Tarik nafas dan siapkan hati untuk menentukan kapal mana yang mau kamu pilih
.
.
.Sejak awal Eros memang berencana untuk menyembunyikan identitasnya sebagai putra mahkota agar ia bisa lebih leluasa berkunjung dari satu tempat ke tempat lain tanpa perlu menimbulkan kehebohan yang menurutnya sangat merepotkan. Berpergian seperti ini memang sudah biasa Eros lakukan sejak menginjak usia remaja.
Gelar sebagai Putra Mahkota tidak lantas membuatnya mendekam didalam istana dan berleha-leha menikmati segala kemewahan yang ada disana. Setelah dinobatkan secara resmi, Eros justu semakin ingin mengunjungi sudut demi sudut wilayah Saba yang luput dari pengawasan sang ayah.
Pengalaman tidak menyenangkan saat kecil juga membuat Eros lebih nyaman menghabiskan waktu diluar istana. Rasanya selalu menyenangkan ketika semua orang tidak menghiraukan keberadaannya dan berjalan melewatinya begitu saja tanpa sapaan ataupun bungkukan hormat yang berlebihan.
"Hei jangan berlarian sembarangan!" seorang wanita paruh baya berteriak kesal pada segerombolan anak yang berlarian sembari tertawa cekikikan. Salah satu diantara anak-anak itu tidak sengaja menubruk Eros karena terlalu sering menoleh kebelakang dibandingkan fokus menatap jalanan.
"Hati-hati." Eros membantu anak perempuan itu berdiri. Dia tersenyum ketika melihat anak itu menatapnya dengan mata berbinar. Detik berikutnya anak itu menoleh kebelakang dan berteriak kepada teman-temannya.
"Hei aku menemukan jodohku!" teriaknya disambut dengan sorakan tidak terima dari teman-temannya. Meski begitu anak ini tidak peduli dan tetap memasang senyum selebar lima jari saat menatap wajah Eros.
"Paman mau aku nikahi?" tanyanya seolah Eros adalah anak kecil yang minta untuk ditemani buang air kecil.
"Kau mau menikahi Paman?" Eros merendahkan tubuhnya agar anak perempuan ini tidak lagi mendongak untuk berbicara dengannya. Anggukan mantap dari gadis kecil ini membuat senyum Eros semakin lebar.
"Hm, besok pagi bagaimana? Kalau hari ini aku sudah ada jadwal main disungai."
Eros lalu pura-pura memasang wajah kecewa, "Sayang sekali, besok pagi Paman sudah ada rencana menikah dengan perempuan lain."
Mata anak perempuan itu terbelalak lebar. Ia kemudian bertanya sambil berkacak pinggang. "Perempuan yang mana?!"
Eros mengarahkan telunjuknya kearah Nora yang baru keluar dari salah satu kedai makanan. Anak perempuan didepan Eros langsung menoleh untuk melihat perempuan mana yang berani merebut calon suaminya.
"Sial, kenapa Bibi itu cantik sekali?!" dia menghentakan kakinya dengan tidak senang. Responnya yang teramat jujur itu justru membuat Eros tidak kuasa menahan tawa. Eros sangat menikmati raut kebingungan Nora ketika anak perempuan itu dengan tiba-tiba menghadang langkahnya.
Nora menatap anak kecil didepannya dengan dahi berkerut keheranan terlebih lagi ketika bocah itu mengadahkan telapak tangan kearahnya.
"Makhluk jadi-jadian darimana ini?" tanya Nora yang langsung membuat anak kecil didepannya melotot tidak terima.
"Benar Bibi mau menikah dengan Paman itu?"
Nora mengikuti telunjuk pendek anak itu yang mengarah kepada Eros yang justru mengulum senyum. Hal itu tentu saja membuat Nora menatap Eros dengan janggal. Sepertinya pria itu kemasukan setan penunggu pasar.
"Karena Bibi sudah merebut calon suamiku, aku mau balas merebut makanan yang Bibi pegang!"
"Kamu mau ini?" Nora mengangkat kantung kertas berisi kue kering yang baru saja dia beli. Matanya langsung menyipit tidak terima ketika anak perempuan ini mengangguk antusias. Sialan, jadi sekarang Nora sedang dibegal?!
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
عاطفيةNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...