Tubuh Nora memantul pelan ketika Eros membalikan posisi mereka. Berganti memenjarakan perempuan itu dibawah belenggu kedua lengannya.
Eros menunduk, mengawasi Nora yang masih mencoba untuk menormalkan deru nafasnya. Mengagumi pemandangan indah saat dada ranum perempuan itu membusung setiap kali Nora menarik nafas. Menggoda Eros untuk segera mendekat, mewujudkan bayangan liar yang sejak tadi memenuhi kepala.
Dia tidak sabar untuk segera meraihnya. Melingkupi puncak keras itu dengan mulut. Memainkannya dengan lidah sampai perempuan dibawahnya kembali mendesah. Dan semua keinginan itu terjawab saat Nora mengelus rahangnya.
Meraba dan merasakan setiap lekuk otot dilengan kekar Eros. Keras dan Nora menjadi semakin tidak sabar untuk mengelus seluruh bagian tubuh pria itu.
"Miliki aku," bisik Nora sambil memeluk leher Eros. Suaranya lirih, terdengar tidak berdaya namun justru seperti sebuah undangan berbahaya yang membuat Eros pada akhirnya menyerah. Sejak awal dia memang tidak ingin melepas Nora.
Apa yang Nora minta maka itulah yang akan dia dapatkan. Eros mulai menciumnya. Lidahnya menjelajah mengobrak-abrik mulut Nora. Menyesap segala rasa didalam sana. Satu ciuman tidak cukup, satu sentuhan tidak akan membuatnya puas. Eros terus menyiksa Nora dengan seluruh gairah yang membakar mereka.
Nora mengerang saat lidah pria itu membelai puncak dadanya. Bermain dengan tangan yang tidak berhenti meremas, merasakan betapa panas dan lembutnya keindahan itu. Eros mengecupnya, menghisapnya dan meninggalkan tanda kepemilikan.
Eros terus berkelana semakin ke bawah dan tubuh Nora bergetar oleh gairah. Rasa panas yang menyiksa kini terganti oleh sesuatu yang membuat Nora begitu mendambakan sentuhan. Dia ingin dipenuhi dan dimiliki. Maka saat Nora merasakan mulut Eros diantara kakinya, ia membukanya lebih lebar. Memberi akses kepada Eros untuk berkenalan dengan miliknya yang basah.
Jari-jari Nora mencengkram rambut Eros. Menggerakkan kepala pria itu untuk memenuhi dahaganya.
Eros mengabulkan keinginannya. Lidah pria itu membelai miliknya, bergerak keatas-bawah lalu menyusup kedalam cela sempit disana.
Nora mengerang semakin keras. Dia merasakan gelombang dahsyat sebentar lagi akan menerjang. Dan ketika dia benar-benar datang, Nora segera mengunci Eros dengan kakinya, menahan pria itu agar tidak pergi dan terus melakukan tugasnya.
Punggung perempuan itu melengkung, membuat dada ranumnya membusung indah. Butuh waktu beberapa detik hingga Nora kembali terbaring lemas. Matanya terpejam dengan rasa lelah seolah seluruh tenaga didalam tubuhnya terkuras bersama klimaksnya.
Dari bawah sana Eros mengamati. Mengagumi setiap reaksi Nora akan sentuhannya. Eros sekali lagi mengecup milik perempuan itu sebelum bangkit untuk melepas kemeja dan celana yang ia pakai.
Disetiap aktivitasnya, Eros tidak sekalipun membiarkan Nora lepas dari pandangannya. Tepat ketika perempuan itu akan terlelap, Eros sudah melepas seluruh kain yang menempel ditubuhnya.
Pria itu kembali naik keatas ranjang. Merangkak mendekati Nora dan berhenti diatasnya.
"Oh tidak Sayang, kita belum selesai," bisik Eros yang kembali meraup bibir Nora. Menciumnya lebih liar dari sebelumnya.
Satu tangan pria itu meraba turun. Singgah sebentar didada Nora hanya untuk menghadiahkan satu remasan sebelum kembali turun untuk bertemu lagi dengan milik Nora yang basah.
"Ahh..."
Nora mendesah saat jari besar Eros menusup masuk kedalam sana. Bergerak pelan menikmati remasan Nora yang mengagumkan. Eros menambah satu jari dan mulai memaju mundurkannya dengan cepat. Menciptakan erangan Nora yang memenuhi kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROYAL CHEATING
RomanceNora terjebak. Desa tempatnya bermalam diserang oleh sekelompok prajurit dari kerajaan seberang. Alih-alih berlari menyelamatkan diri putri kerajaan Sandor ini justru berpura-pura menjadi wanita tunanetra dan dengan pasrah bergabung bersama tawanan...