19 : Pt. 2

16 0 0
                                    

"Udah sayang dengerin mama bahwa kamu putri kecil kami dari dulu sampai detik selanjutnya. Perjalanan mu masih panjang jangan mikir tidak tidak. Kita sudah mengetahui sebenarnya yang pasti kita jalani sama sama keluarga ini dari awal ya sayang" di ikuti air mata yang lolos dari pelupuk mata mama nya.

Tanpa basa basi ia langsung saja memeluk erat mamanya seakan akan ia tidak akan melewatkan detik demi detik waktu berjalan......

Grep

"P-pa pa kapan pulang dari- hiks" Ira terlonjak kaget tiba tiba ada yang ikut memeluk.

"Dari sekarang" terdengar kekehan di akhir kalimatnya untuk menghibur 2 wanita tercintanya ini.

"Papa serius makasih ya udah ngerti in Ira. Maaf kalau selama ini Ira salah paham buat kalian kecewa" ucapnya menangis kembali.

"Sayang kita juga minta maaf. Kita mulai dari awal ya jika kami salah kamu bilang jika kamu ada masalah jangan lupa masih ada kita nak" Papa menyauti ucapan Ira. Mereka berpelukan kembali sampai satu dari mereka membuka suara setelah melepas pelukan.

"Gimana ma tadi?"

"Beres pa ya gitu konsekuensinya dia tidak di keluarkan" mama memutar bola mata jengah.

"Alhamdulillah ma asal semua selesai yang terpenting sekarang anak kita" senyum terbit di sana.

"Sayang bukannya kamu mau naik kelas. Kira kira mau hadiah apa?" mama mengalihkan pembicaraan.

"Iya sayang maaf ya kalau selama ini kita tidak pernah menanyakan bagaimana keadaanmu, keinginanmu, mulai sekarang ingin apa?" Papa menambahkan.

"Mau kita jadi keluarga bahagia"

"Sayang" mereka menjawab bersamaan dengan anggukan mantap di ikuti tatapan tidak menyangka kepada anak semata wayangnya.

"Papa Mama tau engga, jujur dulu aku merasa sendiri. Merasa kalian adalah strict parents, merasa kalian gak pernah ngertiin aku, dan selalu ngikutin apa kemauan kalian. Terus tiba tiba ada seseorang yang terlibat buat rekomendasi in ini itu lah" Ira berbicara panjang lebar di hadapan orang tua nya.

"Tapi sekarang aku paham semua nya. Bahwa jangan menilai sesuatu dari tampang nya jika tidak tahu dalam nya. Sekali lagi makasih Mama Papa" lanjutnya tanpa panjang lebar menampakkan senyum bahagia.

"Cukup sayang harusnya kita yang makasih, sudah mau memaafkan kami. Besok hari libur gak ada kegiatan buat liburan atau apa?" Mama menambahi.

"Tidak ma kita di rumah aja, nanti mama masakin makanan kesukaan aku boleh?" setelah mengatakan yang langsung di angguki mama, Ira merasa bahwa dunia benar benar berpihak padanya. Selanjutnya mereka keluar dari kamar Ira.

✨✨

Drrttt

Drrttt

Drtt

"Siapa sih malem malem nelpon, pasti si karet"

"Apa lo malem mal-" setelah mengangkat telepon.

"Assalamualaikum Key ini Ira"

"Ha Ira lo woilah beneran dia" beonya.

"Are you okey?"

"Key?"

"Ha?"

"Kamu baik baik aja kan?"

"Waalaikumsalam yeah aku baik, kenapa?"

"Aku mau bilang yang tadi itu-"

"Woi lo gapapa gimana gimana tadi si norak udah di keluarin? pasti ya kan ya iyalah enak aja gak diberi hukuman dasar-"

"Sttsss nyerocos mulu pelan pelan nanti keselek"

Uhuk

"Kan aku bilang apa, keselek kan hehehe"

"Bentar butuh ayang, lo si doain yang baik kek bukan yang buruk. Jangan ketawa ish"

"Ay-ayang? Jangan bilang kamu sekarang"

"Bercanda udah lanjut"

"Iya deh, tadi si dia gak jadi di keluarin"

"WHAATT?"

✨✨✨

Dari sini aku belajar bahwa jangan menilai sesuatu dari tampang nya saja jika tidak tahu dalam nya. Sempat berada di ambang keterpurukan, ketidak percayaan. Itu semua hasil dari kesalahpahaman yang tercipta.

Akhirnya semua sudah selesai. Orang tua ku menyadari hal itu begitupun dengan diriku. Semua masalah butuh dibicarakan baik baik.

Seperti kejadian tadi cukup mengejutkan tidak bisa dicerna otak rasanya. Aku bersyukur semua selesai semoga selanjutnya hal ini tidak terjadi karena aku Ira benar benar menyudahi nya. Aku ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Next part?
Akhirnya part 19 : 2 selesai

ABHIPRAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang