BAB 51 [Perjalanan Dinas]

7.1K 534 39
                                    

"Ternyata Anda masih ada disini."

Eros menoleh dan mendapati Azriel yang melangkah mendekat kearahnya. Tidak ada yang salah dari Azriel. Pria itu menyapa Eros dengan sopan, tapi entah kenapa Eros tetap merasa tidak suka.

Jauh didalam lubuk hatinya Eros menyadari bahwa pria didepannya ini jauh lebih baik darinya. Azriel sungguh pantas mendapatkan Nora.

Eros menghela nafas, mencoba untuk membuang jauh-jauh pikiran buruk yang menghampiri. Sebaik apapun Azriel, kenyataannya pria itu sudah memilih jalan hidup yang berbeda. Dia telah membangun keluarga bahagia dan Eros bersyukur tidak ada Nora didalamnya.

"Lama tidak bertemu denganmu, Duke Azriel."

"Itu bukan sindiran karena saya tidak mengundang anda saat pernikahan saya, kan?" canda Azriel. Mengurangi kecanggungan yang menyelimuti mereka berdua.

Diakhir tawanya Eros tersenyum tulus. "Maaf untuk pertemuan terakhir kita."

Kali ini Azriel yang menatap pria itu sungguh-sungguh. Dia perhatikan bagaimana cara Eros meminta maaf kepadanya lalu balas tersenyum ketika melihat keseriusan dari mata pria itu.

"Memang sangat disayangkan karena itu bukan kenangan yang menyenangkan, tapi mari kita lupakan semua itu. Ada hal-hal baik yang menunggu kita didepan."

Azriel mengalihkan pandangannya ketempat yang sejak tadi diamati oleh Eros. Pria itu tersenyum melihat putri kecilnya sedang berbincang dengan Nora.

Sedangkan Eros diam-diam mengakui kekalahannya. Eros boleh saja unggul dalam ilmu pedang hingga bisa mengalahkan Raja Lukas dalam duel satu lawan satu. Tapi, dia tidak yakin bisa menandingi kesabaran dan kebaikan dari Azriel. Entah dibuat dari apa hati pria itu sampai dia bisa memaafkan Eros begitu saja.

Sembari terus menekan rasa rendah diri yang menyelimuti hati, Eros mencoba untuk mengikuti apa yang Azriel katakan. Yah, dia punya banyak waktu untuk menebus semua kesalahan itu.

"Kau punya putri yang cantik," puji Eros. Itu bukan hanya sekedar basa-basi. Putri kecil Azriel memang cantik jelita. Rambut pirangnya yang bersinar dibawah terik sinar matahari membuat anak itu terlihat seperti boneka.

Sayangnya visual bak putri yang lucu itu tidak selaras dengan tingkah lakunya. Azriel bahkan sampai sakit kepala menghadapi tingkah bar-bar anaknya.

"Dia terlihat seperti ksatria kecil." Eros tertawa melihat putri Azriel yang bernama Alura itu menghentakan kakinya, tampak sedang melayangkan protes pada Nora.

"Ya, Nora menemukan murid untuk mewarisi semua tingkah lakunya."

Karena dibandingkan dengan Azriel dan Azura, tingkah bocah itu lebih seperti perpaduan antara Nora dan Ratu Hera.

"Sepertinya saya harus mengambil putri saya sebelum dia dimusnahkan oleh bibinya sendiri." Azriel meringis malu. Meski tahu tujuan Eros menetap di kerajaan ini, rasanya tidak etis membiarkan Raja dari kerajaan seberang itu melihat tingkah memalukan dari anak dan juga saudara perempuannya.

Buru-buru Azriel melangkah mendekati mendekati Nora yang langsung menyadari kehadirannya. Perempuan itu memutar bola matanya bosan saat melihat Alura berlari dan mengadu kepada Azriel.

"Dia terus merengek ingin ikut," ucap Nora memberi penjelasan.

Hari pemberangkatan rombongan yang akan ikut dengan Nora dalam misi pemberantasan penyihir hitam telah ditentukan. Alura yang mendengar kabar itu langsung mendatanginya dan merengek agar bisa ikut serta. Gila saja jika Nora mengizinkannya.

"Tapi ada Paman Eros..."

"Ya memang kenapa kalau ada Paman Eros?" Nora menyela dengan galak. Membuat Alura cemberut.

ROYAL CHEATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang