"Kak." Refleks Nora mencoba untuk melepaskan perlukan Azriel saat merasakan panas yang menyengat dari tubuh pria itu.
Tato api suci berulah lagi. Rasa sakit yang ditimbulkannya semakin menjadi-jadi. Azriel sekuat tenaga menjaga ekspresi wajahnya agar tidak meringis kesakitan disaat seluruh tubuhnya terasa seperti dibakar api.
"Aku senang kau menemuiku," ucap Azriel setelah ia menjauhan wajahnya dari ceruk leher Nora.
"Apa ada sesuatu yang mengganggumu? Wajah Kakak jadi merah."
Azriel mengerjap kaget. Dia sontak berpaling dan menghindari tatapan Nora. Hal yang membuat perempuan itu dapat melihat keanehan pada tato yang menghiasi leher dan bahunya. Membuat Nora semakin menatapnya khawatir.
Azriel mengusap wajahnya dengan frustasi. Ketika ia merasa bisa lebih tenang Azriel baru berani membalas tatapan Nora.
"Aku tidak apa-apa," ucapnya sambil tersenyum.
Meski tidak yakin dengan jawaban yang Azriel berikan, Nora tetap berusaha untuk membalas senyum pria itu.
"Syukurlah kalau begitu, aku sangat lega mendengarnya."
"Tidak ada yang perlu kau khawatirkan karena Kakak jauh lebih kuat yang kamu pikirkan," jawab Azriel yang mengundang tawa geli dari Nora. Tawa pertama perempuan itu setelah semua kemalangan yang menimpanya.
"Aku akan datang lagi nanti." Nora beranjak turun dari atas ranjang. Setelah memastikan Azriel berbaring dengan nyaman, ia pun segera melangkah keluar dari dalam kamar.
Dipersimpangan koridor Nora tidak bisa lagi berpura-pura. Azriel memang tidak pernah mengatakannya, tapi Nora tahu jika pria itu tidak baik-baik saja.
Tato api suci miliknya ataupun milik Eliot tidak pernah bermasalah. Itu tak pernah membuat mereka kesakitan seperti yang Azriel Alami.
"Lagi-lagi aku mengacaukan segalanya." Nora tersenyum sendu. Menatap koridor istana yang sepi dengan tatapan hampa.
Sembari menelan rasa bersalah, Nora terus melangkah melewati koridor istana yang menuju kearah kediamannya. Istana milik putri mahkota masih seindah yang Nora ingat. Bahkan kolam ikan dengan air mancur ditengahnya terlihat lebih indah dari biasanya.
Sudah berapa lama Nora meninggalkan tempat ini? satu atau dua bulan, Nora bahkan tidak bisa mengingat dengan jelas. Kakinya terus melangkah menuju satu pintu yang berada dibelakang istana putri mahkota.
Nora menarik nafas dalam-dalam sebelum membuka pintu itu dengan pelan. Berusaha tidak mengganggu tidur seekor anjing besar yang dikelilingi oleh lima anak anjing berbulu putih.
Salah satu diantara anak anjing itu mendongak dan menatap Nora dengan mata polosnya. Gonggongan kecilnya membangunkan ibu dan saudara-saudaranya, seolah memang itulah tujuannya. Memberi tahu jika sang majikan telah kembali setelah sekian bulan pergi.
Nora berjongkok didepan mereka. Air matanya menetes ketika sang induk anjing mendekatinya.
"Maafkan aku. Aku tidak bisa menjaga Karberos dengan baik." Nora memeluk pasangan Karberos. Menangis terisak ketika anjing betina itu mengangkat kedua kakinya untuk balas memeluk Nora. Anak-anak anjing disekitarnya ikut mengerubungi Nora. Mereka menyalak riang seperti ingin memberitahu Nora untuk berhenti bersedih.
"Tumbuhlah dengan baik. Aku yakin kalian akan segagah ayah kalian." Nora mengusap satu persatu kepala anak anjing itu.
Kini setelah melihat segala sesuatunya dengan kepala jernih, Nora mulai menyadari bahwa banyak sekali yang perlu dibenahi. Dimulai dari dirinya sendiri. Dia tidak ingin lagi tindakan yang ia lakukan merugikan pihak lain, terutama mereka yang Nora sayangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...