32

21 0 0
                                    

✨✨

Mobil mulai melaju membelah jalan raya sore ini. Matahari agaknya akan mulai tenggelam.

Saat perjalanan Vano merasa ada yang tidak beres. Seperti ada sesuatu buruk yang akan terjadi. Seketika ia menepis pemikiran tersebut.

Mereka memilih berhenti di pinggir jalan raya yang tak jauh dari komplek. Berencana jalan kaki menuju rumah Vano sekalian mampir ke restaurant terdekat.

Beberapa menit kemudian suara mobil terdengar menandakan mereka telah sampai di tempat yang di tuju.

Citttt....

"Makasih ya pak" ucap mereka bersamaan mobil pergi melaju.

"Jalan nih?" Key mengedarkan pandangan.

"Iya, emang kenapa?" Ira merangkul pundaknya.

"It's okay" mengangguk anggukkan kepala.

Setelah itu mereka bercanda riang berjalan di jalur pejalan kaki. Di tengah perjalanan tiba-tiba Key berpindah tempat di jalur Ira tepat di samping jalan raya. Lalu Ira berada di jalur Key awal tadi.

"By the way kok sepi ya? gak ada kendaraan gitu lewat" Key mengerutkan kening.

"Iya ya kok sepi" Ira mengiyakan perkataan Key. Sedangkan, dua pemuda di depan itu acuh lebih memilih diam.

Kebetulan jarak mereka lumayan sedikit jauh karena dua gadis ini sambil bercanda dan menikmati perjalanan.

Terdengar suara nyaring sepeda motor sport dari arah belakang mereka. Tak disangka pengendara itu menabrak salah satu dari mereka yang jelas-jelas mereka semua berjalan di area khusus pejalan kaki.

Bruak

Gedebuk

"Aww sshh" ia terjatuh hingga kepalanya terbentur trotoar jalan. Cairan kental berwarna merah keluar dari kepalanya.

"KEY" mereka berteriak.

"WOI JANGAN KABUR LO" Vano mengejar pengendara tersebut tapi gagal.

Korban penabrakan adalah Key yang berjalan berdampingan di sebelah Ira agak jauh posisinya tepat di pinggir jalan raya tapi masih di jalur trotoar.

"Key....bangun...." Ira menangis.

"Key lo harus kuat. Tunggu biar gue cari kendaraan lewat" Jay ke tengah jalan mencari kendaraan untuk membawa Key ke rumah sakit.

"Key" Vano menghampiri menunduk bersimpuh di samping Key.

"Lo harus bertahan"

"Key lo cewek kuat bukan?"

Key mengangguk. "I-ya"

"Hm. Jangan tinggalin gue"

Key mengangguk tak berselang lama matanya ingin menutup juga nafas yang terputus-putus.

"KEY, bangun kamu harus kuat" Ira gelang-gelang.

"No, please don't close your eyes!" Vano geleng geleng lalu secara spontan ia mengangkat tubuh Key kedekapannya.

"Please don't leave me!" berbisik ditelinga Key yang direspon mata meredup.

"Sorry, gue izin buat gendong lo!"

Vano menggendong Key ala bridal style. Ia tidak memperdulikan panggilan teman-temannya. Dirinya berlari sekencang mungkin membela jalanan yang sepi hanya untuk menyelamatkan nyawa Key.

Seakan dunia ikut berduka, suasana sunyi dan gugurnya dedaunan. Matahari mulai tenggelam tanda senja datang sebagai saksi mereka kali ini.

Darah keluar semakin deras membasahi baju laki-laki yang telah menggendong seorang perempuan.

"Please bertahan" nampak kalut.

Key menggeleng tangannya terangkat memegang pundak Vano. Seketika Vano menatapnya.

Key menggeleng. "Don't worry" isyaratnya.

Terbata-bata dengan air mata menetes. "Jan...ji...ja...ga-" nafasnya tercekat.

"Gue janji apapun itu" Vano berlari semakin kencang ia teringat kata-kata Key di acara seminar.

Flashback on :

"Lagian cuma foto aja sampe segitunya"

"Eh Van mulut itu dijaga ya, kapan lagi coba diberi kesempatan foto apalagi sama orang terkenal"

"Kan umur gak ada yang tahu!" Lanjutnya bersendekap dada.

Flashback off

Seorang Vano yang terkenal tegas ikut meneteskan air mata juga peluh keringat membasahi tubuhnya.

Key tersenyum. "Ja...ga..or...ang...ke...sa...ya...ngan...ku"

Vano mengangguk. "Kamu harus kuat Key"

"Don't...for...get...me...any...ti...me" terbata-bata.

"Stsss jangan banyak bicara, kamu diam aja hm"

Key menutup mata menghembuskan nafas yang semakin menipis.

"Buka mata kamu!"

"Kita sedikit lagi sampai ke rumah sakit" berlari.

"Kamu percaya kan? kalo aku bisa hm" meyakinkan Key agar tetap membuka mata.

Key membuka mata perlahan dengan nafas yang naik turun. Ia seperti ingin mengatakan sesuatu tapi sulit.

Terlihat Vano mengucapkan suatu kata doa untuknya. Ia tersenyum melihatnya meski terdengar samar-samar.

Key berusaha mengatakan. "A...ku...tu...su...ka...ka-" ucapannya terpotong oleh nafasnya yang menipis.

Vano mengarah ke bawah untuk melihat apa yang di bicarakannya. Ia ketara khawatir, Key berharap Vano mendengarnya.

"Su...ka?" Vano menyipit tapi ia kembali fokus berlari.

"Stss kamu diem dan berdoa ya"

Key mengangguk dengan peluh yang membasahi dahinya. Cairan kental berwarna merah tidak ada hentinya. Ia mulai kehabisan tenaga.

Dirinya berusaha tetap membuka mata lalu beberapa detik kemudian nafasnya naik turun tidak karuan. Dadanya berdebar kencang, tanpa disangka ia berakhir menutup mata secara perlahan-lahan.

"KEYRAA" teriak histeris Vano keras.



Next Part?

Dibalik keinginan foto apakah ini yang di maksud?

Key menjadi korban!

Kira-kira siapa pelaku penabrakan tersebut?

Pasti ada alasan dibalik itu semua!

Mereka khawatir terutama Vano ada apa sebenarnya?

Apa yang ingin dibicarakan Key selanjutnya?

Apakah Key baik-baik saja?

Gimana perasaan kalian baca part kali ini?

Jangan lupa vote, comment, dan share sebanyak-banyaknya agar author semakin semangat nulis.

Thank you buat kalian semua guys.

Happy Reading 🌵

ABHIPRAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang