Sore itu seorang pelayan senior masuk kedalam kamar paviliun barat yang selama ini Nora tempati. Wajah pelayan yang penuh keriput itu mengingatkan Nora kepada Almarhum Nenek Emma -- pelayan senior di Sandor yang sudah Nora anggap seperti nenek sendiri.
Tapi pelayan senior yang ini tidak punya tatapan hangat seperti Emma. Dia justru menatap Nora seolah dia adalah hama yang seharusnya disingkirkan dari istana.
Namanya Judit. Dia adalah kepala pelayan dan merupakan orang kepercayaan Ratu Felicia.
"Pangeran Eros mengundangmu makan malam." Suara ketusnya terdengar memenuhi kamar.
Nora yang sedang berbaring malas diatas ranjang sembari mengelus bulu lembut Karberos lantas mengeryit tidak suka mendapati aura bermusuhan yang Judit kobarkan.
Ada masalah apa sih nenek tua ini?
"Gunakan pakaian yang pantas. Pastikan bau rakyat jelata tidak mengganggu selera makan Yang Mulia."
Nora menganga tak percaya. Tadi dia dikatai rakyat jelata?
"Aku benar-benar tidak habis pikir kenapa Pangeran mengundang wanita udik untuk makan malam dengan keluarga kerajaan." Judit tampak bergumam. Suaranya cukup keras hingga Nora masih bisa mendengarnya dengan jelas.
"Kalau begitu katakan kalau wanita udik ini tidak mau menerima undangannya." Nora menjawab kesal.
"Lancang! Orang sepertimu bahkan tidak pantas berbicara apapun dengan Pangeran!"
"Ya sudah, jahit saja mulut pangeranmu itu biar sekalian tidak bisa bicara."
"Kamu!!" Judit menuding wajah Nora. Mata yang dipemuhi keripit itu melotot marah mencoba menakuti Nora.
"Dasar perempuan tidak tahu diri-- APA-APAAN INI?!" Judit menjerit nyaring ketika anjing besar milik Nora tiba-tiba saja melompat kearahnya.
Judit kembali berteriak ketika roknya dikoyak habis oleh gigi-gigi tajam Karberos.
"Apa yang kau lakukan?! Cepat singkirkan peliharaanmu sebelum dia melukaiku!!"
Nora hanya menatap malas Judit yang sibuk menyelamatkan pakaiannya dari Karberos.
"Karberos jangan! Jangan ditahan, Sayang. Gigit lebih keras!"
Judit melotot kesal kearah Nora yang kini terkikik puas melihat wajah nalangsa nenek tua menyebalkan didepan sana.
Karberos baru berhenti mengoyak rok Judit ketika dua penjaga paviliun masuk menerobos kamar. Sepertinya teriakan Judit sangat keras hingga teedengar sampai keluar paviliun.
"Awas kau! Akan ku pastikan kamu dan anjing sialanmu itu keluar dari istana!" ancam Judit sebelum keluar dari kamar. Dia harus menahan malu ketika berpapasan dengan pelayan lain yang menatap kondisi pakaiannya yang memprihatinkan.
"Apa yang terjadi pada Judit?" Rea bertanya bingung. Tadi mereka sempat berpapasan diujung koridor ketika Rea akan menuju paviliun barat.
"Diserang Eros. Eros memang paling tidak bisa mencium bau tanah."
"Yah, Judit memang sudah bau tanah."
Dua perempuan muda itu tertawa mendengar lelucon mereka.
"Tapi ada urusan apa dia datang kesini?" tanya Rea saat tawanya telah reda.
Nora mengedikan bahu, "Katanya Pangeran Eros mengundangku makan malam bersama keluarga kerajaan."
Rea tercengang. Mata gadis itu terbelalak lebar mendengarnya.
"Lalu apa yang kau lakukan?! Lekas berbenah. Undangan seperti itu sangatlah berharga."
Tapi Nora masih belum beranjak dari ranjang. Gadis itu justru semakin menenggelamkan tubuhnya kedalam empuknya kasur yang ia tiduri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...