Suara gelak tawa terdengar memenuhi ruangan yang ditempati lima pria dewasa. Salah satu dari mereka meraih botol alkohol lalu dengan senang hati menuangkan isinya kedalam gelas temannya.
Lantunan lembut dari petikan kecapi menambah rasa nyaman orang-orang untuk berekspresi. Seolah bebas dari tuntutan kehidupan yang memaksa untuk selalu sempurna. Tanpa celah dan salah.
"Kali ini apalagi yang dilakukan adikmu?" Charlie mengangkat gelas dan meneguk isinya dengan sekali tenggak. Pria itu mendesah ketika minuman keras itu mengalir didalam tenggorokan.
Pria yang ditanya sontak saja tertawa geli sebab teringat kembali tingkah laku adiknya beberapa hari lalu.
"Dia salah masuk kamar. Sialnya dia justru masuk ke dalam kamar Luis saat pria itu sedang telanjang bulat!"
Gelak tawa kembali terdengar memenuhi salah satu ruangan dirumah hiburan itu. Eros yang duduk diujung meja hanya memperhatikan sembari menikmati minuman.
"Wah kau berutung sekali, Luis!"
"Padahal sudah ku bilang padanya kalau aku tidak marah. Tapi gadis itu tetap tidak mau menemuiku. Dia bilang tidak sanggup lagi melihat wajahku karena terlalu malu." Pria bernama Luis itu mendengus geli.
"Tentu saja dia tidak ingin melihatmu. Kau sudah menunjukan padanya sesuatu yang menggelikan. Berdoa saja dia tidak trauma karenamu."
Charlie ikut mengangguk setuju. "Ya bagaimanapun juga, menelanjangi diri sendiri dihadapan seorang gadis tanpa persetujuannya adalah tindakan paling memalukan."
Dan tanpa bisa dicegah, Eros tersedak cairan yang baru saja masuk kedalam tenggorokan. Pria itu dengan gusar meletakan kembali gelasnya diatas meja.
"Kau baik-baik saja?" tanya Charlie saat melihat Eros tampak kesusahan.
Pria itu mengangguk lantas berdiri karena batuknya tak kunjung berhenti. Tenggorokannya sakit dan matanya mulai memerah.
"Aku butuh udara segar." Eros segera berlalu keluar dari dalam ruangan yang malam ini sengaja dipesan oleh teman-temannya.
Ketika Eros melangkah keluar, sudah ada Zayn yang berdiri sigap disamping pintu. Pria itu hendak bertanya saat Eros terlebih dulu mengangkat tangan.
"Aku ingin berkeliling. Kau tidak perlu mengikutiku."
Zayn mengangguk patuh. Dia biarkan Sang Pangeran pergi seorang diri.
Rumah hiburan ini selalu ramai meski waktu telah menunjukan pukul satu malam. Semakin jauh matahari meninggalkan bumi, tempat ini justru semakin berisik dengan gelak tawa dan alunan musik yang samar-samar terdengar saat Eros memutuskan untuk berdiri di balkon lantai dua.
Matanya menerawang jauh menatap langit malam yang kali ini dipenuhi bintang-bintang. Pria itu meraup wajahnya yang terasa panas.
Sialan. Dia malu.
Apa yang Charlie ucapkan membuatnya kembali mengingat tingkah bodohnya selama ini. Berapa kali dia dengan seenak jidat melepas celana dihadapan Nora?
Sudah sejauh mana perempuan itu melihat anggota tubuhnya? Jangan bercanda Eros! Dia bahkan sudah pernah memegang kejantananmu.
Pria ini meringis lantas menyugar rambutnya kebelakang. Rasanya benar-benaar memuakan saat membayangkan Nora tertawa puas melihat kebodohan yang Eros lakukan selama ini. Perempuan itu pasti sangat puas membohonginya.
Menatap kembali langit malam yang indah, Eros bertekad akan segera membalas Nora hingga perempuan itu bersujud memohon ampun padanya.
Oleh karena itu, tepat ketika sang surya naik keatas singgasana untuk memberi sinar kepada seluruh makhluk hidup dibumi, Eros sudah berdiri sembali melipat tangan di dada saat matanya mengawasi seorang perempuan cantik yang sedang bermain dengan anjingnya dihalaman depan paviliun barat. Perempuan itu sesekali tertawa ketika anjing besarnya mencoba untuk menjilat wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...