27

34 0 0
                                    

✨✨

Keesokan di Malam Hari

Seorang gadis terlihat berkutat dengan handphone nya. Ia nampak sibuk mengetik - ngetik.

"Sayang sudah selesai siap-siapnya?" terdengar dari luar pintu Mama bertanya.

"Iya Ma, ini mau turun"

"Segera ya udah ditunggu Papa didepan"

"Siap Ibu Negara"

Terdengar kekehan dari arah luar diikuti langkah kaki turun tangga. Tidak butuh waktu lama Ira sudah sampai di depan.

"Anak Papa cantik banget" papa tersenyum ke arah putrinya.

"Anak Mama ya cantiklah" Mama tak kalah menyauti dengan kekehan mengusap pelan rambut Ira.

"Anak Papa juga inget itu Ma"

Kemudian mereka terkekeh bersama-sama. Tak berlama-lama mereka masuk mobil dan mulai perjalanan menuju rumah Gauravi Nara.

✨✨

Malam cerah bertabur bintang dan hangatnya sinar bulan mendukung hari ini.

Terdengar suara banyak orang dari arah taman terbuka di depan rumah. Mereka tampak menikmati acara hari ini.

Keluarga Ira datang bersamaan disambut oleh tuan rumah. Mereka asik bercengkrama satu sama lain.

Datanglah seorang pemuda nampak tampan, tinggi, dengan baju casual yang nampak pas ditubuhnya.

Jangan lupakan rambut yang sedikit tertiup angin menambah kesan tegasnya.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab mereka bersamaan.

"Ini Gauravi?"

"Iya Ma" jawab Papa tak habis pikir.

"Gak gitu Pa, cuma beda aja gitu kayak bukan dia" Mama tersenyum.

"Makin cakep kan Ma?" ucap Papa terkekeh-kekeh.

"Iya bener Pa" Mama mengiyakan.

"Makasih" Gauravi tersipu malu.

"Oh ya! kita ngobrol di sana aja" tunjuk Papa Gauravi ke arah meja yang diatasnya terdapat makanan dan langsung di angguki semua orang.

"Tunggu! Ira kamu di sini saja katanya anak laki-laki Mama mau bicara" Mama Gauravi tersenyum.

"Oh!"

"Sayang kami tinggal dulu ya" Mama melambaikan tangan menjauh.

Setelah kepergian mereka tinggallah Gauravi dan Ira yang saling diam. Nampak dari mereka ingin memulai pembicaraan namun enggan untuk memulai terlebih dahulu.

Ehem

Deheman Gauravi memecah keheningan. Ira mengangkat satu alis bertanya.

"Kesana" tunjuknya menuju meja kosong di samping.

"Y-ya"

"Woilah kenapa sih pake gugup gitu Ira"

"Ira please gapapa, tenang, santai, tarik nafas lalu hembuskan ya itu lebih baik" batinnya.

"Ra?"

"Ira?"

"Ha?"

"Hmm"

"Kenapa?"

"Dipanggilin dari tadi malah ngelamun"

"Oh ya?"

ABHIPRAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang