"Kalau kamu belum jatuh cinta padaku, tolong jangan jadi milik orang lain dulu."
.
.
Ada dua hukum kerajaan Sandor yang menurut Nora terlalu merugikan kaum wanita. Pertama, seluruh gadis yang lahir diteritorial kerajaan Sandor dilarang menikah selama api suci belum menentukan pasangan untuk sang putra mahkota. Kedua, adalah kutukan perawan.
Selama putra mahkota kerajaan Sandor belum memiliki pasangan, maka seluruh gadis dikerajaan tersebut dianggap sebagai milik keluarga raja. Mereka dilarang berhungan badan untuk menjaga kesucian diri jika kelak nanti api suci memilihnya menjadi pasangan dari sang putra mahkota.
Dan karena kutukan itulah Nora hanya bisa duduk pasrah dengan wajah masam menatap Eros yang masih terlelap diatas ranjang.
Dalam ruang dimensi yang dibuat oleh Eros memang tidak ada siang dan malam, tapi Nora tahu jika sebentar lagi pagi akan mengampiri. Mereka seharusnya segera bergegas pergi, namun Eros tidak juga menunjukan tanda-tanda akan terbangun.
Nora berdecak kesal, kakinya dengan sengaja menendang pakaian Eros yang tertumpuk dilantai. Tak ia sangka jika perbuatannya itu membuat sesuatu yang tersimpan dikantung pakaian Eros menggelinding dan masuk kebawah ranjang.
Nora bergegas bangkit untuk mengambil kembali benda yang belum ia ketahui bentuknya seperti apa. Bisa gawat kalau ternyata itu adalah benda penting milik kerajaan.
"Sial, susah sekali!" keluh Nora. Tangannya terulur kedalam kolong ranjang. Semua ini akan jauh lebih mudah jika Nora menggunakan sihirnya. Sayang sekali ia harus membuang jauh-jauh ide itu. Pria seperti Eros bisa langsung terjaga jika merasakan energi asing sekitarnya.
Nora berusaha dengan sepenuh hati memanjangkan jari-jarinya untuk meraih benda apapun yang ada dibawah sana.
"Yap sedikit lagi!" ucap Nora ketika merasa telah menyentuh sesuatu. Ia menghela nafas lega saat benda tersebut akhirnya bisa terjangkau.
Nora menegakan tubuhnya, duduk lesehan disamping ranjang tempat Eros tertidur.
Perempuan berusia 22 tahun itu menatap cincin putih ditangannya dengan seksama. Nora membulak baliknya memastikan tidak ada yang mencurigakan atau berpotensi membahayakan nyawanya.
"Ini cincin nikah?" gumam Nora. Detik berikutnya mata perempuan ini terbelalak. Ia berbalik badan untuk menatap wajah Eros.
"Tidak-tidak, jangan bilang kalau pria ini sudah menikah!" Nora mengigit kuku jempol tangannya dengan cemas.
Sia-sia saja Nora mengikutinya sampai sejauh ini kalau ternyata pria itu sudah menikah. Nora tidak mungkin mengincar pria beristri. Bisa habis pantat Nora jika Hera mengetahuinya.
"Ayo berpikir. Apa yang bisa dijadikan petunjuk untuk memastikan pria ini telah beristri atau belum."
Mata Nora bergerak menatap kesegala arah berharap menemukan ide brilian untuk memastikan status pria didepannya. Sampai kemudian pandangan Nora jatuh pada selimut yang membungkus kaki Eros.
Anak gadis Lukas ini tersenyum lebar. Matanya berbinar senang ketika ia melangkah dan mendudukan pantatnya dipinggir ranjang, sejajar dengan paha Eros.
"Kata Eliot, kalau sudah menikah kemaluan pria jadi lembek." Dahi Nora mengeryit, "Memang ada hubungannya? Oh ada, aku ingat Eliot bilang jadi lembek karena isinya sering dibuang." Nora lalu terdiam seolah memikirkan sesuatu.
"Memang itu ada isinya?" gumamnya pada diri sendiri.
Perempuan ini kemudian mengedikan bahunya tidak peduli. Nanti ia bisa meminjam milik Eliot atau Azriel untuk memastikan sendiri apa isi dari kemaluan laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...