu bilang!"
Vano langsung menatap tajam. "mimpi!"
"Jujur aja kali?" tersenyum miring
"Ngapain gue iri cuma karena foto"
"Baguslah kalo lo gak iri"
Vano menatap heran Key yang berjalan lebih dulu lalu ia membatin.
"Gini kali rasanya kalo seseorang gak peka sama yang kita harapin"
"Van sadar lo kenapa coba"
"Inget lo itu cuma temen ya temen"
Batinnya meyakinkan diri bahwa ia hanya berteman dengan Key tidak lebih. Wajar mempunyai rasa khawatir karena rasa pertemanan.
VANO
VAN
Jay melambaikan tangan menyuruh agar ia segera mendekat ke taxi yang sudah di pesan. Saat sudah naik semua tidak menunggu lama.
Mobil mulai melaju sedang membelah jalan raya sore ini. Matahari agaknya akan mulai tenggelam.
Saat perjalanan Vano merasa ada yang tidak beres. Seperti ada sesuatu buruk yang akan terjadi. Seketika ia menepis pemikiran tersebut.
Mereka memilih berhenti di pinggir jalan raya yang tak jauh dari komplek. Berencana jalan kaki menuju rumah Vano sekalian mampir ke restaurant terdekat.
Next Part?
Kasih kata buat Key yang rela foto berdesak-desakkan.
Gimana sama perdebatan Key dan Vano yang tidak ada habisnya.
Kira-kira apakah firasat Vano ada benarnya atau hanya ilusi saja?
Gimana perasaan kalian baca part kali ini?
Jangan lupa vote, comment, dan share sebanyak-banyaknya agar author semakin semangat nulis.
Thank you buat kalian semua guys.
Happy Reading 🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA [END]
Teen Fiction-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapinya. Ananda Irana Negara duduk di bangku sma dengan kata keterpaksaan dari orang tuanya. Hidup nya te...