Berdiri didepan pintu kamar tamu dengan tidak sabar, Nora lagi-lagi mengintip isi kamar tersebut. Pintu yang sengaja dibuka lebar membuatnya dapat melihat dengan bebas.
Nora buru-buru menegakan punggungnya dan melipat tangan di dada ketika melihat Eros keluar dari kamar mandi. Mata perempuan itu membola mendapati Eros keluar dengan selembar handuk kecil yang hanya menutupi area pribadinya. Refleks Nora menoleh kanan-kiri dan menghela nafas lega saat menyadari bahwa hanya ada mereka berdua.
"Tidakah anda malu?" sindir Nora. Membuat Eros menyeringai tipis. Pria itu dengan santai mendudukan diri dipinggir ranjang. Menatap Nora yang berdiri jauh diambang pintu.
"Aku tidak keberatan jika kamu ingin melihat lebih dari ini."
"Tidak, terimakasih!"
"Jangan seperti itu, Putri. Silahkan dipikirkan dulu."
"Saya akan pura-pura tidak mendengar apapun. Cepatlah berpakaian karena kita perlu berbicara serius!" lalu dengan tergesa Nora menutup pintu kamar itu. Membantingnya sampai menimbulkan suara keras.
Nora menyandarkan punggungnya di pintu. Jantungnya berdetak sangat kencang dan Nora mulai merasakan panas dikedua pipinya.
Entah ingatan dari mana, tapi Nora merasa bercak-bercak merah yang memenuhi dada Eros adalah hasil dari perbuatannya.
Sebenarnya apa yang sudah dia lakukan?!
Jangan bilang kalau mereka benar-benar tidur bersama!
Rasanya Nora ingin membenturkan kepala ke tiang yang ada didepannya. Bagaimana bisa dia berhubungan badan dengan suami orang lain – ah, bukan. Nora sudah tahu jika saat ini Eros tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun. Dia bukan suami orang lain. Tidak pernah menjadi suami dari wanita manapun.
Meskipun begitu, bagi Nora kembali menjalin hubungan dengan Eros adalah sesuatu yang sangat sulit. Terlalu banyak kenangan menyakitkan yang ingin Nora lupakan.
"Tidak mau masuk kedalam?" Eros muncul dari balik pintu. Mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Nora melotot galak kearahnya.
Sial, Nora terkejut!
"Bicara diluar saja."
Eros melihat keatas langit, "Mendung. Sebentar lagi pasti akan hujan."
"Ya tidak diluar juga!" ucap Nora kesal. Tambah kesal saat Eros menatapnya dengan wajah sok polos.
"Maksudku bicara ditempat lain. Diluar dan memiliki atap. Sudahlah, ikut saja!"
Nora berbalik badan dan melangkah mendahului Eros. Namun, baru beberapa meter, Nora tiba-tiba menghentikan langkahnya. Dia lantas berbalik menatap Eros dengan kesal.
"Bisakah anda memakai baju dengan benar? Tolong perbaiki kancing kemeja anda!" ujar Nora tidak tahan lagi. Eros seolah sengaja memamerkan tanda merah didadanya.
"Ah, cuacanya cukup panas jadi—"
"Panas apanya! Anda tadi bilang sebentar lagi akan hujan." Nora memutar bola mata. Tampak sangat sinis hingga membuat Eros menyerah.
Pria itu tertawa pelan sembari memasang kancing baju yang tadi sengaja dibiarkan terbuka.
"Sudah, Tuan Putri?" tanya Eros seperti mengejek.
Nora mendengus kesal. Berpaling dan kembali melanjutkan langkah menuju rumah kaca.
Semerbak wangi bunga dan kicauan merdu burung merpati langsung menyambut mereka sesaat setelah memasuki rumah kaca. Nora mendekati meja bulat diujung ruangan, sedangkan Eros berhenti untuk mengamati sepasang merpati yang bertengger diatas ranting.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...