Pelan dan tanpa suara Nora mengikuti langkah kaki Eros dari belakang. Pria itu belum mengeluarkan suara sejak mereka keluar dari ruang makan.
Berada dalam situasi canggung seperti ini membuat Nora ingin segera melarikan diri. Hanya saja posisinya benar-benar tidak menguntungkan. Nora tidak akan bisa lari kemana-mana jika ada Zayn yang terus mengawasinya dari belakang. Jadi saat ini ia berjalan diapit oleh dua pria tinggi besar didepan belakang.
"Jika Anda berjalan lebih lambat lagi, Pangeran akan berpikir kalau Anda sengaja menjaga jarak darinya." Suara Zayn membuat Nora menghela nafas. Gadis itu menoleh untuk menatap wajah datar Zayn.
"Bisakah kamu tidak berjalan dibelakangku? Aku jadi merasa sejak tadi kamu memandangi pantatku."
"Saya tidak mungkin melakukan hal seperti itu!" ujar Zayn. Wajahnya yang datar sedikit diwarnai rona karena ucapan tak senonoh dari Nora.
"Kalau begitu berjalanlah disampingku." Nora menggerakan tangannya, mempersilahkan Zayn untuk mengisi posisi disampingnya. Pria itu meski dengan ragu pada akhirnya mengikuti saran Nora. Dia tidak ingin dituduh berbuat hal tercela seperti yang Nora pikirkan.
Jarak mereka dengan Eros hanya terpaut beberapa langkah. Hal tersebut membuat Nora dapat memperhatikan pria itu dengan leluasa. Matanya memindai bagian tubuh belakang Eros dengan seksama. Nora menghabiskan beberapa detik lebih lama untuk mengamati bagaimana pantat Eros bergerak ketika pria itu melangkah.
Nora jadi memutar kembali ingatannya ketika bercumbu dengan Eros. Apakah dia pernah meremas dua bongkah pantat itu? Karena rasanya rugi sekali jika Nora sampai mengabaikan mereka.
"Sepertinya Anda yang sejak tadi memandangi area pribadi Pangeran Eros."
Nora mengerjap. Ia mendongak untuk melihat wajah Zayn. Pria itu tampak sedang menatapnya penuh tuduhan.
"Aku tidak melakukannya." Nora menggeleng dengan wajah polos yang ketara sekali dibuat-buat.
"Anda jelas-jelas melakukannya, Nona."
"Tidak, Zayn. Aku hanya sedang menatap kedepan."
"Tapi mata Anda hanya fokus menatap area pribadi Pangeran Eros. Anda bahkan tidak berkedip sama sekali."
"Astaga Zayn, aku tidak seperti itu." Sangkal Nora. Gadis ini setengah mati menahan bibirnya agar tidak tersenyum. Usahanya itu justru membuat wajahnya seperti sedang mengolok-olok Zayn.
"Coba Anda ulangi lagi bagaimana cara Anda menatap kedepan." Zayn mengarahkan telapak tangannya meminta Nora untuk kembali menghadap kedepan. Wajah pria ini serius sekali sebab untuk pertama kali dia merasa sedang dibodoh-bodohi secara terang-terangan.
"Silahkan Nona, lakukan dengan cara yang sama seperti Anda tadi melakukan—" penjelasan panjang yang Zayn berikan disela begitu saja oleh Nora.
"Pangeran Eros, tolong aku! Zayn menghasutku untuk menatapi pantatmu."
"A—" Zayn kehilangan kata-kata. Dia hanya mampu membuka mulut tanpa bisa sedikitpun mengeluarkan suara. Wajahnya terlihat sangat syok mendapati seseorang melayangkan fitnah persis didepan matanya. Yang lebih mengenaskan adalah kenyataan bahwa Pangeran Eros sampai berhenti melangkah dan berbalik badan, menatap kearahnya dengan dahi mengerut.
"Zayn."
"Pangeran, saya—"
"Aaaaa... selamatkan aku Pangeran!"
Belum sempat Zayn menyelesaikan kalimatnya, Nora sudah terlebih dulu menyela. Gadis itu bahkan dengan tidak tahu malu berlarian mendekati Eros.
Zayn tak kuasa untuk tidak melemparkan tatapan sinis pada Nora yang kini sudah bergelayut manja dilengan Pangeran Eros. Ya Dewa, kenapa dia baru sadar bahwa gadis itu benar-benar mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...