Dalam ruang gelap itu Rea merintih kesakitan. Seluruh tubuhnya dipenuhi luka. Bahkan darah tidak berhenti menetes dari hidungnya.
Rea merintih dalam tangis. Borgol dan rantai yang mengikat tangan dan kaki membuatnya hanya bisa pasrah ketika seorang penjaga melayangkan tendangan kearah perut.
"Dasar tidak tahu diri!" Rea tidak lagi memperdulikan hinaan itu. Rasa sakit disekujur tubuhnya jauh lebih menyiksa.
Tenggorokannya hampir putus saat dia terus berteriak menjelaskan bahwa dia tidak bersalah. Tidak mungkin dayang sepertinya memiliki niat buruk kepada Sang Ratu. Namun sekeras apapun dia mencoba tidak ada yang mendengarnya. Tidak ada yang mempercayai Rea.
Dimata mereka Rea adalah seorang penjahat. Perempuan bodoh yang mencoba mencelakai Ratu. Orang yang selayaknya dihukum mati.
Keheningan yang janggal membuat Rea mengangkat wajahnya. Disana berdiri Pangeran Carlos. Pakaian mewah lelaki itu sangat berbanding terbalik dengan kondisi tubuh Rea yang penuh luka. Anomali yang seharusnya tidak ada ditempat gelap ini.
Samar-samar Rea mendengar Pangeran Carlos memerintah para penjaga untuk pergi. Rea tidak tahu tujuan pria itu, tapi ketika ia merasakan cengkraman kuat didagunya, Rea sadar bahwa kehadiran Carlos hanya untuk menyakitinya.
"Sangat disayangkan wajah secantik ini harus dipenuhi luka."
Rea menatap mata pria itu lalu meringis sakit ketika Carlos menguatkan cengkramannya.
"Bicaralah! Aku tahu kau punya banyak pertanyaan untukku, Ah—" Carlos mengusap rambutnya kebelakang dengan tangannya yang lain. Dia tersenyum, menatap Rea dengan mata berkilat mengejek.
"Biar ku beritahu satu rahasia." Dia menunduk, mendekatkan wajahnya ketelinga Rea. "Akulah yang menyewa pembunuh bayaran itu."
Carlos menyeringai puas melihat wajah terkejut Rea. Mata perempuan itu bergetar kebingungan.
"Ke—kenapa Anda—" Rea bahkan tidak bisa menyelesaikan ucapannya. Ia sedikitpun tidak bisa mengerti. Lalu suara tawa Carlos semakin menambah kebingungan diwajahnya.
Pria itu melepas cengkramannya pada dagu Rea. Dia berdiri tegak menatap Rea dengan kondisinya yang mengenaskan.
"Kenapa aku melakukannya? Karena aku ingin." Carlos menunduk ketika seekor tikus berjalan mendekat kearah ujung sepatunya. Tikus hitam itu mendongak lalu berlari ketakutan saat Carlos berniat menginjaknya.
"Kalian hanya bidak catur yang perlu disingkirkan." Carlos merendahkan tubuhnya. Mensejajarkan pandangannya dengan Rea.
Saat Rea memberanikan diri untuk menatap mata Carlos, sesuatu yang menakutkan membuat wajah penuh darah Rea memucat. Tenggorokannya tercekat ketika melihat seluruh bagian mata Carlos menghitam. Urat-urat diwajah pria itu menoncol membuatnya terlihat sangat menakitkan.
"Kau tahu ini apa?" Carlos bertanya. Ia menggerakan lehernya yang kaku. Sensasi panas yang membakar kulit membuatnya semakin bersemangat.
"Ini sesuatu yang juga dimiliki oleh temanmu." Carlos mengusap pipi Rea dengan kuku hitam panjangnya. "Dan kematianmu akan membantu temanmu untuk menjadi sepertiku."
Carlos tertawa. Tawanya menggema didalam penjara bawah tanah. Membuat bulu kuduk Rea merinding sepenuhnya.
"A—apa yang akan An—anda lakukan?"
"Aku?" Carlos menunjuk dirinya sendiri. "Aku akan membuat temanku dikuasai oleh sihir hitam. Bukankah menyenangkan melihatnya membunuh orang-orang yang dia cintai dengan tangannya sendiri? Dan setelah itu aku akan berbaik hati untuk mengakhiri hidup perempuan itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...