✨✨
Seorang gadis tergopoh sambil merutuki kebodohan ke dirinya sendiri.
"Bodoh banget gue gak tau hal tersebut" itulah Key berjalan menghampiri sekumpulan geng bebas yang duduk santai di taman.
"Guy-ss gawwat pokok nya kalian harus tau buat acara besok-kk" terengap engap dia berbicara.
"Waalaikumsalam" Jay menyindir. Sang empu hanya meringis sudah terlanjur.
"Ada apa lo duduk dulu" Vano
"Acara besok kalian tau kan. Jangan sampai acaranya gagal ini firasat bukan lebih tempatnya fakta mengatakan akan ada sesuatu hal yang akan membuat fatal"
"Maksudnya Key please jelasin apa ada hubungannya dengan di-" Ana terlihat panik.
"Di-aa ya bener bgt lu. Kita harus buat rencana sebagai antisipasi kejadian itu. Lagi pula hari ini free class karena besok acara besar. Sini sini nunduk gue beri info" Key menjelaskan panjang lebar tidak ada orang yang mendengar hanya mereka yang mendengar.
Tapi sekeliling mereka menatap acuh dan aneh. Diam diam ada orang yang memperhatikan mereka disertai senyum seringai terbit di bibirnya dari kejauhan.
"Oke fiks paham easy guys" setelah Vano mengeluarkan ide cerdiknya itu. Mereka mengeluarkan jargon bersama tanda setuju.
"Dirasa selesai apa sekarang dimulai game nya teman teman?" Jay semangat dengan wajah yang sulit diartikan.
"Ayo guys semangat kita harus bersama sama memerangi kejahatan biar tu orang kena akibatnya enak aja, dunia itu berputar ygy yuhu"
pelakunya adalah Ana dia dengan gestur seperti support bola ketika mengalami kemenangan timnya.Semua melongo what?
Gak nyangka ternyata sampulnya aja polos isinya bikin tercengang kayak buku but ini bukan sekedar buku tapi seorang perempuan yaitu Ana.
"Ups...maaf guys kelepasan maaf ya sorry mungkin kalian jadi sedikit risih but kalian sendiri yang bilang jangan canggung" Ana meringis kaku. Sebenarnya mereka tahu Ana orang nya seru tapi ini malah makin bikin tercengang.
"Fine sebelas dua belas sama gue An lo santai aja. Yang penting ingat kewajiban" Jay tersenyum menunduk.
Yang lain hanya manggut manggut saja.
Bruk
Bruk"Omg buku gue jatuh please ambilin dong jangan diliatin doang" suruh orang itu kepada orang lain yang hanya menatap was was.
Saat itu juga orang di depannya ingin mengambil tapi tidak jadi karena terpotong oleh ucapan seseorang.
"Punya siapa nyuruh siapa huh" semua pandangan beralih ke dia terutama geng bebas apalagi Jay melongo dibuatnya.
"Emang situ siapa? yang punya sekolah emang situ presiden percuma punya tahta tinggi kalau gak punya etika" sang empu melanjutkan ucapan dengan raut wajah senyum tak bersalah.
"Lo it-" ucapan nya terpotong dengan raut wajah tercetak jelas akan kemarahan.
"Lo itu saya beritahu sekalian kalau anda juga tidak pantas menjadi presiden yang mana etika tidak mencerminkan upsss"
"Loh itu berani sama gue, gak tau apa kalau gue it-" dia adalah Larissa dengan jari telunjuk yang sudah mengarah.
"Itu orang gak punya etika ups benerin dulu tuh bibir baru ngomong" orang itu berucap lagi yang membuat Jay dkk melongo sebab biasanya Larissa menggertak tapi ini dikalahkan langsung oleh?
Orang itu melanjutkan ucapannya "assalamualaikum mbak" langsung melenggang pergi di ikuti geng bebas.
Tak lupa orang di sekitar mereka tercengang di tempat bisa bisa nya ada orang yang berani dengan Larissa. Orang orang bertanya tanya apa dia tidak tahu tentang geng Larissa.
Secepat kilat eh tidak juga karena geng Larissa sempat mematung melihat orang ter famous dikalahkan di depan umum sebelum menghampiri sang ketua. Dengan tatapan tajam mereka mengusir siswa siswa yang sempat tercengang.
✨✨
Ruang kelas"Woi gua gak nyangka kamu bisa gitu, kayaknya ketularan gua ya? Gapapa asal positif orang kayak dia sekali kali dikasih pelajaran" Jay menatap Ana tidak menyangka.
"Bener Jay btw lo kok manggil nya pakai kamu ke Anna kan jadi" Key mencoba menggoda sebelum Ana menjawab pertanyaan.
Yang di goda langsung melotot kan matanya tidak sengaja menoleh ke seorang Jay yang beberapa detik lalu berucap "kamu" di iringi wajah datar terbit di sana. Apa perasaan Ana dia mengatakan kamu aku dari awal atau baru menyadari nya sekarang.
"Sekali kali diberi pelajaran biar gak menindas orang tak bersalah" Ana melanjutkan menjawab dengan senyum yang tipis.
"Jay gua rasa lo ada sedikit berbeda gitu loh kayak apa ya makin gimana gitu gak bisa nyebut gua" Key menelisik Jay penuh.
"Bener emang kayak lebih gimana gitu lanjutin bro selagi positif dan lebih dekat dengan sang pencipta" Vano menambahkan.
Jay hanya tersenyum "semoga aja gua jadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya thanks buat support nya"
"Amiinn semoga ya, karena dulu aku juga gitu namanya manusia apalagi iman naik turun kalau turun kadang ga naik naik heran" Ana melanjutkan sambil meringis.
"Ehem...apa jangan jangan ada support system tersendiri jadi lebih baik gitu ya perasaan dul-" seketika buku melayang mengenai tangan Key. Pelakunya adalah Vano, langsung dipelototi oleh Key.
Ceritanya sudah up lagi readers.....
Gak sabar buat harlah?
Apa kejutannya?
So next part berikutnya guyss ;)
Sorry kalau ada kesalahan......
Vote and comment gak maksa🙂
Saran silahkan.....
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA [END]
Teen Fiction-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapinya. Ananda Irana Negara duduk di bangku sma dengan kata keterpaksaan dari orang tuanya. Hidup nya te...