37

7 0 0
                                    

✨✨

"Endingnya gue minjemin lo apa kagak?"

"Ya minjemin sih"

"Kalo gue jadi lo ya malu lah"

"Bi Imah, Joko nih cari ribut!"

"Lalu maksud kerja sama tadi itu apa?" Bi Imah menatap mereka bergantian.

"Kerja sama itu..."

"Jujur aja kali, dia butuh bantuan Joko buat menyelidiki kasus kecelakaan yang dialami temennya"

Bi Imah menutup mulut lalu beristighfar. "Benar itu Non"

Ira mengangguk. "Tanpa Ira sangka kalo Joko putra Bibi. Tadi aku kesini juga mau menemui Bibi"

"Bukannya mau nemuin gue?"

"Apaan coba, aku itu kangen sama Bibi. Iya kan Bi?"

"Iya"

"Bibi makasih ya udah jagain Ira waktu kecil"

"Sama-sama Non, itu sudah tugas Bibi"

"Bibi tahu kalo Mama sama Papa sayang banget sama Ira, benar kata Bibi mana ada orang tua yang tidak sayang anaknya. Seburuk apapun orang tua pasti mereka sayang anaknya juga sebaliknya seburuk apapun anaknya pasti orang tua tetap sayang"

Bi Imah tidak berkata apapun ia memeluk Ira. "Masalah apa yang menghampirimu?"

"Besar sangat besar Bi, jujur Ira tidak sekuat itu. Tapi Ira yang sekarang sekuat dan sehebat itu. Bukannya Ira gak mau beritahu Bibi, tidak sekarang Bi karena waktunya tidak tepat. Doain Ira agar bisa melewati semuanya" tersenyum hambar.

Bi Imah mengurai pelukan. "Orang tuamu pasti tidak tahu"

"Dugaan Bibi benar"

"Aku berdoa semoga orang orang terdekatku selalu terlindungi"

"Lalu sekolahmu?"

"Libur, jika masuk aku akan bilang sama papa mama buat homeschooling aja"

"What?" Joko kali ini membuka suara.

"Orang kaya mah bebas berbuat seenaknya, semaunya, dan sekuasanya"

"Gak gitu! Aku mau selesaikan semua masalah yang ada. Kamu tahu kan gak ada yang beres disini"

"Bi Imah dan Joko pasti dukung kamu Non"

"Terima kasih Bi dan Joko" mereka membalas dengan anggukan.

"Hm! Rencana lo selanjutnya?" Joko

"Pertama Aku mau nanya sama Bi Imah"

"Apapun pertanyaanmu Bibi usahakan akan jawab sesuai yang ada"

"Siapa aja orang yang dekat dengan keluarga Ira?"

Tampak Bi Imah terkejut tidak lama ia menetralkan raut wajah. "Banyak banget Non"

"Yang paling deket Bi layaknya saudara sendiri"

"Em.. yang Bibi ingat salah satunya keluarga Ana sahabat masa kecilmu"

"Selain Ana, bi?"

"Sudah pasti keluarga sepupumu Zac, pemuda yang saat ini mungkin masih membuatmu jengkel bukan?"

"Bi Imah tahu aja, lalu siapa lagi?"

"Sepasang suami istri rekan mama papamu"

"Siapa namanya?"

"Bibi lupa, seingat Bibi mereka dikaruniai dua anak yaitu perempuan dan laki-laki"

"Bibi nggak ingat sedikitpun, mungkin anak laki-lakinya?"

ABHIPRAYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang