Eros berkacak pinggang seraya menatap anjing besar didepannya dengan dahi mengerut. Bingung karena bukannya memakan apa yang sudah disajikan, Karberos justru tampak mundur menjauhi piring yang ada didepannya.
"Kamu tidak suka makanannya?" tanya Eros.
Anjing berbulu putih itu tampak mendongak seolah mengatakan protes sebelum akhirnya berbalik badan dan bergelung diatas rerumputan yang tentu saja membuat Eros berdecak kesal. Dia tidak mengerti kenapa peliharaan Nora ini tidak mau memakan apa yang ia bawa.
"Apa yang salah? Orang bilang anjing sangat suka dengan ikan salmon." Pria itu tampak menggerutu.
Tidak kenal lelah, Eros mencoba sekali lagi membujuk Karberos. Dia menyodorkan piring didepan sang anjing.
Bukannya tergoda, Karberos justru mengonggong tidak terima. Dia lalu mundur kebelakang seolah-olah yang baru saja Eros sodorkan adalah jenis makanan beracun yang berbahaya.
"Tidak mau makan? Kenapa? Ini masih sangat segar," ucap Eros mencoba membujuk. Dia tidak tahu apakah anjing bernama Karberos itu bisa mengerti ucapan manusia atau tidak, tapi yang jelas Eros ingin anjing itu segera menghabiskan ikan yang sudah ia bawakan. Eros tidak suka seseorang menolak pemberiannya. Apalagi ini hanya seekor anjing. Tentu saja Eros tidak akan terima.
"Cepat habiskan!"
Karberos menggeleng. Matanya sudah menatap Eros dengan memelas. Berharap manusia itu bisa mengerti kegundahan hati yang sedang ia alami.
Mungkin jika bisa bercerita, Karberos akan dengan senang hati menceritakan kembali pengalaman buruknya tentang sesuatu yang kini tersaji dipiring.
Dulu kala, ketika dia belum sebesar sekarang, Karberos pernah berbaik hati membawakan Nora hadiah.
Seekor ikan segar yang ia tangkap langsung dari sungai.
Tapi bukannya mendapat elusan sayang, Karberos justru dibuang ke semak-semak. Nora marah dan tidak mau melihatnya lagi.
Kalau saja Hera - ibu dari anak itu tidak menjemput Karberos yang sudah meringik sedih dibalik semak-semak, mungkin saja Karberos sudah lama jadi anjing gelandangan.
Jadi, untuk menghindari pengalaman buruk itu terulang, Karberos menjauhi segala sesuatu yang berkaitan dengan ikan. Sekarang coba katakan bagaimana cara anjing ini berkomunikasi dengan manusia didepannya dan mengatakan kalau dia tidak mau menyentuh ikan salmon itu. Dia trauma!
Eros menghela nafas. Mulai menyerah mengajak Karberos bicara. Mau sampai mulutnya berbusa pun, dia tidak akan benar-benar bisa paham apa yang anjing itu sampaikan.
Jadilah pria itu mengambil piring berisi ikan salmon segar yang sepertinya akan ia serahkan ke anjing lain. Yah itupun kalau ada anjing selain Karberos yang berkeliaran disekitar istana.
"Nanti saya akan memikirkan saranmu."
Eros menoleh dan mendapati Nora baru saja keluar dari dalam kamar. Ada Tabib Daaris yang nampak sedang berbincang serius dengannya. Entah membicarakan apa.
Tatapan Eros turun kearah kaki Nora yang tertutup rok panjang. Meski tidak bisa melihat secara langsung tapi Eros tahu bahwa kaki perempuan itu sudah sepenuhnya sembuh.
Nora bahkan sudah mulai berkeliaran dipagi hari. Kadang Eros tidak bisa mengerti apa yang dilakukan perempuan itu hingga dia selalu berkeliaran bahkan sebelum matahari sepenuhnya terbit.
"Salam hormat, Pangeran Eros."
Tabib Daaris dan Nora kompak menunduk hormat ketika Eros berjalan kearah mereka.
Pandangan Nora lantas jatuh pada piring yang pria itu bawa. Senyum yang semula menghiasi wajah cantiknya tatkala menyambut kedatangan Eros sekejap mata menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
Roman d'amourNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...