"Ekhem....ekhem cie cie"
Seketika Ana menoleh ke sumber suara. Siapa lagi kalau bukan Ira dengan Zac.
"Ternyata ada yang lagi deket ups...makanya di tanyain gak di bales sakit atu kak" Ira
"Ga jelas orang tadi di barengin ya ga nolak, terus kalian ngapain bukannya ber-?" Ana mengangkat sebelah alis nya tanda bertanya guna menetralkan pipi yang sempat memerah layaknya tomat.
"Ber-berencana ya itu maksudnya sudah selesai, kamu tahu kan lusa acaranya di mulai. Aku harap kamu hadir em kita pamit dulu. Assalamu'alaikum" Ira pamitan pulang bersamaan dengan menarik tangan Zac yang masih loading.
"ADIK KAKAK INI YA MULAI HM AWAS AJA KALAU MACEM MACEM tapi kakak restui setengah" Teriakan Zac saat sadar berusaha menggoda sang empu kemudian pergi begitu saja dengan Ira.
"Kenapa perasaanku tiba tiba ga enak" Ana bergumam setelah di ikuti kepergian Jay.
✨✨
Kediaman Ana
"Saya berharap tidak ada kejadian aneh aneh tentang Ira" Ana duduk membaca ayat suci Alquran bersamaan dengan pikiran yang mengarah ke sahabat nya.
"Astagfirullah Ana" tak lama ia mengakhiri bacaan nya tersebut dengan wajah menggerutu karena terpikir kan lagi tentang seseorang ya itu jelas bukan Ira lagi. Kalian pasti tahu?
"Kalau cinta bisa menyakiti. Apalagi pacaran tidak diperbolehkan dalam Islam. Jodoh sudah ditentukan oleh Allah. Siapa tahu tiba tiba dateng ke rumah ngucapin qabiltu....heheh" Jay terkekeh.
Anna teringat apa yang dibilang Jay. Tidak dia tidak Baper hanya merasa aneh dengan dirinya. Maybe sebatas kagum dengan seorang laki laki yang tentu tak tertinggal zaman tapi 1 hal paham agama.
Drttrrt
Drrrtt
Drrrtt
"Eh astagfirullah ya allah ga boleh Ana dosa memikirkan lawan jenis" Ana bangkit dari lamunan karena bunyi video call geng bebas dari benda gepengnya.
"Assalamualaikum maaf terlambat habis ngaji" jawab Ana senyum ramah.
"Waalaikumsalam" mereka menjawab serentak.
"Waalaikumsalam masyaallah" Jay menanggapi.
"Masyaallah juga akhi hehe" jawab Vano menggoda sahabat random nya itu.
Kalian ketahui guys si Jay itu seorang anak santri. Jangan kaget ya benar dia gaul tapi tidak melupakan kewajiban sebagai seorang muslim. Seperti muslim pada umumnya tapi Jay orang yang lebih berbeda. Diam diam Jay adalah orang yang paham akan agama meski tidak sebanyak itu contoh ustadz muda. Mulai saat ini ada yang lebih berbeda dengannya.
Back on topic
"Gimana nih tentang masalah tadi, ada perkembangan?" Tanya Key mengubah atensi mereka ke topik yang dibahas sekarang.
"Sebenarnya ada" Ana
"Maksudnya An lo bisa cerita" Jay menjawab.
"Tadi pulang sekolah Ira dan Kak Zac kerumah setelah kepergian mereka aku merasa ada yang janggal ga ngerti apa" Ana terlihat khawatir.
"Semoga bukan apa apa" Vano. Next mereka berdiskusi hingga larut untuk kejutan saat acara lusa.
✨✨
Keesokan nya
"Papa Mama assalamualaikum" Ira tergopoh berangkat sekolah.
"Ya ampun anak kamu nih Pa, ya udah be careful di jalan. Di anterin pak supir ya" Mama Ira heran dengan anak semata wayangnya ini.
"Ga perlu Ma ini bareng kak Gauravi sudah nyampe di depan"
"Anak kamu juga Ma, Gauravi ajak masuk aja" Papa tak menghiraukan perkataan anaknya itu lebih fokus gak terima di sindir Mama.
"Pa dia sudah sampai di depan dan ini buru buru berangkat doain aja semoga kegiatan Ira lancar" Ira berkata dengan di ikuti mama papa nya hingga keluar pagar menjulang tinggi tersebut.
Gauravi yang duduk di atas motor keren nya itu menunggu Ira tak lupa ada satu kalimat membuat Ira tercengang.
"Hati hati ya Ravi bawa putri kecil Papa" sambil melambaikan tangan.
"Putri kecil Mama semangat sayang sekolah nya" Mama tak mau kalah dari Papa.
Ira seketika membeku biasanya tak pernah papa atau mama nya menyebut panggilan "putri kecil". Hati Ira hangat tak terasa senyum mengembang lebar terbit di sana seraya motor tersebut berjalan menjauh.
Di atas motor Ira bergumam di hatinya "putri kecil-hati hati" bibir nya mengulum senyum. Tak menyangka mereka begitu khawatir padanya.
Apa hanya kebetulan seketika ia menggelengkan kepalanya untuk menepis pikiran negatif itu. Bukan waktu yang tepat berfikiran demikian dimana Ira mulai sedikit membuka hati untuk mereka.
"Fokus Irana, you are great you can come on" Ira menyemangati diri nya sendiri yang tak sengaja di dengar Gauravi.
Sang empu ikut mengulum senyum bahagia setelah sekian lama Ira menghadapi masalah yang berangsur-angsur membaik itu. Sekarang seorang Irana berubah berusaha memperbaiki, mempercayai, dan keluar dari kegelapan.
✨✨
Seorang gadis tergopoh sambil merutuki kebodohan ke dirinya sendiri.
"Bodoh banget gue gak tau hal tersebut"
Ceritanya sudah up lagi readers.....
Pantengin terus cerita selanjutnya guys!!!
Sorry kalau ada kesalahan......
Vote comment gak maksa kok🙂...
Saran silahkan.....
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA [END]
Teen Fiction-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapinya. Ananda Irana Negara duduk di bangku sma dengan kata keterpaksaan dari orang tuanya. Hidup nya te...