BAB 45 [Bertemu Lagi]

8.8K 786 92
                                    

Lama Nora tidak menghadiri pesta seramai ini. Terakhir kali dia mendatangi pesta pernikahan adalah saat Azriel menikah dengan Azura. Setelahnya Nora lebih banyak menghabiskan waktu didalam ruang kerja.

Dia melewatkan banyak sekali undangan minum teh juga pesta dansa yang harusnya ia hadiri sebagai pengganti dari Putri Mahkota yang belum kelihatan hilalnya. Jadi ketika kereta kuda yang dia dan Eliot naiki berhenti didepan bangunan megah tempat dilaksanakannya pesta, jantung Nora berdetak lebih kencang dari biasanya.

Dia menerima uluran tangan Eliot dan hampir menginjak gaunnya sendiri jika saja pria itu tidak sigap menolongnya. Eliot bahkan sampai menggeleng tidak habis pikir melihat sikap bodoh Nora.

"Kalau mau terguling, tolong jangan saat ada aku disampingmu."

Nora melirik Eliot kesal. Mulut pria itu benar-benar sangat menyebalkan. Seolah tidak mengenal filter pada setiap kata yang keluar dari bibirnya.

Ogah-ogahan Nora melingkarkan tangannya dilengan Eliot. Cukup kagum juga mendapati kerasnya otot lengan pria itu.

"Kau tahu adik dari pangeran yang sedang menikah ini pernah mengirimkan surat lamaran untukku," ucap Eliot sombong.

Nora jadi sangat malu ketika beberapa tamu undangan tampak menoleh dan menatap mereka penasaran. Rasanya dia ingin menyumpal mulut Eliot dengan sapu tangan yang ada dibalik gaunnya agar pria itu berhenti mengeluarkan kalimat sampah.

Mereka kini sampai didepan pintu aula. Seorang prajurit tampak memeriksa identitas Nora dan Eliot sebelum mengumumkan kedatangan mereka dan mempersilahkan putra putri Sandor ini masuk kedalam aula istana.

Rasanya Nora bisa merasakan beragam tatapan yang membuat punggungnya merinding. Entah perempuan atau laki-laki sepertinya menaruh perhatian lebih pada putra mahkota dan mantan putri mahkota Sandor.

Nora bisa memahaminya. Dia tahu gosip tentang pertunangannya yang gagal sudah menyebar ke seluruh kerajaan sekutu. Itulah mengapa beberapa kali dia mendapati tatapan mencemooh dari para lady yang merasa dirinya lebih baik dari Nora.

"Tahan dirimu dan jangan tergoda untuk menyihir mereka." Eliot berbisik. Nora jadi tersenyum geli, tampak tertarik dengan ide yang baru saja Eliot usulkan. Sayangnya mereka sedang menjadi tamu undangan. Tidak mungkin baginya merusak acara berharga orang lain. Terlebih lagi adalah pernikahan yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup. Jadi Nora memilih untuk tetap memasang wajah anggun khas bangsawan.

"Eliot, coba kamu pilih satu Lady diujung sana," bisik Nora lalu melirik segerombolan Lady yang sejak tadi mencuri-curi pandang kearah Eliot.

"Hanya satu?"

Pertanyaan itu membuat Nora refleks memukul lengan Eliot. Keduanya lantas tersentak lalu buru-buru kembali berpura-pura bersikap anggun.

"Bukankah kau memang hanya butuh satu?" Nora menghentikan seorang pelayan dan mengambil dua gelas dari nampan yang dibawa oleh pelayan tersebut. Ia kemudian menyodorkan salah satunya untuk Eliot.

"Kau lupa sekarang tidak ada lagi api suci yang menghalangiku beristri lebih dari satu?" Ada seringai tipis ketika ia menempelkan gelas kaca itu dibibirnya.

"Tapi dibandingkan mengkhawatirkanku, lebih baik kau urus masalahmu sendiri." Eliot mengedikkan dagunya kebelakang Nora, "Mantan kekasihmu sedang berjalan kesini," lanjutnya membuat Nora tegang.

Nora juga menyadarinya. Sejak pertama kali menginjakan kaki di aula, orang itu tidak pernah berhenti menatapnya. Lewat tatapan tajamnya dia terus mengikuti setiap langkah Nora. Bahkan mungkin dia juga menghitung berapa kali Nora meneguk minumannya.

Baiklah, itu memang sedikit berlebihan. Nora hanya sedang mencoba menenangkan jantungnya agar kembali berdetak dengan normal. Lima tahun! Demi Dewa, dia telah menghabiskan waktu selama itu untuk melupakan pria ini tapi ternyata tidak menghasilkan apapun. 

ROYAL CHEATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang