Sebagai sahabat mereka selalu menemani Ana didalam situasi apapun. Contoh nya sekarang Ana tidak akan merasa kesepian karena bisa berkumpul bersama.
"Guys, pulang yuk nanti kita lanjut di grup chat aja" Ira.
"Bener cape tau gak. Katanya mau liat seminar lusa" Key memelas.
"Minggu lusa bukan besok" Vano berwajah datar.
"Gue tahu tetep aja kali, udah ya gak cape apa ketemu terus. Kalo gue sih enggak, tapi kalo ketemu duo ubur ubur kaya kalian males" menunjuk Vano dan Jay kemudian tertawa renyah.
"Kayanya itu panggilan baru buat kalian hehehe" Ira tertawa sama dengan Ana.
"Gitu ya? oke lo pulang sendiri sono. Come on guys pulang" Vano melangkah pergi, sebenarnya dia hanya bercanda tidak mungkin meninggalkan Key.
"Van bercanda ya?" Key terlihat biasa tapi tidak beberapa detik selanjutnya. Dimana seorang Vano hampir mendekati motornya.
"VAN"
"VAN KOK AKU DITINGGAL" Key langsung berlari menuju Vano. Tanpa aba aba.
Brak
"Aduh sakit tahu, kalo berhenti itu bilang" Key menggerutu setelah menabrak punggung Vano yang berhenti tiba tiba.
"Sakit ya?" Vano jahil.
"Hahaha kasian banget sih kamu" lanjutnya dengan muka di imut imut kan untuk membuat Key marah.
Vano juga aneh kenapa akhir akhir ini ia suka mengerjai Key apalagi membuat dia marah.
"Apa sih, lo mau ninggalin gue gitu? kan tadi lo yang jemput ya harus nganterin pulang"
Tiba-tiba Key menangis hingga sesenggukan. Pertama kalinya ia menangis hanya karena hal sepele.
"Sstss nangis ya?" Vano bertanya tanpa bersalah bersamaan ditatap sang empu yang sudah merah.
"Bercanda, lagian gak sesuai ekspektasi gue kira lo bakal marah. Cepet pake helm jangan nangis entar di kira gue ngapa ngapain lo" Vano jadi sedikit tersentak kaget, seorang Key nangis jadi merasa bersalah.
Sedangkan dari kejauhan sekelompok orang menganga. Ada yang sadar lebih dulu lalu tersenyum. Yang akhirnya mereka tersadar lalu saling tatap. Siapa lagi kalo bukan si Jay, Ana, dan Ira.
Sepertinya dugaan mereka sama. Pemikiran yang tidak salah entah apa hanya mereka yang tahu.
✨✨
Ira pulang di situasi yang sangat tepat, dimana sebuah pesan telah menunggunya.
"Assalamualaikum mama"
"Waalaikumsalam putri" ucap sang mama dari arah dapur ke ruang tamu.
Ira langsung menghampiri sang mama yang sedang membawa sesuatu.
"Sayang ini ada surat buat kamu"
"Dari siapa Ma?"
"Gauravi dong sayang siapa lagi" kemudian mamanya tertawa.
"Buka cepet"
Setelah dibaca ternyata surat tersebut berisi undangan menghadiri acara kecil kecil kelulusan nya. Yang membuat Ira bingung adalah belum aja ujian kenaikan kelas udah nyebar undangan.
Disaat bersamaan Mama nya menyadari perubahan raut wajah sang anak. Tak tinggal diam beliau mengatakan.
"Mama Gauravi juga ngasih tahu mama, kalau undangan tersebut direncanakan jauh jauh hari agar semua orang menyempatkan waktu untuk bisa hadir"
"Oh gitu, padahal ujian nya Minggu depan"
"Sayang ada sesuatu yang Mama mau bilang"
"Apa Ma?"
"Katanya, Gauravi mau ngomong tapi nanti waktu acara"
"Ihh terserah, kayak penting banget pake nunggu acara"
"Ssstts gak boleh gitu, ngomong ngomong minggu lusa kamu libur kan sayang"
"Iya Ma, sebenarnya aku sama temen temen ada rencana menghadiri seminar islami"
"Oh ya? good mama setuju dari pada kamu di rumah bosen"
"Sementara ya itu dulu buat mengisi waktu luang"
"Iya sayang. Ingat peraturan nomer satu yaitu harus hati hati dan kabarin mama atau papa"
"Siap Ibu Negara"
Ira bersikap hormat lalu pergi menuju kamar tidurnya.
Next part?
Satu pesan buat Key dan Vano?
Apa yang mau di bilang Gauravi?
Jangan lupa vote, share, and comment sebanyaknya agar author makin semangat nulis.
Happy Reading 🌵
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA [END]
Fiksi Remaja-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapinya. Ananda Irana Negara duduk di bangku sma dengan kata keterpaksaan dari orang tuanya. Hidup nya te...