✨✨
"Assalamualaikum Ra" Suara gadis seumurannya tersenyum mengembang menghampiri.
Belum sempat menjawab gadis bernama Lissa itu memeluk Ira dengan Ira. "Waalaikumsalam Lissa"
Lissa meringis. "Apa kabar Ra?" Mama Zac juga ikut beserta dua anak laki-lakinya.
Ira membatin. "Kak Ravi tahu orangnya datangkan"
"Alhamdulillah, Tante sendiri?"
"Baik sayang. Kamu tidak masuk disini dingin nanti sakit"
Ira menggeleng kuat. Kemudian Mama Ira keluar menghampiri dan menyambut mereka untuk masuk. Satu bulan terlewati hubungan keluarga Ira dan Zac semakin membaik.
Suara mobil berhenti, turunlah beberapa pasang kaki. Mereka geng bebas juga ikut hadir. Akhir-akhir ini geng bebas juga lebih sering ke rumah Ira. Katanya agar Ira tidak merasa sedih terus. Faktanya Ira tidak mau karena Ia akan baik-baik saja. Tapi tetap saja yang namanya anggota geng bebas akan keras kepala.
Mereka semua menuju ruang tamu. Banyak hal yang di ceritakan mulai dari masa lalu Mama Zac dan Mama Ira yang lucu di dengar anak zaman sekarang. "Ra kita kan udah mau kelas tiga aja nih." Key menaik turunan alisnya. Ira hanya menatap kurang bersemangat. Key langsung memeluk Ira, dia menguatkan sahabatnya. Waktu cepat berlalu hingga mereka sudah mau naik kelas saja. Karena kegigihan, kepandaian membawa nama baik sekolah, dan nilai yang bagus akhirnya geng bebas beserta Ira naik kelas lebih cepat dibandingkan teman lainnya.
Seorang gadis menyembul di depan pintu dengan senyum mengembang. Sebuah panggilan dari Mama Ira membuat semua orang menoleh ke arahnya. "Ana?"
Bukan Mama Ira tapi Mama Zac. "Ya ampun Ana masuk sini. Ini loh Alex yang Mama ceritain ke kamu seminggu yang lalu." Semua orang menatap Alex bingung. Ana duduk di samping Mama Zac karena dia yang meminta.
Alex berwajah datar seketika dengan telinga yang memerah. Sedangkan, Ana juga seperti mengenal Alex apakah dia orang yang diceritakan Mamanya. Seakan mengetahui Mama Alex menjawab. "Iya ini Alex, pasti sudah diberitahu mamamu kan?. Asal kamu tahu Ana kalau Alex itu juga-" Kalimatnya terpotong dengan suara telpon dari hp Zac.
Setelah di angkat Zac berdiri tergopoh-gopoh pergi. Ada hal besar yang harus dia selesaikan, jika tidak mungkin orang itu akan pergi. Kesempatan emas baginya untuk menangkap orang tersebut.
Pyar
Bunyi kaca jendela pecah terdengar. Ada sebuah batu yang terbungkus kertas di lemparkan. Zac membukanya dan berisi teror. Jaket dia ambil begitu saja pergi. Alex, Jay, dan Vano ikut menemani Zac karena tidak mau ada apa-apa dengannya.
"Zac!" Papa Ira memanggil.
"Orang Itu Om" Dia berlari menuju sepeda motornya lalu mengendarainya dengan kecepatan tinggi.
✨✨
Seorang pemuda mengejar pria berperawakan tinggi dan tidak muda lagi. Dia adalah supir Ira yang selama ini menjadi buronan polisi.
Pemuda itu Zac, dia tidak sendiri mengejar mantan supir Ira. Jay, Vano, Alex, dan polisi juga ikut mengepung. Zac sendiri mengejar paling depan hingga berjarak jauh dengan anggota lainnya.
Supir itu tiba-tiba berhenti pelan. Ada banyak semak-semak mengeluarkan. Suara hewan juga berbunyi seakan tahu ada makhluk hidup lain selain kawanannya. Mereka sekarang berada di tengah hutan tepatnya di pinggiran yang mengarah ke jurang.
"Stop!"
"Lo maju...." Ucap supir yang terpotong.
"Apa?" Zac menaikkan alis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA [END]
Teen Fiction-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapinya. Ananda Irana Negara duduk di bangku sma dengan kata keterpaksaan dari orang tuanya. Hidup nya te...