BAB 40 [Harapan Baru]

7.6K 861 106
                                    

Setelah kekacauan yang sempat menimpa kerajaan Saba waktu terasa berlalu sangat cepat. Diselang waktu tersebut banyak hal telah terjadi.

Dimulai dengan duka kematian Pangeran Carlos, lalu disusul dengan memburuknya kesehatan Raja Henry. Fakta bahwa selama ini gadis buta yang mereka anggap rakyat biasa ternyata adalah putri dari Kerajaan Sandor semakin memperburuk keadaan.

Menyesal pun percuma, sebab gadis bernama Nora itu telah pergi meninggalkan Saba.

Selain itu, meski tahu bahwa Pangeran Carlos mati ditangan salah satu pangeran Sandor, Raja Henry tidak bisa berbuat apa-apa. Dia terlalu takut meminta pertanggungjawaban dan hanya bisa menghela nafas setiap kali mengingat kesempatan emas yang ia lewatkan.

Meski demikian, setidaknya ada berita yang patut disyukuri yaitu dipercepatnya pernikahan Eros dan Felicia. Para bangsawan yang sempat menentang keputusan itu pada akhirnya berbalik mendukung. Mereka sadar setelah kematian Pangeran Carlos, maka tidak ada pilihan lain selain mendukung pernikahan Sang Putra Mahkota dan Mantan Ratu.

Undangan pernikahan telah disebar keseluruh kerajaan sekutu Saba. Kerajaan Sandor adalah salah satunya. Namun, Raja Henry tidak terlalu yakin perwakilan Sandor akan memenuhi undangan tersebut setelah apa yang telah mereka lakukan pada Nora. Fakta bahwa Kerajaan Sandor tidak menyatakan perang saja sudah membuat Raja Henry mengelus dada sangat lega.

"Kemana Pangeran Eros?" tanya Raja Henry ketika mendapati kereta kuda milik Eros kosong tak berpenghuni.

Hari ini seluruh anggota keluarga kerajaan akan berkunjung ke kuil suci sebagai syarat pernikahan. Namun sampai waktu keberangkatan Eros belum juga menampakan diri.

"Charlie cepat cari kemana saudaramu berada!" perintah Raja Henry.

"Baik, Ayah." Charlie mengangguk patuh. Sambil menghela nafas malas dia berbalik badan dan melangkah menuju tempat yang selalu Eros kunjungi beberapa minggu ini.

Jauh dilubuk hati Charlie ikut menyesal. Dia tidak pernah berpikir jika semua akan jadi sekacau ini. Pertemanan antara ia dan Eliot bahkan terancam berakhir karena perilaku keluarganya pada Nora.

Terbunuhnya Pangeran Carlos juga membawa banyak perubahan. Raja Henry pada akhirnya membeberkan kenyataan bahwa Carlos bukanlah darah dagingnya.

Hal yang membuat Selir Isabel merasa sangat malu hingga berakhir memilih untuk membunuh dirinya sendiri.

Puncak dari kekacauan ini adalah sikap dingin Eros. Setiap hari yang dilakukan pria itu hanyalah mengurung diri didalam kamar paviliun barat. Segala aktivitas mulai dari pekerjaan hingga tidur sekalipun ia lakukan didalam sana. Seolah-olah dia akan mati jika meninggalkan kamar yang pernah Nora tempati.

"Eros, ini aku, Charlie." Pintu itu dia ketuk. Tidak ada prajurit yang berjaga sehingga Charlie harus dengan sabar menunggu pintu didepannya terbuka. Akan tetapi, meski sudah lama menunggu, pintu itu pada akhirnya tetap terkunci. Bahkan sekedar sahutan saja tidak Charlie dapati.

"Ayah memintamu untuk segera pergi ke kuil."

Hening.

Charlie menghela nafas pasrah. Dia menyerah dan memilih untuk beranjak pergi. Ia hanya bisa menggeleng ketika Raja Henry menanyakan kehadian Eros. Pria tua itu hanya menatapnya frustasi sebelum akhirnya meminta kusir segera menjalankan kereta kuda.

"Kenapa kereta kuda Raja pergi? Bukankah Pangeran Eros masih belum datang?" tanya Felicia. Setelah bercerai dan menjadi calon istri Eros, Felicia sudah tidak pernah lagi berada di dalam kereta kuda yang sama dengan Raja Henry.

"Yang Mulia, Raja Henry memberi perintah untuk menjalankan kereta kudanya." Seorang prajurit berdiri didepan jendela kereta kuda yang Felicia tempati.

"Bagaimana dengan Pangeran Eros?"

ROYAL CHEATINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang