Mencium Eros adalah hukuman ternikmat yang pernah Nora dapatkan. Erangan tertahan saat bibir pria itu mengulumnya dengan rakus mampu bersaing dengan suara rintik hujan yang tersisa. Memancing getar yang menjalar menuju pusat tubuh.
Eros terus mendesak. Menghimpit Nora diantara pintu dan tubuh besarnya. Menutup jarak hingga tubuh keduanya saling bergesekan. Menciptakan desah dan rintihan yang tertahan oleh ciuman.
Eros cekal kedua tangan perempuan itu. Mengangkatnya keatas kepala dan menahannya tetap disana.
"Eros."
Nora menggeliat merasa geli saat tangan besar Eros meremas dadanya yang membusung tertutup gaun basah. Pria itu sejenak menjauhkan diri untuk merobek gaun sialan yang menghalangi pemandangan indah didalam sana.
Bunyi robekan kain terdengar nyaring memenuhi kamar, disusul dengan suara decapan keras hasil dari pertemuan bibir seseorang dengan puncak dada Nora. Membuat tubuh perempuan itu melengkuk saat Eros menghisapnya sangat kuat.
"Pelan-pelan!" keluh Nora mengingatkan. Hanya saja Eros tidak mau mendengar. Pria itu justru beralih pada dada Nora yang lain. Memperlakukannya dengan cara yang sama seperti sebelumnya.
Kenyalnya benar-benar membuat candu. Dengan gemas Eros mengigit pucaknya membuat Nora memekik.
Eros mengangkat pandangan untuk bertemu dengan Nora yang tengah menatapnya dengan wajah memerah dan nafas terengah. Eros mendekatkan wajah dan mengecup bibir perempuan itu sebelum melepaskan cekalan tangannya dipergelangan tangan Nora.
"Mau lagi?"
Nora menggeleng.
"Tapi yang dibawah belum aku cium." Eros melirik kearah kewanitaan Nora. Menciptakan kedut yang membuat Nora refleks merapatkan kedua pahanya.
"Aku tidak keberatan kalau harus menciumnya." Eros menggesekan hidungnya disepanjang pipi Nora. Menelusuri kulit lembut itu hingga tanpa sadar telah membenamkan wajahnya di salah satu sisi leher Nora. Menempelkan hidungnya disana agar bisa menghidu aroma tubuh Nora yang menggoda.
"Mau?" bujuk Eros. Tangan pria itu bahkan sudah turun ke bawah siap mengelus bagian tubuh paling sensitif yang Nora miliki.
"Yang itu..." Nora menangkap tangan Eros sebelum pria itu benar-benar melakukan hal yang dia inginkan.
"Hari ini sampai enam hari kedepan tidak boleh diganggu."
"Kenapa?" Eros mengangkat sebelah alisnya.
"Aku sedang datang bulan!" Nora mengalihkan pandangan, tidak tahan ditatap dengan begitu intens oleh Eros.
"Berdarah?"
"Hmm."
"Banyak?"
Nora menoleh dengan wajah kesal. "Kenapa? Mau lihat?!"
Dan dengan santai Eros mengangguk. Membuat Nora menepuk dada pria itu. Sepertinya Eros sedang ingin membalas kelakuan Nora tempo hari.
Sambil menekuk wajah, Nora menarik gaunnya yang telah rusak agar bisa sedikit menyembunyikan buah dadanya yang terpampang jelas. Usahanya tidak begitu berhasil sebab Eros masih bisa melihat puting mungil Nora yang mengintip malu-malu dari sela-sela jari perempuan ini.
"Mau kemana?" tanya Eros ketika Nora bergerak menjauhkan diri. Pria itu menghalangi Nora dengan lengan kekarnya yang menapak ditembok.
"Kamar mandi."
"Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa yang kau lakukan ditengah hujan?"
Nora tidak langsung menjawab. Wajahnya berubah murung ketika mengingat apa yang baru saja ia lakukan. Beberapa saat lalu, ketika gerimis berubah menjadi hujan lebat dengan gemuruh petir yang menyambar, Nora tanpa sadar keluar dari kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...