Eros baru saja melempar pena yang sejak tadi dia gunakan untuk menandatangani puluhan dokumen diatas meja saat Zayn meminta izin untuk masuk kedalam ruangan. Pria itu menghela nafas sembari menyandarkan punggungnya disandaran kursi.
Akhir-akhir ini ada saja masalah yang mengganggu pikirannya. Belum selesai permintaan gila Raja Henry yang ingin menikahkan Eros dengan Ratu Felicia, kini salah satu pelayan setia Nora justru harus masuk kedalam penjara.
Eros sudah berusaha melakukan semua yang ia bisa, namun kasus penculikan Ratu Felicia bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan oleh Raja. Jadi Eros tidak punya pilihan selain mengeksekusi pelayan itu sebelum masalah ini merambat dan menyeret nama Nora.
Bunyi pintu yang terbuka menarik perhatian Eros. Didepan sana berdiri Zayn dan seorang penjaga dengan badan bergetar ketakutan. Wajah pucat penjaga tersebut membuat dahi Eros mengeryit.
"Ada sesuatu yang ingin dia laporkan pada Anda, Yang Mulia." Zayn memberi isyarat kepada penjaga tersebut.
"HAMBA PANTAS MATI YANG MULIA!" Dia menjatuhkan dirinya dilantai. Bersujud dengan kepala membentur ubin yang dingin.
"Jelaskan padaku kenapa aku harus membunuhmu."
Dengan keringat dingin yang membasahi kedua telapak tangannya, penjaga itu pelan-pelan mulai menjelaskan segalanya. Tentang sel penjara bawah tanah yang kosong.
"Kami telah melakukan pencarian diseluruh penjuru istana, tapi keberadaan pelayan itu tidak bisa ditemukan."
Eros menegakkan punggungnya dan mendengarkan dengan seksama apa yang penjaga itu laporkan. Penjara bawah tanah bukanlah tempat yang bisa dimasuki oleh sembarang orang. Penjagaan yang ketat membuat tempat itu hanya bisa dimasuki oleh segelintir orang.
Eros memindai tubuh penjaga tersebut. Meski wajah penjaga itu tampak pucat pasih, namun Eros tidak menemukan satupun luka ditubuhnya. Sekali lihatpun Eros bisa menebak bahwa penyusup itu masuk tanpa terlibat pertarungan apapun.
Jari telunjuk Eros mengetuk pinggiran meja dengan konsisten. Menciptakan bunyi ketuk ketika pria itu larut pada pikirannya sendiri.
"Hentikan pencariannya!"
Mendengar perintah itu, sang penjaga tentu saja langsung menatap Eros dengan terkejut.
"Tapi Yang Mulia-"
"Siapa saja yang tahu keadaan ini?" ucap Eros memotong.
"Hanya Anda dan penjaga penjara bawah tanah."
Eros mengangguk puas, "Pastikan mereka merahasiakan ini." Eros beranjak dari duduknya. Dia melangkah kearah jendela besar dibelakang meja kerja.
Eros menyibak gorden yang menghalangi sinar matahari untuk masuk kedalam ruangan. Cahaya jingga yang berpedar dari barat mengingatkannya pada Nora. Kira-kira apa yang sedang dilakukan perempuan itu? Apakah Nora kecewa pada Eros karena dia tidak bisa mencegah prajurit istana menyeret Rea?
"Maaf atas kelancangan saya, Yang Mulia, tapi jika pencarian dihentikan lalu bagaimana dengan eksekusinya? Bukankah pelayan itu akan dieksekusi saat matahari tenggelam?"
"Lakukan seolah-olah kalian memang mengeksekusinya." Eros menoleh kearah penjaga itu, "Kau boleh pergi," ucapnya.
Dengan wajah kebingungan, penjaga itu mengangguk patuh. Setelah membungkuk dan mengucap salam untuk terakhir kali, dia akhirnya keluar dari dalam ruangan meninggalkan Eros dan Zayn.
"Anda pasti sudah menebak siapa yang melakukannya."
Eros tersenyum samar dan tidak mengatakan apapun. Pandangannya terus mengarah keluar jendela. Menatap matahari sampai ia sepenuhnya terbenam diujung barat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...