BAB 6 [MAHKOTA]

10.2K 1K 154
                                    

" Eros mu itu sudah mati dua tahun yang lalu"

.

.

"Raja Henry itu punya istri berapa?"

"Empat."

"Empat?!" Nora mendongak menatap Rea yang berdiri dibelakangnya dengan terkejut.

Saat ini Rea sedang fokus mengutak-atik rambut panjang Nora. Berawal dari keinginan perempuan itu untuk belajar menghias rambut dan menjadikan Nora sebagai kelinci percobaannya.

Rea mengangguk. Dia mengarahkan kembali kepala Nora agar menghadap kearah cermin.

"Kamu jangan banyak bergerak dulu!" omelnya.

Nora menurut meski tetap tak bisa menghilangkan raut terkejut dari wajahnya. "Bagaimana bisa dia punya istri sebanyak itu?"

"Memang ayahmu tidak punya istri lain?" tanya Rea penasaran.

Nora menggeleng. Jangankan punya istri lain, ayahnya bahkan terlihat akan langsung mati jika sehari saja tidak melihat wajah Hera.

"Ayahmu pria yang setia," ucap Rea yang membuat Nora meringis malu.

"Di Saba memang boleh memiliki istri lebih dari satu?" Ini menarik sekali. Meski hanya dipisahkan oleh lautan, namun hukum yang berlaku di kerajaan Saba sangatlah berbeda dengan apa yang berlaku di Sandor.

"Boleh." Rea mengangguk, "Raja Henry pada awalnya hanya menikah dengan Ratu Sofia. Ratu Sofia itu ibu kandung Pangeran Eros. Satu tahun setelahnya dia menikah lagi dengan Selir Isabel lalu memiliki anak yaitu Pangeran Carlos."

"Pangeran Carlos?"

"Iya, dia kakak dari Pangeran Eros."

Nora mengangguk paham. Produktif juga ya Raja Henry itu.

"Lalu?"

"Lalu... ck, kamu ini banyak mau tahu sekali!" keluh Rea namun pada akhirnya tetap melanjutkan penjelasannya juga.

"Saat Selir Isabel hamil, Raja Henry kembali menikah dengan Selir Lune. Dia itu ibu dari Pangeran Charlie. Kamu sudah bertemu dengan Pangeran Charlie bukan? Dia ikut dalam rombongan Pangeran Eros."

"Maksudmu pria menyebalkan itu – auch! " Nora mengaduh ketika Rea tiba-tiba saja memukul lengannya.

"Dia itu sangat tampan tahu!"

"Seleramu memang yang seperti itu ya? Pria yang terlihat nakal."

"Hei, jaga bicaramu! Bagaimana jika seseorang mendengarnya? Kau bisa langsung dihukum karena telah menghina anggota kerajaan."

"Rea, sepertinya kamu lupa kalau aku juga putri dari seorang raja."

Rea terkikik geli mendengarnya. "Entah kenapa dimataku kamu masihlah seperti anak pengembala domba."

"Aku tidak pernah mengembala domba!" protes Nora tidak terima.

Rea mengibaskan tangan, terlihat tidak terlalu peduli dengan protes yang Nora layangkan. Luar biasa. Mungkin Rea adalah satu-satunya manusia selain Hera yang kebal dengan wajah merajuk Nora.

"Nah sudah selesai!" Rea berkacak pinggang, menatap hasil karyanya dengan puas. "Tanganku memang sangat terampil," pujinya pada diri sendiri.

Nora ikut memperhatikan hasil karya Rea pada rambutnya. Nora tampak mengangguk setuju. Rea sepertinya punya bakat menjadi seorang penata rambut.

"Astaga, aku tidak sadar sudah menghabiskan waktu terlalu lama disini." Rea berujar panik ketika melihat kearah jendela dan mendapati hari sudah beranjak malam. Dia buru-buru membereskan keperluannya dan bergegas pamit.

ROYAL CHEATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang