Berisik sekali. Entah apa yang sedang orang-orang itu lakukan hingga suara langkah kaki mereka bisa terdengar semenyebalkan ini.
Nora mengerang. Menarik selimut hingga menutupi wajah lalu berguling mengubah posisi tidurnya membelakangi sinar matahari.
Syukurlah kamarnya kini sudah kembali sepi hingga ia bisa melanjutkan tidurnya. Karena entah kenapa hari ini tubuhnya terasa sangat lelah. Terutama kedua pangkal pahanya.
Sayangnya keinginan itu harus terkubur dalam-dalam ketika dia mengingat bahwa hari ini adalah hari kepulangannya ke Sandor. Eliot pasti akan mengomel jika Nora menghambat perjalanan mereka.
Nora mengerang malas sebelum akhirnya menarik tubuhnya duduk bersandar dikepala ranjang.
"Ah sial..."
Efek setelah mabuk benar-benar mengerikan. Dia hampir tidak bisa duduk dengan tegak karena rasa sakit yang menghantam kepalanya. Harusnya dia tidak meminum cairan berbahaya itu jika tahu akhirnya akan jadi seperti ini. Nora bahkan tidak ingat bagaimana caranya dia kembali kedalam kamar. Semoga saja dia tidak menimbulkan banyak keributan.
Nora meraih lonceng kecil disamping ranjang lalu membunyikannya. Tak lama kemudian seorang pelayan senior masuk kedalam kamar.
"Apakah Anda ingin langsung sarapan atau mandi terlebih dahulu?"
"Tolong siapkan air hangat, aku ingin berendam."
Pelayan itu menjawab patuh kemudian bergegeas menyiapkan apa yang Nora inginkan. Sembari menunggu, Nora mencoba untuk melakukan peregangan. Tidak main-main tubuhnya terasa remuk sampai-sampai dia berpikir telah di tindih gajah.
"Putri, bak mandi Anda sudah siap."
Perlahan Nora menurunkan kakinya membuat jubah tidur yang terpasang ditubuhnya tersingkap sampai paha. Nora mungkin tidak melihatnya hingga dia mengabaikan bercak merah yang ada disana.
Hangatnya air yang menyentuh kulit membuat Nora rileks. Otot-ototnya yang semula tegang kini mulai melemas dan itu terasa jauh lebih baik. Hampir satu jam Nora menghabiskan waktu didalam kamar mandi sebelum akhirnya memanggil pelayan untuk membantunya berpakaian.
Akan tetapi, Nora mendadak kaku ketika dia berdiri didepan cermin. Tangannya bergerak ragu menyingkap jubah mandi yang menutupi leher.
"Astaga!"
Panik, Nora melepas tali pada jubah mandinya. Membuat kain tebal itu merosot jatuh ke lantai.
"A— apa yang terjadi?!" ucapnya terbata.
Bercak merah memenuhi leher sampai atas dadanya ini jelas sekali perbuatan seorang manusia. Lebih-lebih dilakukan oleh mereka yang sedang bercinta.
Apakah tadi malam dia telah melakukan sesuatu yang mengerikan?
Nora menggigit kukunya dengan cemas. Bagaimana jika dia benar-benar telah melakukan hubungan badan dengan seseorang yang tidak dikenal?
Pandangan Nora turun menatap perut datarnya.
Nora menggeleng keras. "Tidak-tidak, jangan berpikir aneh!"
Ya, dia tidak boleh berpikir buruk. Anggap saja semua yang terjadi malam itu hanyalah sebuah kesialan. Semua orang bisa melakukan kesalahan saat mabuk. Lagipula hari ini dia akan pulang ke Sandor jadi mereka tidak akan kembali bertemu. Nora terus menyakinkan diri.
Sayangnya, sampai kereta kuda yang dinaikinya bergerak meninggalkan gerbang istana yang megah, Nora tetap tak berhenti memikirkannya. Dia tidak tenang.
"Apa kau sedih karena tidak bisa melihat wajah mantan kekasihmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...