Suara tamparan menggema didalam ruangan yang hanya berisi dua pria dengan raut wajah tegang. Masing-masing diantara mereka berusaha menyembunyikan emosi yang menyelimuti hati.
"Kau sadar apa yang baru saja kau katakan, Pangeran?"
"Aku tidak akan menikah dengan istri Anda, Yang Mulia."
Raja Henry mengusap wajahnya dan berpaling dari Eros. Hari sudah sangat larut saat Eros mengetuk pintu kamar pribadinya. Raja Henry pikir Eros akan mengatakan sesuatu yang sangat penting. Tapi ternyata—Raja Henry kembali menghela nafas, kalimat seperti itu tidak pernah ia sangka akan keluar dari bibir sang putra.
"Apa yang membuatmu berani mengatakan kalimat sampah itu?"
"Aku mencintai wanita lain—"
"Cinta?" Raja Henry menyela tidak sabar, "Jangan bercanda padaku, Nak!"
Eros berdiri dengan raut wajah datar, menatap Raja Henry yang terlihat sangat tidak percaya.
"Sebenarnya siapa yang sedang kamu bohongi?" Raja Henry melangkah mendekati Eros. "Mencintai wanita lain? Bahkan belum genap satu minggu saat aku melihatmu keluar dari kamar Felicia. Kita sama-sama tahu apa yang sebenarnya terjadi, jadi jangan terlalu memaksakan diri." Raja Henry menghentikan langkahnya tepat didepan Eros, menatap sang putra. "Atau aku juga perlu menyebutkan berapa kali kalian diam-diam bertemu selama dua tahun ini?"
Eros tidak menjawab. Eros yakin Raja henry tidak akan percaya meski dia mengatakan yang sebenarnya. Menjelaskan bahwa dia tidak pernah berbuat sampai sejauh yang Raja Henry pikirkan.
"Aku tetap pada pendirianku. Jika harus menikah, maka aku akan menikah dengan wanita yang aku cintai." Eros berbalik badan. Tidak ada lagi yang harus dia katakan pada Raja Henry. Jika pria itu memaksa, maka Eros juga bisa menolak lebih keras lagi.
"Dan mengabaikan keselamatan keluargamu sendiri?"
Langkah Eros terhenti. Dia menoleh dan menatap Raja Henry tidak mengerti. Keselamatan siapa?
"Pernikahan ini bukan hanya tentang mu, Eros. Bukankah kau tahu jika orang-orang yang mendukung Pangeran Carlos sudah mulai bergerak? Tidak lama lagi mereka akan mulai menunjukan taring."
"Aku bisa mengatasinya."
Raja Henry menggeleng, "Kau tidak akan bisa, Nak." Fraksi Pangeran Carlos dipimpin oleh Duke Gibson—kakeknya yang memiliki kekuatan setara dengan keluarga raja. Meski Eros adalah seorang pangeran yang memiliki kekuatan mengagumkan, dia tetap tidak akan bisa menghadapi desakan dan tuntutan dari para bangsawan.
"Tanpa bantuan dari keluarga Felicia, kita tidak akan bisa mempertahankan tahta ini." Raja Henry menatap Eros penuh rasa bersalah, "Cobalah untuk memikirkannya lagi. Jika kau tetap ingin menikahi wanita lain, kau bisa melakukannya nanti. Tidak akan ada yang melarangmu memiliki lebih dari satu istri. Kau hanya perlu menjadikan Felicia sebagai ratumu. Hanya itu saja, Nak."
Haruskah Eros melakukan itu? Menjadikan Felicia ratunya dan Nora sebagai selirnya?
Tapi Eros tidak ingin seperti itu.
"Ingat Eros, sejak dulu, hidup kita memang bukan seuntuhnya milik kita sendiri. Ada ribuan nyawa yang harus kita lindungi. Kau tidak bisa hanya memikirkan kebahagianmu sendiri. Ingat, Nak, kau punya kewajiban sebagai seorang pangeran."
Kewajiban... Eros mengulang kembali kata itu didalam hati. Kewajiban itu, bisakah Eros mengabaikannya, sekali saja? Bukankah selama ini dia sudah menjalankan semuanya sesuai yang mereka pinta. Jadi, bolehkah kali ini ia memikirkan diri sendiri, tanpa peduli pada tanggungjawab yang menekan kedua bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...