"Kamu ingin makan apa, hm? Mau otak manusia? Atau jantungnya? Ayo katakan saja, aku akan mencarikannya khusus karena kamu telah menolongku." Nora mengelus perut Karberos. Anjing besar itu menggongong senang sembari sesekali berguling mengajak Nora bermain.
Tentu saja Nora tidak akan benar-benar memberi Karberos otak manusia. Oh tidak, Nora tidak sekejam Hera meski sudah terlatih melihat orang mati. Nora hanya tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya pada Karberos.
Tak hanya selamat dari kematian, Nora kini mendapatkan begitu banyak perhatian. Tidak sebanyak saat ia berada di Sandor memang, tapi sebagai seorang tamu perlakuan Saba padanya patut diacungi jempol.
Setidaknya kini Eros rutin menemuinya selepas pria itu selesai dari segala pekerjaannya mengurus kerajaan Saba. Biasanya Eros akan datang saat menjelang waktu tidur. Dia akan mengajak Nora berbincang sebentar sebelum kembali ke kediamannya.
Yah itu jauh lebih baik dibandingkan dengan hari pertama Nora datang ke kerajaan ini. Sebelum kejadian Nora tenggelam disungai, Eros bahkan tidak pernah lagi menemui Nora dan terkesan menghindarinya. Memang segala sesuatu itu pasti ada hikmah didalamnya. Batin Nora mengamini.
"Ada apa Eros?" Nora mengelus kepala Karberos saat anjing itu bergerak gelisah. Tak butuh waktu lama sampai Nora sadar apa yang Karberos rasakan.
Aura pekat yang mendekat tampak begitu asing. Nora tentu tidak akan melupakan sosok hitam misterius yang nyaris merenggut nyawa Karberos.
Nora segera berdiri. Matanya menatap awas sekeliling. Saat ini dia memang sedang berada ditaman paviliun barat. Minimnya penjagaan mungkin menjadi alasan utama mengapa sosok itu mendatanginya.
Bayangan hitam melesat. Cepat sekali hingga Nora tidak sempat menghindar. Perempuan itu terhempas, menabrak pohon yang berjarak beberapa meter didekatnya.
"Guk! guk! Rrrrggghh...." Karberos menggeram marah. Gigi taringnya mencuat tajam siap mengoyak sosok bertudung hitam yang berdiri didepan sana.
"Putri tabib Hera." Sosok itu berucap pelan. Dari cela tudung yang menutupi wajahnya Nora bisa melihat ada seringai keji disana.
Nora tidak punya waktu untuk memikirkan alasan sosok itu mengenal ibunya saat ia harus segera menghindari kuku-kuku hitam yang mengincar lehernya.
Perempuan itu bergidik ngeri melihat pohon yang semula tumbuh subur dengan daun lebat kini mengering hanya dalam hitungan detik.
Luar biasa! Sosok didepannya bukanlah penyihir sembarangan.
Ya Dewa, sebenarnya dosa apa yang telah Nora lakukan hingga nyawanya selalu dalam bahaya. Baik dulu maupun sekarang, rasanya Nora terlalu akrab dengan kematian.
Masa bodohlah, yang jelas Nora harus melakukan sesuatu pada sosok misterius itu.
Nora memfokuskan kekuatannya hingga sebuah busur panah muncul dengan ajaib ditangan kirinya. Perempuan itu mengirim kode kepada Karberos yang membuat anjing besar itu langsung berari menerjang sosok misterius itu.
Karberos terus menyerang. Cakarnya beberapa kali hampir mengenai sosok misterius itu. Sampai akhirnya cahaya hitam menghantam Karberos, membuat sang anjing terpental dan berguling ditanah.
Nora tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia tarik busur panah ditangannya dan melepasnya saat sosok itu lengah. Satu anak panah dengan ujungnya yang berkilat tajam, melesat cepat kearah sosok misterius didepan sana.
Sosok itu menoleh dan tercekat melihat ujung anak panah yang terarah padanya.
Ia mengeluarkan tabir pelindung. Mencoba untuk menahan anak panah tersebut. Namun tabir pelindung itu tak bertahan lama. Hanya dalam beberapa detik tabir pelindung itu hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...