✨✨
Zac sudah berdiri kembali atas bantuan Alex. Suara pintu ruangan di dobrak terdengar kembali. Seorang gadis menangis meminta tolong. Suara detik Bom waktu terdengar kembali. Gadis di dalam menyebutkan kalimat sampai terdengar tiga pemuda di sana.
"Tolong di sini ada Bom yang kapanpun akan meledak. Aku mohon tolong keluarkan saya, ini semua kesalahan pasti ada kebenaran ku mohon" Suaranya berakhir lirih.
"Aku...mohon..." terbata-bata.
"Walaupun aku mati setelah ini setidaknya beri aku kesempatan menjelaskannya. Kalian bisa membunuhku setelah itu"
Alex menyerang Gauravi saat pemuda itu ingin melewatinya. Mereka saling adu serang hingga Alex tersungkur. Kemudian Zac menyerang Gauravi hingga lawannya tersungkur. Zac mengeluarkan kunci lalu melangkah ingin menghampiri ruangan, tiba-tiba dia tersungkur dan kuncinya terjatuh tidak jauh.
Gauravi berusaha bangun dengan banyak luka di tubuhnya. Dia berjalan lunglai mendapatkan kunci. Berjalan kembali mendekat ke ruangan tersebut. Zac tidak tinggal diam untuk bangkit tapi Alex mendekat membantunya berdiri. Tapi dia memberontak dari cekalan sang Kakak karena tidak melepaskannya untuk mengeluarkan Ira bukan malah membiarkan Gauravi.
Gauravi membuka pintu susah payah. Di dalam Ira menangis keras. "Ra ini gue" Gauravi mengeluarkan suara.
"Kak!"
"Jangan panik gue akan buka pintu buat lo bisa keluar"
"Di sini ada Bom kak, aku gak mau kakak kenapa kenapa. Kakak pergi aja dan bilang ke mereka sebenarnya. Setidaknya sudah tersampaikan biarkan jika nanti aku meninggal di sini"
"Ra diem!" Perintahnya.
Pintu terbuka menampakkan Ira menangis meringkuk di bawah. Gauravi langsung memeluk Ira dengan erat. Mereka menangis sejadi-jadinya. Bunyi detik bom menyadarkan mereka.
Bertepatan itu Zac sendirian datang menghampiri. Gauravi tidak punya banyak waktu karena waktu terus berjalan. Dia menyuruh Zac membawa keluar Ira segera mungkin karena dirinya merasa sakit luar biasa di bagian kepala. Gauravi tetap bersikap biasa saja padahal merasakan sakit. Di luar dugaan gadis tersebut memberontak hanya ingin keluar dengan Gauravi.
Zac hatinya teriris mendengar pengakuan gadis yang ia cintai. Dia mengakui selama ini mencintai musuhnya sendiri. Hatinya terkalahkan oleh rasa cinta. Dirinya menyadari selama ini berbuat jahat kepada Ira tapi itu terpaksa dia lakukan karena masa lalu.
Memegang kepalanya Gauravi kesakitan hebat hingga terduduk di lantai. Ira berteriak menghampiri ikut terduduk di depan Gauravi.
"Kakak gapapa? Dimana yang sakit biar Ira periksa" Ira menangis khawatir tangannya bergetar menyentuh sebelah tangan Gauravi yang berada di kepala.
"Kamu keluar Ra!"
"Tidak akan! Aku akan keluar bersama Kakak. Kak Zac jangan diem aja bantuin Kak Gauravi" Interupsinya melupakan kemarahannya kepada Zac guna menyelamatkan pemuda di depannya.
Zac menghampiri berniat membantu tapi interupsi Gauravi untuk membawa Ira keluar sangat bersikukuh. Akhirnya Gauravi mengucapkan kata yang membuat Ira bergetar menangis.
"Zac jagain kamu Ra. Cintai dia setulus hati, maafkan hal yang dia lakukan. Karena kesalahpahaman semuanya rusak, kamu akan tahu sebenarnya." Gauravi menangkup tangan Ira, sedangkan gadis itu menggeleng.
"Namaku Gauravi pemuda di depanmu ini pecundang Ra. Maaf jika selama ini aku mencintaimu. Maaf selama ini tidak mengatakan sebenarnya. Maaf untuk semuanya. Terima kasih kamu dan keluargamu sudah berbuat baik kepadaku juga keluargaku. Aku tidak ingin jawabannya sekarang, tapi aku hanya mengungkapkan. Ada seseorang yang mencintaimu lebih dariku yaitu" Menatap ke arah Zac.

KAMU SEDANG MEMBACA
ABHIPRAYA [END]
Roman pour Adolescents-cerita pertama aku- ✨✨✨ Bagaimana jika tidak seorangpun mengerti kita. Apa dunia terlalu kejam atau kita yang terlalu berlebihan dalam menghadapinya. Ananda Irana Negara duduk di bangku sma dengan kata keterpaksaan dari orang tuanya. Hidup nya te...